Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Fattah Jasin melepas truk beras untuk OP didampingi Kepala Divre Bulog Jatim, Muhammad Hasyim (dua dari kanan) di Gudang Bulog Surabaya Utara di Buduran Sidoarjo, Selasa (4/9). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co –  Badan Urusan Logistik (Bulog) Divre Jawa Timur melepas 80,5 ton beras premium ke 25 pasar, Selasa (4/9).

Pelepasan ini dilakukan di 13 sub Divre Bulog seluruh Jatim dalam rangka Kegiatan Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga Beras Medium 2018 atas instruksi Menteri Perdagangan RI, Enggartiasto Lukito.

Pelepasan itu dilakukan di Kantor Bulog Surabara Utara di Buduran Sidoarjo.

Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan, Fattah Jasin dan Kepala Divre Bulog Jatim, Muhammad Hasyim melepas secara simbolis beberapa truk pengangkut beras medium ini.

Kepala Bulog Divre Jatim, Muhammad Hasyim mengatakan kegiatan ini sebenarnya rutin dilakukan ketika harga beras sudah melampaui harga eceran tertinggi (HET).

“Sama dengan operasi pasar yang biasa kita gelar,” ujar Hasyim.

Dikatakannya, harga beras medium sebenarnya banyak yang di bawah HET yakni Rp 9.450 per kilogram sesuai instruksi Menteri Perdagangan.

Namun ada di beberapa pasar yang harganya di atas Rp 10 ribu, salah satunya di Pasar Wonokromo Surabaya.

“Ini yang harus kita antisipasi, karena khawatirnya akan terus merembet. Apalagi, kita mengalami kemarau panjang di tahun ini yang dikhawatirkan akan berdampak pada hasil panen,” tambahnya.

Untuk OP ini, Bulog Jatim tidak membatasi jumlah beras. Diakui Hasyim, karena stok beras medium di gudang Bulog Jatim sangatlah cukup hingga beberapa bulan ke depan.

“Kita ada stok cukup. Sehingga berapapun permintaan pasar akan kita sediakan. Karenanya OP ini kita juga bekerjasama dengan rumah pangan kita (RPK) dan juga distributor-distributor,” jelasnya.

Untuk itu, Hasyim menegaskan para distributor dan pedagang yang ingin ikut menjual beras Bulog, akan ada keuntungan tersendiri.

Untuk pedagang yang mengambil sendiri beras di Bulog maka akan dikenakan harga Rp 8.100 per kilogram.

Sedangkan jika ingin diantar ke lapak pedagang, maka Bulog mengenakan harga Rp 8.300 per kilogram.

“HET-nya Rp 9.450 per kilogram. Berarti masih ada banyak keuntungan yang diperoleh pedagang,” tuturnya.

Sementara itu, Asisten 2 Bidang Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Jawa Timur, Fattah Jasin mengatakan Jatim sebenarnya tidak perlu khawatir kekurangan beras.

Karena dari tahun ke tahun Jatim selalu mengalami surplus beras.

Jatim tahun ini ada kelebihan 5,2 juta ton setara beras yang akan cukup untuk konsumsi masyarakat Jatim.

“Tapi masalahnya banyak pedagang yang menjual beras medium khususnya di atas HET,” ungkap pejabat yang sebentar lagi akan menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan ini.

Karenanya, untuk bisa memantau pergerakan harga beras, Fattah berharap Jawa Timur bisa memiliki Pasar Induk Beras seperti di Jakarta yang memiliki Pasar Induk Cipinang.

“Harusnya Pasar Beras Bendul Merisi itu difungsikan. Agar bisa menjadi acuan para pedagang beras,” tuturnya. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry