
Danny Irawan Sp.PD – Dosen Fakultas Kedokteran
PERNAHKAH Anda merasa sering lapar dan haus meskipun sudah makan?, ataupun mengeluh sering kencing lebih dari biasanya? Waspadai segera, mungkin Anda mengidap diabetes melitus atau kencing manis.
Diabetes melitus mungkin sudah familiar ditelinga kita bahkan sering diremehkan saat belum terjadi komplikasi. Namun faktanya, diabetes merupakan penyakit tidak menular dengan angka kecacatan dan kematian yang tinggi didunia.
Saat ini, lebih dari 500 juta orang penderita diabetes, yang diperkirakan terus meningkat hingga lebih dari dua kali lipat dalam 30 tahun kedepan, beresiko mengalami komplikasi diabetes jika tidak disadari sejak dini. Indonesia bahkan menjadi negara keempat dengan kasus diabetes melitus tertinggi didunia.
Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa
Mirisnya, lebih dari 60% pengidap diabetes di Indonesia bahkan tidak menyadari telah mengidap diabetes dan datang untuk berobat dalam kondisi sudah komplikasi. Oleh karena itu, sangat penting dalam meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai deteksi awal hingga pencegahan dini diabetes melitus dimulai dari diri sendiri.
Pada hari diabetes melitus sedunia yang jatuh pada tanggal 14 November ini sekaligus menjadi momentum untuk saling mengingatkan dan tidak ragu untuk memeriksakan diri mulai dari diri sendiri dan orang terdekat kita. Hari diabetes sedunia tahun ini mengangkat tema “access to diabetes care” dengan slogan “Know Your Risk, Know Your Response”, dengan tema nasional adalah “Deteksi Dini, Segera Atasi, Cegah Komplikasi”.
Sebanyak 96% seluruh kasus diabetes melitus merupakan kelompok diabetes melitus tipe 2 yang sangat erat hubungannya dengan pola hidup tidak sehat. Diabetes melitus tipe 2 diketahui berhubungan dengan obesitas, dislipidemia, darah tinggi, kurangnya aktifitas fisik, serta kebiasaan makanan yang buruk berkontribusi terhadap resistensi insulin sebagai awal mula penyakit diabetes melitus.
Diabetes seringkali dicirikan dengan gejala klasik 3P yaitu polidipsi (sering merasa haus), polifagi (sering merasa lapar), poliuri (sering buang air kecil). Penyakit diabetes juga dapat disertai dengan penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas.
Gejala diabetes lebih lanjut seringkali disertai dengan keluhan penyakit lain yang dicirikan seperti luka yang sulit sembuh, mudah lelah, sering mengantuk, gejala kesemutan, gangguan pengelihatan, gangguan ginjal, dan gangguan jantung.
Kesadaran diri yang tinggi dan identifikasi dini penyakit diabetes melitus sangat penting untuk memodifkasi dan mengurangi faktor resiko komplikasi akibat diabetes melitus.
Untuk mendiagnosis penyakit diabetes maka diperlukan pemeriksaan gula darah yang dapat dilakukan diberbagai fasilitas kesehatan yang tersedia. Skrining diabetes melitus dapat dimulai sesegera mungkin bahkan sejak usia 30 tahun terutama apabila terdapat riwayat keluarga dengan penyakit diabetes (first degree relative).
Pasien dengan aktifitas fisik kurang, memiliki riwayat melahirkan dengan diabetes atau diabetes melitus gestasional, darah tinggi, gangguan kolesterol darah, memiliki riwayat sindroma polikistik ovarium, dan obesitas juga dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mandiri untuk menghindari resiko diabetes yang tidak diinginkan. Umumnya pemeriksaan skrining dilakukan menggunakan pemeriksaan tes gula darah puasa dan tes toleransi glukosa oral (TTGO).
Pasien dengan pemeriksaan skrining negative namun memiliki faktor resiko tinggi dapat melakukan pemeriksaan skrining rutin minimal 1 tahun sekali, sedangkan bagi pasien berusia diatas 45 tahun tanpa faktor resiko dapat melakukan pemeriksaan setiap 3 tahun atau lebih cepat.
Karena itu, pada hari diabetes melitus sedunia yang diperingati tiap 14 November, dapat menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman mengenai pentingnya deteksi dini dan memahami faktor resiko penyakit diabetes. Ada beberapa tips bagi saudara sekalian untuk mencegah resiko diabetes melitus bagi penderita diabetes maupun bagi keluarga lain yang belum menderita diabetes:
- Yakinlah bahwa diabetes melitus dapat dicegah, lakukan aksi sekarang juga
- Perbaiki kebiasaan makan. Biasakan mengkonsumsi makanan sehat dan bergizi yang disesuaikan dengan aktifitas fisik harian
- Perbanyak aktifitas fisik rutin. Dianjurkan melakukan aktifitas teratur 3-5 kali perminggu dengan durasi 30-60 menit dan jenis latihan aerobik (enduran)
- Lakukan pemeriksaan skrining rutin apabila ditemukan gejala-gejala diabetes melitus
- Bagi penderita diabetes melitus untuk tetap mengkonsumsi obat-obatan sesuai anjuran dokter, serta kontrol rutin agar dapat terus dipantau perkembangannya.
- Bagi penderita diabetes perlu dilakukan penyesuaian makanan yang dapat dikategorikan menurut prinsip 3J, yaitu jumlah, jadwal dan jenis makanan. *