BEDAH BUKU: Bambang Widjojanto (dua dari kiri) saat menjadi pembicara dalam bedah buku "Berkelahi Melawan Korupsi" di Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Surabaya, Rabu (3/5) kemarin.[DUTA/FATHIS SUUD]

 


BEDAH BUKU: Bambang Widjojanto (dua dari kiri) saat menjadi pembicara dalam bedah buku “Berkelahi Melawan Korupsi” di Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Surabaya, Rabu (3/5) kemarin.[DUTA/FATHIS SUUD]
SURABAYA – Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Pemilu (KPK) periode 2012-2015, Bambang Widjojanto mengatakan bahwa sampai saat upaya untuk menghancurkan institusi KPK terus dilakukan dengan berbagai cara baik disadari atau tidak oleh ketua serta semua anggota KPK termasuk rakyat Indonesia.

Menurut Bambang yang pernah memimpin Yayasan Lembaga dan pendiri Kontras (Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan) bersama almarhum Munir ini menyebut ada lima klasifikasi upaya-upaya penghancuran KPK.

“Ada lima upaya yang selalu dilakukan dan didekonstruksi terus menerus untuk menghancurkan KPK, itu harus disadari untuk menjaga terjaganya keutuhan KPK,” tegas Bambang usai menjadi pembicara di Bedah Buku yang ditulisnya berjudul “Berkelahi Melawan Korupsi” di Kampus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Surabaya, Rabu (3/5).

Pertama, kata Bambang berkaitan dengan kebijakan atau kewenangan KPK yang dikonstruksi secara terus menerus. Kedua, berkaitan dengan politik anggaran. Ketiga, upaya penghancuran KPK melalui yudicial review. Keempat, lebih sadis dan kejam, yakni upaya penghancuran KPK juga dilakukan dengan tindak kekerasan dan kriminalitas seperti yang menimpa penyidik KPK Novel Baswedan.

“Tindak kekerasan yang menimpa Novel Baswedan itu juga bagian upaya untuk menghancurkan KPK, dengan cara melakukan kekerasan,” tegas BW panggilan Bambang Widjajanto.

Ia menyebut, ada upaya sistematis yang mendelegitimasi upaya-upaya pelemahan KPK. Karena itu Bambang menyarankan teman-teman dan semua yang ada di KPK harus punya cara melakukan mitigasi untuk memetakan potensi-potensi ancaman yang kemungkinan muncul.

“Yang kelima itu tidak disadari banyak orang, yaitu upaya sistematis yang mendelegitimasi kredibiltas KPK,” ungkap Bambang.

Ditanya pengalaman selama aktif di KPK, Bambang mengaku banyak tantangan dan kemungkinan yang selalu muncul dan harus dihadapi. “Namanya upaya pemberantasan korupsi pasti ada feedback, pasti ada koruptor hideback, itu harus disadari dari awal. Teman-teman di KPK harus punya sistem untuk memitigasi kemungkinan resiko-resiko yang akan muncul dan upaya-upaya penghancuran KPK,” jelasnya.

Sementara soal buku yang ditulisnya, Bambang menyatakan itu sebagai bagian upaya cerdas termasuk bagi generasi muda dan mahasiswa untuk memitigasi dan mengenali korupsi. “Buku ini bisa jadi salah satu referensi untuk mengetahui berbagai cara intimidatif dan upaya-upaya cerdas untuk menangani dan melawan korupsi,” tegasnya.

Ratusan mahasiswa yang hadir menyimak paparan BW tentang korupsi, yang disampaikan secara runtut dan  diselingi dengan tayangan slide gambar sejarah pemberantasan korupsi di Indonesia. Diakhir acara, mahasiswa yang membeli buku BW berkesempatan mendapat tanda tangan dan berfoto bersama BW.ud

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry