Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso memberikan makanan tambahan pada salah satu orang tua secara simbolis. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Masa pandemi, dikhawatirkan juga meningkatkan jumlah penderita stunting terutama di kota besar seperti Surabaya. Karena itu, segala upaya dilakukan Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kesehatan setempat.

Dinas Kesehatan pun menggandeng pihak lain agar bisa memberikan edukasi kepada masyarakat sehingga angka stunting tidak lagi meningkat. Salah satunya dengan menggandeng Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga.

Ada tiga kecamatan di Kota Surabaya yang menjadi sasaran FK Unair dan Dinkes Surabaya untuk pencegahan stunting ini. Yakni Kecamatan Mojo, Tanah Kali Kedinding dan Morokrembangan.

Pengabdian masyarakat ini diberi tajuk “Pencegahan dan Penanggulangan Stunting dengan Pendekatan dan Pembinaan Mulai 1000 Hari Pertama Kehidupan” itu menyasar 30 ibu hamil serta ibu dengan balita stunting. 15 kader puskesmas juga turut dilibatkan.

Peserta diberikan edukasi mengenai pentingnya pemenuhan gizi selama 1000 hari kehidupan, yakni sejak semasa dalam kandungan hinga usia dua tahun. Ini penting untuk mencegah anak-anak mengalami stunting. Di mana mereka sebagai ujung tombak masa depan bangsa.

Dekan Fakultas Kedokteran Unair, Prof Dr dr Budi Santoso, SpOG(K) mengatakan, edukasi ini dilakukan serempak oleh semua institusi kesehatan di Surabaya bekerjasama dengan Dinkes Surabaya dengan harapan prevalensi balita stunting di Indonesia,yang saat ini di angka sekitar 26 hingga 27 persen dan di Surabaya di angka 8,92 persen itu bisa ditekan.

“Indonesia menempati urutan ketiga sebagai negara dengan angka stunting tertinggi di dunia. Karenanya mari PR kita bersama –sama, mari ya pemerintah, dunia pendidikan dan masyarakat, siapaun untuk berkomitmen. Kita turunkan angka stunting untuk generasi ke depan yang pandai, kuat dan sehat,” terangmya.

Dalam kegiatan ini, FK Unair menurunkan beberapa ahlinya seperti Prof dr Irwanto, SpA(K) yang memaparkan tentang deteksi dini stunting dengan Buku KIA. Juga ada Dr dr Eighty Mardiyan Kurniawati, SpOG(K) yang mengedukasi tentang pencegahan stunting sejak masa kehamilan.

Dr Kartika Sri Rejeki MKes dari Dinas Kesehatan Surabaya menambahkan kegiatan ini diharapkan bisa menekan angka stunting di beberapa daerah di Surabaya.

“1000 hari pertama ini sangat penting karenanya perlu digenjot agar pemenuhan nutrisinya tepat. Kami berterima kasih kepada FK Unair karena kegiatan ini membantu kami sekali. Terutama kepada ibu-ibu kader mendapatkan ilmu serta pendampingan dari FK Unair,” ujarnya.

Apa yang dilakukan Dinkes Surabaya dan FK Unair ini mendapatkan apresiasi dari para ibu dan kader yang hadir. Musyarofah (30), salah satu warga yang ada di kawasan Gubeng Surabaya mengaku senang diberikan edukasi oleh para dokter ahli di bidangnya.

Dia mengaku bisa melakukan konsultasi gratis dengan dokter anak dan dokter kandungan tentang pentingnya menjaga asupan gizi anak dan gizi selama kehamilan. “Senang, bisa tanya-tanya ke dokter langsung. Biasanya kan harus bayar,” kata Mus, panggilan akrabnya. ril/end