Mayjen TNI Arif Rahman bersama ketua panitia secara simbolis menunjukkan trophy Piala Pangdam V Brawijaya di depan seluruh peserta Karate Forki Jawa Timur. DUTA/ANDI MULYA

SURABAYA | duta.co – Kejuaraan Karate Forki Jawa Timur memperebutkan Piala Pangdam V Brawijaya resmi digelar. Bertempat di Gor Hayam Wuruk, Jumat (4/5/2018), Mayjem TNI Arif Rahman memimpin langsung pembukaan yang dihadiri 42 kontingen daerah dan perguruan karate dengan jumlah 1.117 peserta baik perorangan maupun beregu.

Pangdam V Brawijaya dalam sambutannya meminta kepada seluruh peserta untuk menjaga sportifitas dan menghindari kesalahpahaman yang dapat merusak citra karate melalui sikap ksatria.

“Peserta wajib menghormati yang menang dan menerima kekalahan dengan jiwa besar. Itu semua adalah bentuk sportifitas dalam olahraga khususnya karate,” tegas Mayjen TNI Arif Rahman didepan seluruh peserta maupun undangan yang hadir.

Pangdam juga berharap melalui event kejuaraan ini bisa membentuk atlet karate yang mempunyai jiwa sportifitas tinggi dan prilaku yang dilandasi semangat patriotisme karena karate adalah pendidikan non formal yang mengantarkan generasi muda memiliki jiwa Bushido.

Menurutnya, kegiatan ini juga dalam rangka persiapan menghadapi Asian Games mendatang dimana Forki Jatim menyertakan 1 pelatih dan 2 orang atlit karate yang berdinas di Kodam V Brawijaya.

“Semakin sering event ini dilakukan akan semakin bagus bagi perkembangan perguruan karate baik secara kuantitas maupun kualitas. Momen tahunan ini semoga dimanfaatkan untuk menunjukkan diri sebagai atlet karate terbaik yang siap mengukir prestasi baik daerah, nasional, dan internasional,” ujarnya.

Ditempat yang sama, Ketua Forki Jawa Timur Mayjen TNI (Purn) I Made Sukadana sependapat dengan Pangdam V Brawijaya untuk berkomitmen mencetak atlet-atlet karate muda berbakat yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Selain itu, perbedaan pendapat yang terjadi ditubuh pengurua Forki di Jawa Timut diharapkan tidak menghalangi agenda kejuaraan yang sudah ditentukan pengurus demi tercapainya target mencetak generasi muda karate yang berbakat dan bisa bersaing dengan atlet-atlet karate dari negara lain.

“Setiap organisasi pasti ada permasalahan dimana kita bisa lihat secara umum ada dualisme kepemimpinan dan lain sebagainya. Ini tentu sangat merugikan atlet-atlet junior. Maka dari itu, baik dari perguruan karate maupun pengurus Forki untuk berpikir kedepan dalam memajukan karate dan mempunyai banyak prestasi yang bisa dibanggakan,” kata purnawirawan Mayjen yang pernah memimpin Kodam V Brawijaya.

Made Sukadana berpesan kepada seluruh pengurus daerah dan perguruan karate untuk tidak melibatkan atlet-atlet muda dalam konflik kepengurusan.

“Konflik internal harus dihilangkan dulu dan jangan libatkan atlet muda. Saat ini kita wajib meningkatkan pembinaan para atlet supaya bisa mengharumkan nama jawa timur di event-event nasional maupun internasional,” pungkasnya. (and)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry