M Busyro Muqoddas Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum-HAM dan LHKP

GRESIK | duta.co – Standar kriteria keberhasilan pendidikan Perguruan Muhammadiyah adalah apabila telah terjadi perubahan kebijakan tata kelola kekuasaan yang pro-rakyat sebagai pengamalan misi profetik keilmuan yang berpilar liberasi-humanisasi-transendensi.
“Perguruan Tinggi sebagai komunitas ilmuwan memiliki ciri dan watak rasional independen dalam berfikir (academic freedom), kritis-dialogis, profesional dan berintegritas (amanah). Keunggulan kualitas bangsa kita dapat diukur dari apakah cita-cita kemerdekaan yaitu keadilan sosial yang dirahmati Tuhan Yang Maha Esa Allah SWT semakin mendekati atau menjauh dari jiwa rumusan Pembukaan UUD 1945,” jelas M Busyro Muqoddas Ketua PP Muhammadiyah Bidang Hukum-HAM dan LHKP, yang disampaikan dalam Wisuda Sarjana Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG), Kamis (15/2).
Indikasinya lanjut, Busyro apakah 72 tahun kemerdekaan dengan tujuh kali pergantian presiden dan MPRS/MPR/DPR menyusul DPD, cita-cita kemerdekaan untuk mewujudkan keadilan sosial yang bernafas ke-Tuhanan Yang Maha Esa yang ditegakkan melalui demokrasi berkeadaban tergusur oleh praktik demokrasi liberal transaksional.
Juga papar Busyro, apakah kebohongan publik apalagi korupsi sebagai penyakit dan musuh utama bangsa telah mewujud menjadikan birokrasi negara yang kleptokratif yang ditandai dengan dinamika penjarahan perekonomian  negara. Dimana kekuasan pusat hingga daerah banyak ditentukan oleh kekuatan oligarkhi politik bersama oligarkhi bisnis.
“Kalau kita lihat semua sektor kekayaan negara dengan status konstitusional sebagai hak rakyat yang berdaulat, telah semakin salah urus dan kini bukan lagi rakyat yang berdaulat secara ekonomi,” ujarnya.
Disinilah, menurut Busyro, sebagai warga kampus Muhammadiyah yang berwatak tajdid dengan tradisi ijtihad, sebagian peta masalah itu diperlukan untuk perenungan arah pengembangan ilmu ke depan yang memiliki karakter kenabian bagi upaya memperjuangkan kembali makna kemerdekaan negeri ini.
Dan Muhammadiyah sebagai salah satu unsur perintis dan pendiri negara Republik Indonesia memiliki modal budaya organisasi dalam usia 108 tahun. Usia yang ditandai dengan kedewasaan organisasi dan soliditas  gerakan dakwah, amar makruf nahi munkar yang berwatak mencerdaskan bangsa.
Gerakan pencerdasan dengan semangat egalitarian tersebar kini tersebar di 190 Perguruan Tinggi Muhammadiyah se Indonesia. Dan Busyro berharap UMG menjadi penggerak, mengingat masyarakat kampus sejatinya merupakan pewaris misi kenabian dengan kekuatan moralitas ilmunya secara sadar diarahkan untuk meneruskan misi kenabian itu. Apakah misi itu? Yaitu misi pendakian untuk “membebaskan budak dari  perbudakan” (Al-Qur’an: Al Balad, ayat: 12-13),” harapnya.
“Para pewaris Nabi adalah pilihan Tuhan dengan misi menuntun orang-orang miskin untuk menyadarkan penyebab  kemiskinannya itu dan memandunya berjuang untuk melawan mereka yang kaya dan menindas. Penindasan hakekatnya adalah penjajahan yang bertentangan dengan peri kemanusiaan dan peri keadilan (Ali Syari’ati: 2002  dan Pembukaan  UUD 1945),” tandasnya. rum

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry