Sejumlah wartawan foto bersama dengan Dandim Situbondo dan Pasi Intel Kodim Situbondo (FT/Heru)

SITUBONDO | duta.co – Untuk semakin mempererat hubungan silaturrahmi yang selama ini sudah terjalin dengan baik, Komandan Kodim 0823 Situbondo, Letkol Inf. Neggy Kuntagina, S.I.P melaksanakan Coffee Morning bersama wartawan media cetak, TV, Radio dan media online, Jumat (1/4/2022).

Kegiatan yang bertempat di Aula Makodim 0823 Situbondo ini, diawali dengan sambutan Letkol Inf. Neggy Kuntagina yang menerangkan tentang Pancasali dan maknya serta menceritakan sekilas perjalanan karir militernya. “Seiring dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat dalam menggunakan sosial media. Banyak dari mereka memanfaatkan media sosial untuk menjalankan bisnis,” tutur Dandim Situbondo.

Berkembang pesatnya media sosial ini, sambung Dandim Neggy, berdampak baik bagi masyarakat namun disisi negatifnya media sosial kerap dimanfaatkan oleh pihak-pihak tertentu untuk menyebarkan ujaran kebencian, hasutan dengan sasaran kelas menengah terdidik terutama kaum remaja.

“Nah, untuk menangkal ujaran kebencian, hasutan dan hoax yang dilakukan orang-orang tak bertanggungjawab itu, maka peran wartawan sangat dibutuhkan untuk meluruskan perbuatan mereka share seputar informasi yang bermaterikan paham-paham intoleransi dan radikalisme,” tutur Dandim Situbondo.

Lebih lanjut, Dandim Situbondo mengatakan, banyak dari masyarakat yang kadang terhasut oleh adanya kabar hoax yang muncul dari sosmed yang belum tentu kebenaran dari kabar bisa dipertanggungjawabkan. “Tentunya kita harus mencegah semua itu dengan menerapkan nilai nilai Pancasila pada generasi generasi muda penerus bangsa dan masyarakat,” jelasnya.

Dandim 0823 Situbondo menyebutkan bahwa, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila saat ini sudah mulai luntur. Padahal, di dalam nilai-nilai Pancasila tersebut banyak mengandung makna yang cukup luas dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta beragama.

Pancasila merupakan dasar negara dan ideologi yang dianut oleh bangsa Indonesia. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dianggap merefleksikan kultur, nilai, dan kepercayaan masyarakat Indonesia. Pancasila hadir sebagai pemersatu pandangan hidup warga Indonesia yang bertujuan untuk menjaga dinamika yang ada di dalam masyarakat.

Dalam Sila ke Satu, kata Dandim Situbondo yang berbunyi, Ketuhanan Yang Maha Esa, bermakna Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. Hormat menghormati dan bekerja sama antarpemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai agama dan kepecayaannya dan tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan tertentu kepada orang lain.

Didalam butir sila ke dua, sambung Dandim Situbondo, yang berbunyi Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab mengajari masyarakat untuk mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia warga negara, saling mencintai sesama, mengembangkan sikap tenggang rasa, tidak semena-mena terhadap orang lain, menjungjung tinggi nilai kemanusiaan, gemar melakukan kegiatan kemanusiaan, berani membela kebenaran dan keadilan.

Selanjutnya, kata Dandim Neggy, penerapan nilai nilai Pancasila pada sila ke tiga yang berbunyi Persatuan Indonesia agar masyarakat selalu menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan golongan, rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara, cinta tanah air dan bangsa dan memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.

Lebih lanjut, Neggy Kuntagina menjelaskan tentang isi nilai nilai Pancasila. Pada sila Empat yang berbunyi Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan, masyarakat harus mau mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat, tidak memaksakan kehendak kepada orang lain, mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama, musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan, dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah, musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai hati nurani yang luhur dan keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.

Didalam butir Pancasila ke lima yang berbunyi Keadilah Sosial Bagi Seluruyuh Rakyat Indonesi, kata Dandim, seluruh masyarakat Indonesia harus mau Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong royong, bersikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban, menghormati hak-hak orang lain, suka memberi pertolongan kepada orang lain, menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain, tidak bersikap boros, tidak bergaya hidup mewah, tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum, suka bekerja keras, menghargai karya orang lain dan bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.

Media, kata Dandim Situbondo, bisa membangun opini publik yang baik, akurat dan berimbang. Misalnya, memberitakan tentang pengamalan butir-butir Pancasila. Sebab, di era digitalisasi ini, banyak masyarakat yang tidak mau mengamalan butir-butir Pancasila bahkan cenderung lupa dengan pengamalan Pancasila. Padahal, pengamalan Pancasila merupakan warisan leluhur Bangsa Indonesia. (her)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry