Gus Yasien saat berada di lokasi sebelum kericuhan. (FT/MKY)

SURABAYA | duta.co – Pengurus Harian PPKN (Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah), Tjetjep Mohammad Yasien, SH, MM memberikan acungan jempol kepada para alumni GP Ansor dalam menghadapi kebrutalan yuniornya. Peristiwa anarkhis itu, seperti sedang menunjukkan kepada publik, inilah jati diri mereka.

“Terus terang, saya salut dengan kesabaran para senior atau alumni GP Ansor. Mereka tidak melakukan perlawanan sama sekali. Justru kita ditunjukkan, dan sekaligus menyaksikan sendiri dengan kasat mata, betapa anarkhisme sudah menjadi bagian cara menyelesaikan masalah. Ini benar-benar ironi,” tegas Gus Yasien kepada duta.co, Sabtu (18/6/22).

Menurut alumni PP Tebuireng ini, sebenarnya dirinya sudah melihat tanda-tanda kebrutalan tersebut dari  narasi pro-kontra sebelumnya. Ini setelah membaca isi protes atas kemunculan IKA Ansor. “Dari sebutan illegal sampai ancaman pembubaran. Tetapi, awalnya, saya tidak yakin, mereka sebrutal itu. Tetapi, setelah menyaksikan sendiri, saya hanya bisa ‘ngelus dada’. Di sini CA (Cak Anam) berhasil membuka tabir buruk komunikasi organisasi. Sekarang mau apa? Ini faktanya,” tegas pengacara senior ini.

Masih menurut Gus Yasien, sebagai santri, memang tidak masuk akal menyaksikan kebrutalan itu. Sepertinya tidak percaya, kalau itu dilakukan anak-anak Banser. Tetapi, mencermati protret buruk politik di negeri ini, maka, hal itu menjadi wajar terjadi. “Saya kira ini juga dampak dari liberalisasi politik. Orang sudah sangat pragmatis. Politik menjadi tumpuan perut, urusan hidup-mati. Kita sudah melupakan Tuhan, lupa terhadap Allah swt.” tegasnya.

Sebagai kader NU yang malang-melintang di organisasi, Gus Yasien mengaku malu dengan Ormas lain. “Terus terang, saya malu. Tetapi, masalahnya: Bisa atau tidak (kebrutalan) ini menjadi entry point  (titik masuk) dalam berbenah. Semua terserah mereka? Sekarang mau apa? Tetapi, ini faktanya,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry