Hinda Novianti, SST., M.Kes – Dosen Fakultas Keperawatan dan Kebidanan (FKK)

KABUPATEN Sidoarjo merupakan salah satu kabupaten di Jawa Timur yang memiliki prevalensi stunting cukup tinggi pada 2022 yaitu sebesar 16.1%. Prevalensi ini mengalami kenaikan apabila dibandingkan dengan tahun sebelumnya yaitu sebesar 14.8%.

Salah satu kecamatan di Sidoarjo yang menyumbangkan prevalensi tersebut adalah kecamatan Taman sebesar 13,2 %. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan di desa Wage yang terletak di Kecamatan Taman.

Desa Wage memiliki luas 207 ha dengan 3 pedukuhan dan memiliki penduduk sebesar 23.000, dikelilingi oleh lahan kering dan beberapa komplek perumahan. sehingga kebanyakan penduduknya memiliki mata pencarian di bidang perdagangan dengan produksi utama makanan-minuman, kerajinan, tas sopeso dan sabun home made.

Info Lebih Lengkap Buka Website Resmi Unusa

Di lingkungan Desa Wage ini masih banyak bayi dan balita yang mendapat makanan pendamping ASI instan, ada juga yang mendapat MP ASI rumahan buatan ibu namun dengan menu yang tidak seimbang dan monoton jarang berganti menu.

Akibatnya bayi balita kurang tertarik dan sulit untuk makan. Padahal didapatkan data dari penelitian tim bahwa bayi dan balita yang mendapatkan MP ASI rumahan buatan ibu lebih cepat proses perkembangan motorik nya disbanding bayi balita yang mendapat MP ASI instan yang banyak beredar di pasaran.

Di desa ini terdapat 102 ibu yang memiliki bayi dan balita serta kader kesehatan. Kenyataannya, masih banyak ibu dan kader kesehatan yang belum mengetahui cara pembuatan serta manfaat makanan pendamping ASI dari bahan pangan lokal, sehingga tim pengabdian masyarakat kami memberikan tanaman kelor dan ubi untuk dimanfaatkan sebagai bahan dasar dalam pembuatan makanan pendamping ASI.

Tanaman ini telah ditanam di lahan kosong desa Wage dan lingkungan rumah ibu-ibu yang memiliki bayi dan balita serta kader kesehatan. Terdapat 102 ibu yang memiliki bayi dan balita serta kader kesehatan telah diberikan tanaman kelor dan ubi. Sehingga mereka dapat dengan mudah memetik sendiri serta merawat dan mengelolanya sebagai bahan dasar makanan pendaming ASI dalam jangka waktu yang lama.

Dalam satu tahun ke depan tim pengabdian masyarakat kami akan secara rutin pendampingan perawatan tanaman, pengelolaan tanaman serta pengelolaan MP ASI berbahan dasar kelor dan ubi. Ibu-ibu dan kader setiap 2 minggu sekali melaporkan perkembangan pengelolaan tanaman tersebut melalui grup whatsaap. Harapannya jika tanaman berkembang pesat dapat pula diperjualbelikan di pasar atau luar desa Wage sehingga menjadi salah satu sumber pendapatan warga. *