
Dosen Fakultas Kedokteran (FK)
PADA 2025 ini Hari Kusta Sedunia jatuh pada Minggu tanggal 26 Januari, dengan tema Unite, Act, Eliminate, Bersatu, Bertindak, Berantas Kusta. Saat ini Indonesia masih merupakan negara dengan urutan ketiga jumlah penderita terbanyak di dunia setelah India dan Brasil dan eliminasi kusta di dunia ditargetkan tercapai pada 2030.
Berbagai upaya pencegahan perlu dilakukan agar program tersebut berhasil dan jumlah kasus kusta bisa kurang dari 1 per 10.000 penduduk.
Kusta merupakan penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae yang bila tidak ditangani dapat menyebabkan kerusakan saraf, kulit, anggota gerak serta kerusakan mata.
Bakteri Mycobacterium leprae berkembang biak secara perlahan dan beberapa faktor risiko memengaruhi timbulnya penyakit kusta diantaranya adalah kontak serumah dengan penderita kusta yang belum diobati, kondisi kebersihan dan pengetahuan/ pendidikan yang kurang, kondisi sosio-ekonomi rendah dan juga faktor kekurangan nutrisi.
Di antara berbagai faktor tersebut, faktor nutrisi terkadang terabaikan padahal relatif bisa dilakukan dengan cara pemilihan makanan yang tepat untuk konsumsi sehari-hari. Faktor nutrisi yang kurang baik tentunya sangat berdampak pada daya tahan tubuh sehingga seseorang lebih rentan terkena penyakit infeksi.
Pada suatu penelitian didapatkan hasil bahwa orang dengan status gizi kurang, berisiko hampir 5 kali lipat untuk terkena penyakit kusta dibanding dengan orang yang status gizinya baik/ normal.
Faktor nutrisi dipenuhi dengan konsumsi makronutrien/ zat gizi makro yang seimbang seperti karbohidrat, protein dan lemak yang sesuai kebutuhan tubuh dan juga mikronutrien/ zat gizi mikro.
Beberapa zat gizi mikro yang disarankan ahli karena dapat memengaruhi respons imun adalah vitamin A, D, E, C, seng, selenium, magnesium, dan zat besi. Berikut penjelasan lebih detail.
1. Vitamin A
Vitamin A berperan melindungi jaringan kulit dan mukosa di mulut, lambung, usus, dan sistem pernapasan. Sumber vitamin A terdapat pada makanan seperti hati, kuning telur, ubi jalar orange, wortel, bayam, kangkung, tomat, dan pepaya.
2. Vitamin D
Vitamin D adalah vitamin yang larut dalam lemak dan memiliki efek antimikroba. Oleh sebab itu vitamin D membantu mengendalikan infeksi, dan mencegah peradangan. Sumber vitamin D terdapat pada makanan seperti ikan, kacang-kacangan, susu terfortifikasi, telur dan jamur. Paparan sinar matahari juga membantu tubuh mendapatkan vitamin D.
3. Vitamin E
Vitamin E bertindak sebagai antioksidan dan membersihkan radikal bebas berlebih, sumber makanan dengan kandungan gizi ini seperti telur, alpukat, biji bunga matahari, kacang-kacangan seperti almond dan pistachio.
4. Vitamin C
Berikutnya ada vitamin C yang merupakan antioksidan yang membantu tubuh lebih cepat sembuh dari berbagai penyakit. Selain itu vitamin C juga berfungsi dalam merangsang fungsi antibodi dan mendukung fungsi sel tubuh. Vitamin C juga membantu penyerapan zat besi dan inaktivasi radikal bebas. Makanan dengan sumber vitamin C antara lain jeruk, jeruk nipis, anggur, lemon, dan tomat.
5. Seng dan Selenium
Berikutnya ada seng dan selenium, berperan dalam pembentukan DNA, pertumbuhan sel, membangun protein, menyembuhkan jaringan yang rusak. Tak hanya itu saja, seng dan selenium pun berfungsi mengurangi stres oksidatif. Makanan dengan kandungan seng dan selenium antara lain biji gandum utuh, polong-polongan, kacang kedelai, biji chia, biji semangka, kacang-kacangan, kenari, dan telur.
6. Magnesium
Magnesium membantu fungsi saraf, otot dan juga berperan dalam kekebalan tubuh dengan meningkatkan imunoglobulin. Sumber magnesium di antaranya kacang-kacangan, polong-polongan, sayuran berdaun hijau, almond, kacang mete, biji labu, dan biji chia.
7. Zat besi
Komponen dari hemoglobin dan myoglobin yang berperan penting dalam transfer oksigen. Sumber zat besi di antaranya hati, makanan laut, dan daging tanpa lemak.
Dengan memperhatikan berbagai aspek pencegahan termasuk faktor nutrisi, diharapkan eliminasi kusta di tingkat global segera dapat terwujud. *