PERANGI NARKOBA: Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mewakili LPOI bersama Ketua BNN Budi Waseso menyatakan perang melawan narkoba.|DUTA/HUDA SABILY

BNN-LPOI Nyatakan Perang Melawan Narkoba

PERANGI NARKOBA: Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mewakili LPOI bersama Ketua BNN Budi Waseso menyatakan perang melawan narkoba.|DUTA/HUDA SABILY

JAKARTA-Lemahnya kontrol dari pemerintah atas bebasnya wisatawan asing keluar-masuk ke Indonesia melalui visa wisata, dinilai menjadi penyebab utama masuknya narkoba jaringan internasional ke Indonesia. bahkan, saat ini Indonesia telah menjadi lading surga para pengedar narkoba internasional.

“Inilah kelemahan kita tidak ada kontroling terhadap mereka (tenaga asing) yang memanfaatkan visa wisata,” ujar Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Budi Waseso, saat menjadi narasumber pada deklarasi perang narkoba di hotel Bidakara, Jakarta, Kamis (22/12).

Deklarasi perang melawan narkoba untuk menyelamatkan negara Republik Indonesia dilakukan oleh Lembaga Persahabatan Ormas Islam (LPOI). Di antaranya, Nahdlatul Ulama (NU), Persis, Al-Irsyad al-Islamiyah, al-Ittihadiyah, Matlaul Anwar, Ar-Rabithah al-Alawiyah, al-Washliyah,  Az-Zikra, Syarikat Islam Indonesia, Persatuan Islam Tionghoa Indonesia (PITI), IKADI, Perti, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII).

Dalam kesempatan tersebut, pria yang akrab disapa Buwas ini mengatakan, persoalan visa wisata menjadi masalah saat ini, bukan saja orang dari negara China saja, tapi juga dari negara-negara Eropa yang memanfaatkan visa wisata, baik menjadi pengedar narkoba maupun tenaga kerja asing (TKA).

Menurut mantan Kabareskrim Mabes Polri ini, Negara China menjadi negara terbesar pemasok narkoba jenis Sabu ke Indonesia. “Jadi, saat ini negara China menjadi supplier terbesar Sabu ke Indonesia,” ujarnya.

Meski demikian, BNN terus berupaya melakukan pencegahan dengan cara melakukan negosiasi antarkedua negara. Namun, yang didapatkan dari hasil negosiasi tersebut sungguh di luar dugaan, yakni negara China tidak bisa di intervensi oleh negara lain, termasuk Indonesia karena bagi China kesejahteraan penduduk adalah yang utama.

“Ternyata mereka (negara China) menekankan rakyatnya untuk terus melakukan pekerjaan yang produktif, kecuali kejahatan,” ungkapnya.

Sedangkan narkoba merupakan hasil pekerjaan penduduk China dari home industri, dan 60 persen tidak terawasi, karena tujuan mereka adalah dagang obat. Dan salah satunya bahan impornya dari Indonesia. “Nah, bahan dari Indonesia ini, mereka olah menjadi Sabu, dan kembali di pasok ke Indonesia,” ujarnya.

Akan tetapi, kata Buwas, BNN tidak putus asa, terus menjalin kerjasama dengan China dalam hal masalah informasi (intelejen) untuk mendapatkan informasi. “Makanya, masalah narkoba ini sangatlah serius, karena bukan saja dari negara China akan tetapi dari negara lain yang semuanya masuk ke Indonesia,” ujarnya.

Buwas meminta para tokoh, ulama dan masyarakat untuk membantu menyelesaikan masalah peredaran narkoba di Indonesia. “Kita harus memprotek semua, BNN tidak mampu bekerja sendiri untuk mengatasi dan mencegah masuknya narkoba, BNN butuh tokoh ulama dan masyarakat,” pungkasnya.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj mengakui, bahwa Indonesia sudah menjadi darurat narkoba. Makanya harus ada undang-undang narkoba untuk tegas menghukum pengedar atau bandar narkoba seberat-beratnya.

“Tentu ini sangat memperihatinkan kita semua, makanya kami yang tergabung dalam LPOI mensosialisasikan dan mengawasi melalui jamaah kita untuk ikut menyelesaikan dan menjaga generasi bangsa dari dampak bahaya narkoba,” ujarnya. * hud

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry