PEDAS : Operasi pasar digelar TPID Kota Kediri (Nanang Priyo/duta.co)

Kediri, Cuaca ekstrem berdampak kemarau berkepanjangan dijadikan alasan beberapa pedagang di Pasar Induk Buah dan Sayur Pare, atas meroketnya harga cabai rawit. Dalam dua minggu ini, telah menembus harga Rp. 65ribu / kilo. Namun dimungkinkan, terus melonjak dan kecil kemungkinan terjadi panen raya karena hasil panenan tidak sesuai harapan.

Harga terus bisa berubah dan cenderung naik ini, dibenarkan Asih, salah satu pedagang di Pasar Induk, menginggat stok cabai lokal makin menipis. “Ini cabai kiriman dari daerah Bromo atau Probolinggo,” ungkapnya. Bila sebelumnya harga cabai kisaran Rp. 45ribu, namun seiring waktu tingginya permintaan ternyata tidak sebanding pasokan dari petani lokal.

Seolah bagaikan primadona di pasar, keberadaan cabai kini menjadi rebutan sejumlah pedagang bila terdapat kiriman datang dari luar kota. Bahkan, sejumlah pedagang pun terpaksa membeli kepada pedagang lainnya, demi memenuhi kebutuhan konsumennya. “Saya ambil dari penjual lain karena tidak pernah kebagian. Begitu kiriman datang, pasti langsung berebut yang membeli,” terang Yudi

Atas kenaikan ini, menjadikan kaum emak-emak tak bisa berbuat banyak selain berharap kebijakan dilakukan pemerintah daerah. Seperti halnya di Kota Kediri, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) langsung menggelar operasi pasar pada tiga lokasi. Kawasan Taman Sekartaji, depan Taman Makam Pahlawan dan di area Lapangan Gajah Mada Kecamatan Pesantren. Satu kilo cabai dijual dengan harga Rp. 48 ribu/kilo.

“Kami berharap lahan pertanian dijaga bukan terus dijadikan perumahan. Pemerintah harusnya hadir dan memberikan solusi, seperti saat harga cabai sepedas harganya. Bila ada musim kemarau seperti ini, belum lagi gangguan hama, terus kita yang didapur suruh masak pakai apa,” ucap Sunarmi, warga Desa Banyu Anyar Kecamatan Gurah ditemui usai keluar dari Pasar Gurah. (and/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry