Brigjen Polisi (Purn) Anton Tabah Digdoyo. (FT/RMOL)

JAKARTA | duta.co – Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) cocok jadi ‘kambing hitam’. Ini membuat kalimat tauhid yang, sesungguhnya menjadi pemersatu umat Islam dicurigai sebagai kekuatan anti Pancasila dan NKRI.

Brigjen Polisi (Purn) Anton Tabah Digdoyo, Wakil Ketua Komisi Hukum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat,  mengatakan, bahwa, rezim Presiden Joko Widodo tampak phobia dengan bendera bertuliskan kalimat tauhid.

“Padahal sebelum ada HTI, bendera dan simbol-simbol tauhid sudah ada dimana-mana. Sangat naif kaitkan bendera Rasulullah SAW dengan HTI dan lain-lain,” kata Anton Digdoyo dalam keterangannya kepada redaksi, Senin (5/11).

Rezim ini juga terkesan tidak percaya kepada birokrasinya sendiri yang kompeten yaitu Kemendagri, termasuk MUI yang tegas menyatakan bendera yang dibakar di Garut bukan bendera HTI, tapi bendera Nabi Muhammad SAW yang kini disebut bendera tauhid dan milik umat Islam se dunia.

Sebelumnya, Kementerian Dalam Negeri lewat Direktorat Jenderal Politik dan Pemerintahan Umum (Ditjen Polpum) dengan jelas dan tegas menyatakan bendera bertuliskan kalimat tauhid bukan bendera HTI.

Anton Digdoyo juga menyebutkan, umat Islam Indonesia sangat cinta NKRI, karena NKRI ini ada juga karena umat Islam. Maka umat Islam Indonesia tidak akan pernah mengganti bendera Merah Putih dengan bendera apapun.

“Adapun bendera tauhid tersebut hanya digunakan secara insidental di event-event tertentu sebagai wujud iman, akidah memuliakan bendera Rasulullah SAW,” ungkap Anton Digdoyo yang juga Anggota Dewan Pakar ICMI Pusat. (rus,rmol)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry