
SURABAYA | duta.co – Kepedulian akan perubahan iklim global mengubah banyak kerangka perusahaan dalam melihat persepsi kinerja. Tidak hanya memacu kinerja perseroan sebanyak mungkin, namun dalam 10 tahun terakhir gaung mengurangi emisi karbon kian kencang dan nyata. Perusahaan mulai menerapkan ESG (Environmental, Social, dan Governance) kerangka evaluasi kinerja perusahaan berdasarkan tiga aspek tersebut.
Menarik dibahas apa sebenarnya ESG dan apakah ada keharusan perusahaan menerapkan. Sebaiknya kita pahami dulu apa sebenarnya ESG. Ada yang mengatakan ESG adalah investasi, bukan beban biaya karena bisa dilakukan dengan efisien. Seluruh gagasan ESG bahwa perusahaan yang berkelanjutan menjalankan bisnis secara bertanggung jawab.
Secara sederhana ESG yakni standar atau pedoman perusahaan dalam menjalankan pembangunan berkelanjutan atau sustainable development. Fungsi ESG mengukur dampak atau menjadi parameter dalam pembangunan yang dilaksanakan perusahaan.
Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia menyoroti jumlah perusahaan di Indonesia yang semakin banyak mengadopsi nilai dan praktik ESG dalam menjalankan bisnis. ESG telah membawa paradigma baru dalam dunia bisnis modern. Pemahaman mendalam terhadap konsep ini tidak hanya menjadi keharusan, melainkan suatu keputusan strategis bagi perusahaan yang menginginkan pertumbuhan berkelanjutan
President Direktur Institute for Sustainability and Agility (ISA) dan Ketua ESG Task Force Kadin, Maria R, Nindita Radyati mengutip data Mandiri Institute pada 2023 menunjukkan 95% perusahaan di Indonesia mengadopsi ESG untuk meningkatkan nilai korporasi mereka.
“Kenapa perusahaan mengadopsi ESG? pertama karena corporate value. Perusahaan yang sudah go public di Indonesia, termasuk BUMN itu sudah sadar bahwa ESG harus menjadi bagian dari operasi harian mereka,” kata Maria dalam kegiatan Katadata Sustainability Action for The Future Economy (SAFE) 2024 di Jakarta, Rabu (7/8/2024) lalu.
Maria melihat, memang belum ada regulasi khusus mengenai ESG. Tapi hal itu bukan berarti perusahaan di dalam negeri tidak melakukan persiapan dalam mendukung target pengurangan emisi Indonesia.
“Bukan berarti juga tidak ada regulasi yang tidak related dengan ESG. (Sudah) ada banyak sekali dan sudah diterapkan,” ujarnya.
Sementara dalam studi Mandiri Institute 2023, 91% perusahaan yang disurvei mengungkapkan kontribusi pada lingkungan dan sosial menjadi salah satu alasan mengadopsi nilai ESG. 86% perusahaan mengaku mengadopsi ESG karena regulasi, dan 80% untuk reputasi. Sedangkan 70% perusahaan mengatakan nilai ESG penting untuk strategi bisnis, dan 44% untuk ekspansi pasar.
Penerapan ESG Jangan Hanya Jargon dan Pencitraan Perusahaan
Melihat data Kadin dan Mandiri Institute lebih dari 90 persen perusahaan di Indonesia sudah menerapkan ESG. Kabar yang menggembirakan, jadi bukti kepedulian perusahaan akan perubahan iklim yang terjadi harus diminimalisir bersama. Pertanyaannya apakah perusahaan yang menerapkan ESG sesuai prosedur atau masih sebatas jargon dengan berbagai kepentingan.
Eko Pamuji, M.I.Kom, dosen Ilmu Komunikasi Unesa dan Praktisi Media melihat ESG sebuah standar perusahaan yang terdiri dari tiga konsep atau criteria, Environmental (Lingkungan), Social (Sosial), dan Governance (Tata Kelola Perusahaan).
Dengan kata lain, perusahaan yang menerapkan prinsip ESG dalam praktik bisnis dan investasinya akan turut mengintegrasikan dan mengimplementasikan kebijakan perusahaannya sehingga selaras dengan keberlangsungan tiga elemen tersebut.
“Seringkali masih ada kerancuan antara CSR dan ESG, padahal keduanya berbeda. Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (CSR) mengacu pada strategi keberlanjutan yang digunakan perusahaan untuk memastikan bahwa perusahaan dijalankan secara etis dengan melibatkan dan membantu lingkungan sekitar,” jelasnya.
Sebaliknya, Lingkungan, Sosial, dan Tata Kelola (ESG) adalah kriteria yang digunakan untuk mengukur keberlanjutan perusahaan secara keseluruhan. Kriteria lingkungan akan menjadi konsiderasi utama perusahaan untuk melakukan performa finansial dan operasi yang tinggi namun bersifat berkelanjutan dan tidak merusak alam.
“Kriteria sosial akan berusaha untuk mendalami hubungan baik antara masyarakat luar dengan perusahaan, maupun antara pekerja, pemasok produk, pelanggan, komunitas, dan sebagainya. Kriteria tata kelola perusahaan membahas mengenai kapasitas dan legitimasi sebuah perusahaan, hubungan internal, kontrol internal, hak-hak investor, dan sebagainya.”
Eko Pamuji menambahkan penerapan ESG banyak keuntungan yang didapat perusahaan. Diantaranya bisa meningkatkan reputasi dan kepercayaan investor, mengurangi risiko lingkungan dan sosial, meningkatkan efisiensi operasional, mendorong inovasi dan pertumbuhan berkelanjutan dan memenuhi peraturan dan standar global.
“Manfaat lain dari penerapan ESG yakni bisa meningkatkan nilai perusahaan, mengurangi biaya operasional, meningkatkan kepuasan karyawan dan pelanggan, mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan dan mengurangi dampak lingkungan negatif.”
Bank Mandiri sendiri telah menunjukan komitmennya terkait ESG sejak Bank Mandiri menjadi bagian dari First Movers IKBI (Inisiatif Keuangan Berkelanjutan Indonesia) pada tahun 2018, penerapan RAKB (Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan), melakukan berbagai sustainability disclosure, membentuk ESG Group sejak tahun sebagai control tower implementasi ESG di Bank Mandiri. Juga berkomitmen mencapai Net Zero Emissions in Operation tahun 2030 dan Financing tahun 2060 atau lebih cepat. Hal ini memperlihatkan komitmen perseroan dalam bisnis dan operasional Bank Mandiri.
Berikut beberapa penerapan ESG oleh Bank Mandiri, target net zero emisi pada 2030 dengan baseline tahun 2019, menggunakan energi surya dan angin untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Mengimplementasikan sistem pengelolaan limbah yang efektif, mendukung kegiatan konservasi dan perlindungan lingkungan dan Mengembangkan layanan digital untuk mengurangi penggunaan kertas dan menghemat sumber daya.
Mendukung program pemberdayaan masyarakat melalui pendidikan, kesehatan dan ekonomi, meningkatkan kesetaraan gender dalam lingkungan kerja, menyediakan program kesejahteraan karyawan dan keluarga, mendukung kegiatan sosial dan filantropi dan mengembangkan program kerja sama dengan masyarakat lokal.
Dari segi tata kelola perusahaan, meningkatkan transparansi dan akuntabilitas, mengimplementasikan sistem pengelolaan risiko yang efektif, meningkatkan kesadaran dan komitmen terhadap etika bisnis, memastikan transparansi dan akuntabilitas dan mengungkapkan informasi keuangan dan non-keuangan secara transparan.
Dan apa yang telah dilakukan Bank Mandiri dalam menerapkan ESG bukan hanya jargon semata. Karenanya mendapatkan pengakuan dan sertifikasi diantaranya mendapatkan peringkat ESG “BB” dari MSCI, mendapatkan sertifikasi ISO 26000 untuk sistem manajemen tanggung jawab sosial dan menerima penghargaan sebagai perusahaan yang berkomitmen terhadap lingkungan.
Tidak hanya di dalam negeri, Bank Mandiri mantapkan komitmen ekonomi berkelanjutan pada COP 29 di Azerbaijan. Bank Mandiri sebagai agen perubahan dan pencipta nilai menegaskan komitmennya dalam mendukung agenda perubahan iklim global, melalui inovasi di sektor finansial khususnya pembiayaan berkelanjutan. Sebab, dengan kekayaan alam yang melimpah, Indonesia memiliki potensi besar untuk berkontribusi secara signifikan dalam mengurangi emisi karbon dunia.
Dalam Konferensi Perubahan Iklim PBB (COP) ke-29 di Baku, Azerbaijan pada sesi “CEO Climate Talks: Unlocking Innovative Climate Financing” di Paviliun Indonesia, Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi menyampaikan posisi Indonesia menjaga keseimbangan karbon sangat krusial. Menurutnya, peran untuk mencapai visi tersebut dapat dimaksimalkan melalui kolaborasi berbagai pemangku kepentingan dan penerapan strategi pembiayaan yang inovatif.
“Bank Mandiri berkomitmen untuk memimpin dalam inovasi pembiayaan berkelanjutan, memanfaatkan kekuatan sumber daya alam Indonesia sebagai aset strategis dalam upaya global menjaga stabilitas iklim,” ungkap Darmawan di Baku, Azerbaijan, Senin (11/11).
Lebih lanjut Darmawan menjelaskan, merujuk data Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations, Indonesia memiliki tiga faktor penting terkait posisi tersebut. Antara lain memiliki lahan gambut terluas di dunia, menjadi negara dengan keanekaragaman hayati terbanyak, hingga memiliki hutan tropis ketiga terluas di dunia. “Indonesia bisa memimpin agenda perubahan iklim bila memanfaatkan potensi natural based solution (NBS),” imbuhnya.
Darmawan menilai pentingnya pembenahan pada tiga aspek utama untuk membentuk ekosistem berkelanjutan di Indonesia. Antara lain, keterbatasan pengetahuan terkait praktik bisnis berkelanjutan, akses terhadap teknologi yang merata di seluruh industri, dan kesenjangan pembiayaan untuk memperbesar skala proyek berkelanjutan.
Di sisi lain, Bank Mandiri juga memiliki dua fokus utama dalam penyaluran pembiayaan berkelanjutan ini. Pertama, menjalankan peran sebagai ESG Advisor bagi nasabah dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Kedua, memberikan pembiayaan untuk berbagai proyek berbasis iklim.
“Mimpi besar kami menjadi Sustainability Champion, melalui praktik bisnis yang impact-driven, memperoleh competitive advantage dalam aspek keberlanjutan, mengadopsi global best practice, dan menciptakan model bisnis yang tangguh terhadap perubahan iklim, dengan tujuan untuk mendukung tujuan NZE Indonesia pada tahun 2060 atau lebih cepat”, ujar Darmawan.
Bank Mandiri telah merealisasikan pembiayaan berkelanjutan yang mendukung upaya pengurangan emisi di berbagai sektor prioritas dalam Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC). Pada September 2024, portofolio berkelanjutan Bank Mandiri telah mencapai Rp 285 triliun atau tumbuh sebesar 12,8% secara tahunan. Pertumbuhan ini dikontribusikan oleh portofolio sosial sebesar Rp 143 triliun atau tumbuh sebesar 9,4% dan portofolio hijau sebesar Rp 142 triliun atau tumbuh sebesar 16,4%. Hal ini menjadikan Bank Mandiri sebagai Green Portofolio Market leader dengan pangsa pasar di atas 35%.
“Kami mengajak para pemangku kepentingan, mitra, dan komunitas global untuk bekerja bersama kami, sebagai your prefered financial partner. Dengan demikian, kita dapat memperbesar dampak positif, mempercepat penurunan emisi, dan mendukung masa depan yang memprioritaskan pertumbuhan ekonomi dan menjaga keseimbangan lingkungan. Hal ini menegaskan pentingnya peran Indonesia dalam Global Carbon Balance,” jelas Darmawan.
Bank Mandiri Hadirkan Inovasi Digital Adaptif dan Solutif
Merayakan usia ke-26, Bank Mandiri meluncurkan berbagai fitur dan layanan digital terbaru untuk menghadirkan kemudahan, kenyamanan, dan pengalaman perbankan yang lebih personal. Mengusung tema “Adaptif dan Solutif”, Bank Mandiri terus berkomitmen menawarkan solusi finansial inovatif yang sesuai dengan kebutuhan nasabah di era digital yang berkembang pesat.
Digitalisasi di berbagai sektor sangat disukai generasi Millenial. Pengalaman anak saya yang berusia 17 tahun sudah bisa bikin KTP dan SIM kusarankan buka rekening dengan mendatangi Kantor Bank Mandiri terdekat dari rumah yakni di Kecamatan Wiyung. Meski dengan berat hati akhirnya datang dan ketika tiba di kantor cabang disambut satpam yang ramah mengatakan bahwa perihal pembukaan rekening baru bisa dilakukan online di aplikasi Livin‘ by Mandiri dengan berbagai kemudahan dan lebih murah biayanya dibandingkan dengan buka rekening di cabang.
“Benarkan yah, memang lebih simple dan cepat buka rekening via online,” kata Naufal Ahmad Kamil dengan menggerutu.
Dan tanpa dikomando dibukalah rekening baru dengan sistim digital via aplikasi Livin’ By Mandiri. Tujuan buka rekening agar lebih memudahkan transfer untuk keperluan sehari-hari sebagaimana yang dilakukan kakaknya sebelumnya yang kini kuliah di UM Malang. Dari aplikasi Livin’ By Mandiri semuanya ada dan lengkap. Sebagai super app, Livin’ by Mandiri menghadirkan banyak fitur yang dibutuhkan nasabah, tidak hanya untuk simpanan, melainkan juga investasi dan pembayaran lainnya.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi mengatakan, salah satu inovasi utama yang diperkenalkan adalah pembaruan tampilan atau user interface pada aplikasi Livin’ by Mandiri. Aplikasi andalan perseroan ini, hadir dengan desain yang lebih modern dan intuitif, serta memanfaatkan teknologi machine learning untuk memberikan layanan yang lebih personal.
Selain itu, melalui pemanfaatan analisis data perilaku transaksi nasabah, aplikasi ini mampu merekomendasikan fitur-fitur serta promo yang sesuai dengan kebiasaan dan preferensi masing-masing pengguna. Bukan cuma itu, nasabah juga dapat menyesuaikan tampilan halaman utama aplikasi agar lebih sesuai dengan kebutuhan nasabah sehari-hari.
“Inovasi ini merupakan langkah kami untuk menjadikan Livin’ by Mandiri sebagai Beyond Super App, yang memungkinkan nasabah untuk merasakan pengalaman perbankan yang lebih mudah, cepat, dan personal,” ujar Darmawan di Jakarta, Sabtu (5/10).
Bukan tanpa sebab, sejak diluncurkan pada Oktober 2021 lalu Livin’ by Mandiri telah menunjukkan pertumbuhan yang mengesankan. Tercatat, hingga Agustus 2024, pengguna aplikasi Livin’ by Mandiri menembus angka 27 juta pengguna, naik 33% secara Year on Year (YoY). Dari jumlah tersebut, total nilai transaksi Livin’ by Mandiri telah mencapai Rp2.589 triliun dengan volume transaksi sebesar 2,4 miliar transaksi.
Selain peningkatan pada tampilan aplikasi, Bank Mandiri juga memperkenalkan fitur baru yang semakin memudahkan nasabah untuk mengelola keuangan, lewat Livin’ Investasi Saham. Fitur teranyar ini memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi jual beli saham langsung melalui aplikasi Livin’, tanpa perlu berpindah ke platform lain.
Lebih dari dua dekade melayani negeri, Bank Mandiri tidak hanya berfokus pada layanan finansial, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi lingkungan dan masyarakat luas. Salah satu wujud dari komitmen ini adalah peluncuran Livin’ Planet, sebuah inisiatif terbaru yang kini terintegrasi dalam aplikasi Sukha, memberikan akses kepada nasabah untuk mendukung gaya hidup yang lebih berkelanjutan serta berkontribusi dalam pelestarian lingkungan.
Darmawan menjelaskan bahwa inovasi ini dirancang untuk melibatkan peran nasabah dalam transisi menuju ekonomi rendah karbon. Melalui Livin’ Planet, nasabah dapat menghitung jejak karbon yang dihasilkan dari aktivitas sehari-hari, seperti penggunaan kendaraan atau konsumsi energi.
Dengan kalkulator karbon yang terintegrasi dalam super app Livin’ by Mandiri, nasabah dapat secara mandiri mengukur dan memahami dampak aktivitas terhadap lingkungan. Selain itu, nasabah juga dapat berpartisipasi dalam program penanaman pohon sebagai upaya untuk menyeimbangkan emisi karbon pribadi.
Program ini tidak hanya berkontribusi pada penyerapan karbon yang signifikan, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi perekonomian masyarakat sekitar. Melalui aplikasi ini, nasabah dapat mengakses laporan yang memungkinkan memantau kontribusi dalam program pelestarian lingkungan tersebut, menjadikan keterlibatan nasabah lebih transparan.
Bank bersandi emiten BMRI ini menegaskan, komitmen ini merupakan bagian dari upaya Bank Mandiri membangun masa depan yang berkelanjutan. Per Juni 2024, Bank Mandiri mencatatkan portofolio berkelanjutan Rp 278 triliun, tumbuh 14,7% secara tahunan (YoY).
Pertumbuhan ini didorong portofolio hijau mencapai Rp 139 triliun, dengan peningkatan 20,4% YoY, menjadikan Bank Mandiri sebagai market leader dengan porsi sekitar 30%. Di sisi lain, portofolio sosial tercatat sebesar Rp 139 triliun, tumbuh 9,5% YoY, didorong oleh pertumbuhan kredit UMKM yang diperkuat oleh platform digital Livin’ Merchant, yang memberikan akses finansial kepada 2 juta UMKM dengan porsi 60% di wilayah non-urban.
Tidak berhenti disitu, Bank Mandiri dalam HUT ke-26 ini juga meluncurkan pembaruan besar pada layanan digital wholesale banking, Kopra by Mandiri, dengan tampilan yang lebih elegan. Pemanfaatan artificial intelligence di Kopra by Mandiri memberikan wawasan yang membantu nasabah dalam pengambilan keputusan finansial.
Langkah ini memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai pemimpin di pasar wholesale banking Indonesia dengan inovasi yang adaptif dan solutif. Adapun, pembaruan Kopra by Mandiri berfokus pada Cash Management, Trade Finance, dan Value Chain untuk memenuhi kebutuhan finansial nasabah domestik dan internasional.
“Salah satu bentuk inovasi pada Kopra by Mandiri yang memanfaatkan artificial intelligence adalah hadirnya fitur Cashflow Forecasting. Fitur ini memberikan kemudahan bagi nasabah untuk memantau dan mendapatkan wawasan finansial untuk mempersiapkan kebutuhan kas nasabah di masa depan dengan lebih akurat,” tambahnya.
Terapkan ESG, Kinerja Bank Mandiri Makin Moncer
Bank Mandiri terus konsisten menjalankan peran sebagai mitra strategis pemerintah lewat dukungan Program Makan Bergizi Gratis lewat penyaluran kredit ke sektor-sektor yang menjadi pendukung utama ekosistem pangan. Langkah ini mencerminkan komitmen Bank Mandiri sebagai perusahaan BUMN dalam mendukung ekonomi kerakyatan sekaligus mendorong pertumbuhan berkelanjutan di berbagai sektor.
Direktur Utama Bank Mandiri Darmawan Junaidi, menegaskan Bank Mandiri berperan aktif sebagai agen perubahan dengan menyediakan solusi perbankan yang komprehensif dan terintegrasi. “Dalam mendukung Program Makan Bergizi Gratis, Bank Mandiri tidak hanya memberikan pembiayaan, tetapi juga menghadirkan solusi inovatif bagi seluruh pelaku usaha di sepanjang rantai pasok pangan, mulai dari hulu hingga hilir,” ujar Darmawan dalam keterangan resminya, Jumat (5/12).
Terbukti, hingga September 2024, Bank Mandiri mencatat pertumbuhan signifikan dalam penyaluran kredit ke sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar 14% secara tahunan (year on year/yoy), dengan total mencapai Rp 128,6 triliun. Sementara itu, pembiayaan ke industri pengolahan pangan juga mengalami peningkatan 16,7% yoy mencapai Rp 63,8 triliun.
Selain menyalurkan pembiayaan, Bank Mandiri juga memberikan kemudahan akses bagi pelaku usaha melalui inovasi digital dan jaringan layanan yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Lewat kehadiran lebih dari 100 ribu Mandiri Agen, pelaku usaha kecil hingga menengah yang terlibat dalam ekosistem pangan kini dapat mengakses layanan perbankan dengan lebih mudah.
Di samping itu, Bank Mandiri juga menunjukkan kepeduliannya terhadap peningkatan kapasitas petani melalui program Tanggung Jawab Sosial Lingkungan (TJSL). Salah satu inisiatif unggulan adalah pembangunan Sentra Pengolahan Beras Terpadu (SPBT) di Kabupaten Jembrana, Bali, dengan kapasitas produksi sebesar 24 ton beras per hari.
Fasilitas ini diharapkan mampu meningkatkan efisiensi dan kesejahteraan petani lokal, sekaligus menciptakan rantai nilai yang lebih kompetitif. Sebelumnya, Bank Mandiri telah membangun SPBT serupa di Kabupaten Kebumen dan Pamarican, Kabupaten Ciamis, yang memberikan dampak positif signifikan kepada para petani.
“Pembangunan SPBT ini adalah wujud nyata dari upaya Bank Mandiri untuk memastikan para petani memiliki daya saing yang lebih tinggi. Langkah ini selaras dengan komitmen kami untuk ikut memberdayakan masyarakat dan menciptakan dampak positif yang berkelanjutan,” terang Darmawan.
Di sisi lain, Bank Mandiri terus menunjukkan komitmennya terhadap kesehatan masyarakat melalui program tanggung jawab sosial (TJSL) perusahaan. Sepanjang tahun 2024, lebih dari 1,1 juta paket sosial telah disalurkan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, sementara lebih dari 700 Posyandu didukung guna memperkuat layanan kesehatan ibu dan anak. Tak hanya itu, ribuan paket nutrisi juga dibagikan untuk membantu mencegah stunting dan meningkatkan gizi keluarga di berbagai daerah.
Melalui langkah-langkah strategis ini, Bank Mandiri terus memperkuat perannya sebagai agen pembangunan, khususnya dalam menciptakan ekosistem pangan berbasis ekonomi kerakyatan yang berdaya tahan dan berkelanjutan.
Sementara dari kinerja PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terus moncer. Hingga November 2024 laba perseroan sebesar Rp 45,07 triliun, naik 4,67% secara tahunan (YoY). Salah satu penopang laba bank Mandiri hingga November 2024 pendapatan bunga bersih yang naik hingga 5,23% YoY menjadi Rp 68,55 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya tumbuh 4,92% YoY.
Di sisi lain, beban pencadangan yang dicatatkan Bank Mandiri pada November 2024 tumbuh lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Oleh karenanya, pertumbuhan laba Bank Mandiri tampak tergerus. Per November 2024, beban pencadangan Bank Mandiri tercatat mengalami kenaikan hingga 22,62% YoY menjadi Rp 7,16 triliun. Sebagai perbandingan, pada Oktober 2024, beban pencadangan mereka baru tumbuh 17,51% YoY menjadi Rp 6,83 triliun.
Dari sisi fungsi intermediasinya, Bank Mandiri tetap tercatat mengalami pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan industri. Per November 2024, Bank Mandiri telah menyalurkan kredit hingga Rp 1.283,44 triliun atau naik 22,69% YoY.
Seperti diketahui, Bank Indonesia (BI) mencatat kredit perbankan per November 2024 tumbuh 10,79% YoY. Pertumbuhan tersebut pun melambat dari bulan sebelumnya yang tumbuh 10,92% YoY.
Sementara itu, Bank Mandiri berhasil mengumpulkan Dana Pihak Ketiga (DPK) senilai Rp 1.366 triliun. Di mana, dana murah tetap mendominasi dengan nilai mencapai Rp 1,086 triliun. Terakhir, total aset Bank Mandiri di November 2024 tercatat senilai Rp 1.850,52 triliun. Untuk perbandingan, pada November 2023, total aset yang dimiliki Bank Mandiri senilai Rp 1.628 triliun. Imam ghozali