SURABAYA | duta.co – Kajian Tafsir Al Mishbah Metro TV, Senin (4/6/2018) pagi, yang membedah Surat Ghofir (40) ayat 23-29 menarik dicermati. Prof Dr Quraish Shihab, Direktur Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) dipandu (host) Hilbram Dunar dan bintang tamu Ajeng Suseno mengupas masalah penting, terkait memilih pemimpin.

Diawali dari ayat 23 yang berbunyi walaqod arsalna musa bi-ayatina wa-sulthonim-mubin (Dan sungguh, Kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat-ayat Kami dan keterangan yang nyata). Prof Quraish Shihab menjelaskan betapa Musa kewalahan menghadapi tiga serangkai jahat, penguasa yang dholim (Firaun), politikus yang busuk (Haman) dan konglomerat yang rakus (Qarun). Ketiganya ini diabadikan oleh Allah swt dalam Alquran.

Dari sini, Prof Quraish menyitir sebuah hadits Nabi Muhammad saw, bagaimana cara memilih pemimpin yang benar, karena pilihan itu kelak dipertanggungjawabkan di depan Allah swt. Penjelasan ini disampaikan murni alasan agama, tanpa pamrih politik.

“Ada sebuah hadits yang sangat jelas, bahwa, barang siapa memilih pemimpin, dan dia tahu ada calon pemimpin yang lebih baik, tetapi dia tidak pilih, maka, sungguh dia berkhianat kepada Allah swt dan Rasul-Nya,” demikian disampaikan Quraish Shihab.

Atau, kalau tidak kebaikannya yang menjadi pertimbangan, boleh dengan keburukannya. “Carilah yang sedikit keburukannya dibanding yang lain. Karena kalau dia pembohong, maka, pengikutnya akan mendapat risiko dari kebohongannya. Kalau pemimpin yang dipilih ternyata salah, maka, kesalahan itu bersumber dari dia (yang memilih). Sehingga dari seluruh kebohongannya, dia (pemilih) ikut menanggung risikonya, yang mengangkat ikut bertanggungjawab,” jelasnya.

Sambung dengan Halaqah Kiai

Hadits di atas juga menjadi rujukan para kiai yang mendukung Khofifah-Emil dalam Pilgub Jatim 2018. Ratusan kiai yang menggelar halaqah di PP Amanatul Ummah, Pacet, Mojokerto menukil hadits riwayat Imam Baihaqy dan Imam Hakim tersebut dari kitab Albujairimi Alal Khotib jilid 4 hal 318.

“Tidak bisa dipungkiri, bahwa, pasangan Khofifah-Emil lebih baik dari yang lain. Dari Cagubnya sudah jelas, apalagi calon wakil gubernur. Pak Emil Dardak jauh lebih baik dari pesaingnya. Dari pertimbangan ini, para kiai menghukumi wajib memenangkan pasangan Khofifah-Emil. Kalau tidak, berarti kita berkhianat kepada Allah swt dan Rasul-Nya. Ini hadits Kanjeng Nabi,” jelas Pengasuh Ponpes Amanatul Ummah, KH Asep Saifuddin Chalim kepada wartawan.

Terkait fatwa wajib para kiai ini, juru bicara Khofifah-Emil, KH Zahrul Azhar alias Gus Hans menjelaskan, bahwa, kajian hukum wajib itu menjadi domain para kiai. “Sebagai santri tidak dalam ranahnya mengomentari keputusan kiai, seyogyanya yang muda muda tidak berpendapat dan menafsirkan sendiri atas fatwa kiai sepuh,” jelasnya kepada duta.co.

Soal memilih, tambahnya, itu menjadi hak personal. “Fatwa itu boleh diikuti oleh yang setuju dan tidak wajib diikuti bagi yang tidak setuju , its very simple. Bukan dijadikan bahasan, apalagi bagi kita yang masih mengaku muda,” ujarnya.

Masih menurut Gus Hans, rakyat Jawa Timur sudah bisa membedakan mana yang layak dipilih. Karena perbedaan itu sudah tampak jelas alias cetho welo-welo. “Kalau kita ingin melihat Jawa Timur maju baik ekonominya, pendidikannya maupun budaya, rakyatnya sejahtera dan beradab, ya pilih Khofifah-Emil. Ini keyakinan saya,” tambahnya. (mky)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry