SURABAYA | duta.co – Tensi politik terus meninggi. Ini membuat sejumlah ulama ketar-ketir. Pro-kontra kecurangan Pilpres 2019, bukan tidak mungkin melahirkan benturan fisik di akar rumput alias umat.

Maka, dalam rangka memperingati Nuzulul Quran 1440 H, Pengurus Masjid (Kuno) Ampel, Surabaya menggelar dzikir dan doa demi keutuhan bangsa. Para ulama akan ‘menangis’ di depan Allah swt, memohon keselamatan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).

“Kami prihatin menyaksikan dinamika politik yang kian liar. Pemilu 2019 seharusnya melahirkan pemimpin amanah, pro-rakyat, kenyataannya justru tampak ‘kelam’. Mengerikan,” demikian disampaikan H Agus Priyono, salah seorang pengurus Masjid Ampel Surabaya kepada duta.co Selasa (14/5/2019).

Menurut Agus, bangsa ini harus mampu keluar dari ancaman perpecahan. Sebab saat ini, semakin banyak daftar negara yang babak belur karena politik perebuatan kekuasaan. Negara-negara Timur Tengah menjadi contoh nyata.

H Agus Priyono (kiri) dan KH Abdullah Muchith. (FT/IST)

Selain itu, lanjutnya, adanya faktor eksternal yang tidak ingin menyaksikan Indonesia aman. Mereka ini ingin mengeruk keuntungan, baik bisnis maupun politik di Indonesia. Sementara, faktanya, bangsa ini semakin lemah menghadapi mereka.

“Karenanya, guna menyelamatkan Indonesia sekaligus menghindari benturan antarumat, kami ajak ribuan jamaah Masjid Ampel untuk memohon kepada Allah swt, agar bangsa ini selamat, terhindar dari perpecahan,” jelasnya.

Dzikir dan doa akan dilaksanakan malam Nuzulul Quran, Selasa (21/5/2019) bertepatan malam 17 Ramadan, tempatnya di Masjid Ampel Surabaya. Rencananya, hadir KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) pengasuh PP Tebuireng, KH Abdullah Muchith, salah satu pendiri Ikatan Persaudaraan Imam Masjid (IPIM) Indonesia.

“Insya-Allah taushiyah akan disampaikan Gus Qoyyum (KH Abdul Qoyyum Mansur) dari Lasem, Jawa Tengah. Kami berharap jamaah mendapat pencerahan, betapa pentingnya merajut keutuhan bangsa ini,” jelas H Agus yang sehari-harinya dikenal sebagai pengusaha konstruksi ini. (mky)