JAKARTA | duta.co – KH Zuhri Yaqub, Ketua Harian Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari, DKI Jakarta yang berada di Daan Mogot, Jakarta Barat, merasa plong karena banyak umat Islam berkunjung ke lokasi masjid yang dibangun dengan anggaran Rp 164 miliar itu.
Menariknya, pengunjung banyak yang ingin membuktikan kabar viral media sosial, bahwa desain utuh masjid tersebut – kalau diambil gambarnya dari atas — menyerupai salib. Pintunya juga dicurigai bernuansa salib. Bahkan ornamen yang menempel di joglo depan, dicurigai sebagai lambang Yahudi.
“Hari ini saya ketemu dengan banyak pengunjung Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari. Mereka menanyakan ihwal lambang-lambang salib dan ornamen kafir seperti yang beredar di medsos,” demikian disampaikan Kiai Zuhri Yaqub, Ketua Harian Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari , DKI Jakarta yang sampai di redaksi duta.co Senin (17/4/2017).
Dengan begitu, lanjut Kiai Zuhri, umat Islam bisa melihat langsung, tidak mudah dibohongi kabar medsos. “Saya jawab, Alhamdulillah Bapak-bapak datang langsung melihat fakta. Silahkan berkeliling dan tinjau semua lorong, ornamen dan bagian-bagian Masjid ini. Silahkan buktikan sendiri kebohongan info yang beredar,” tambah Kiai Zuhri.
Hasilnya? “Ya mereka semua kecewa, merasa kecele dengan info di medsos,” jelasnya.
Seperti diberitakan, belakangan media sosial ribut soal masjid tersebut. Mereka yang ribut seakan tak terima masjid ini diresmikan oleh Ahok. Masalahnya kemudian didramatisir dengan sejumlah isu, intinya peresmian masjid harus ditunda dulu.
Tak hanya itu, isu salib kemudian menggelinding. Banyak publik yang ‘termakan’. Tetapi tidak sedikit pula yang tidak percaya. Walhasil banyak umat Islam bertandang ke lokasi untuk melihat bukti.
Pengamat Kebijakan Publik dari Budgeting Metropolitan Watch (BMW), Amir Hamzah misalnya, termasuk yang percaya. Ia pernah mengatakan, bentuk fisik Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari telah menyimpang dari amanat Perda Nomor 2 Tahun 2012 tentang RPJMD Provinsi DKI tahun 2013-2017.
Amir pun meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) menunda peresmian. Padahal menurut agenda, Jokowi meresmikan masjid itu pada Minggu 16 April 2017, meski kenyataannya justru dimajukan, Sabtu (15/4/2017).
Menurut Amir, “Bentuk fisik Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari menyimpang dari Perda Nomor 2 Tahun 2012 yang mengharuskan pembangunan masjid raya di lima wilayah bernuansa Betawi serta mengedepankan unsur-unsur Betawi. Sedangkan Masjid Raya KH Hasyim Asy’ari melenceng. Apalagi kalau dilihat dari atas, lebih menyerupai salib,” kata Amir melalui siaran elektronik kepada media.
Karena bentuk fisiknya menyimpang, Amir mendorong agar dilakukan perbaikan lebih dahulu sebelum diresmikan Presiden Jokowi. Sebab, kata dia, apabila tidak dilakukan revisi, hal tersebut berpotensi menimbulkan masalah di kemudian hari.
Sejumlah netizen memang sempat heboh, mereka mengunggah beberapa gambar yang disebut penampakan Masjid Raya Jakarta, mulai dari pintu, bentuk bangunan sampai ornamen joglo.
Gambar masjid tertulis ‘Masjid Raya Daan Mogot’. Di bawahnya disebutkan beberapa poin di antaranya bentuk bangunan dan pintu yang dianggap menyerupai simbol salib.
Tidak semua pengguna medsos percaya, karena tidak sedikit pula yang menyebut para pemrotes itu lebay. Bentuk bangunan tidak bisa dicurigai sebagai salib, apalagi terkait Ahok, karena masjid ini dibangun jauh sebelum Ahok jadi gubernur. Pun soal pintu, dianggap berlebihan, termasuk ornamen joglo yang dipaksakan menyerupai bendera Yahudi.
“Kita kok tiba-tiba menjadi lebay. Apa karena tidak suka Ahok kemudian semua yang terkait Ahok selalu dikesankan kafir. Kalau tidak suka dengan kepemimpinan dia, ya sudah tidak perlu dicoblos gambarnya, dan tidak perlu menyebar kejelekan-kejelekan orang, bukankah Islam melarang semua itu,” tutur salah seorang pengguna medsos.
“Kalau mau dipaksakan salib, sepeda motor juga bisa berbentuk salib. Berhenti saja, gak usah pakai motor,” tulisnya. (hud,net)
