SIDOARJO | duta.co – Jumayah (70) nampak senang ketika ada yang membeli dagangannya. Jumayah adalah pedagang sayuran di Pasar Pekauman (Jetis) Sidoarjo.
Jumat (24/12/2021), lapaknya didatangi Bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Jawa Timur, Budi Hanoto dan Regional CEO BRI, Triswahju Herlina.
Jumayah yang sudah puluhan tahun berjualan sayur di pasar itu, melayani Budi Hanoto yang membeli 3 kilogram wortel dan Triswahju yang membeli 1 kg jeruk nipis.
Keduanya lalu sken barcode QRIS yang ada di lapak Jumayah. “Sudah ya bu, ini Rp 50 ribu, sudah masuk ke rekening BRI atas nama Jumayah,” kata Budi sambil menunjukkan ponselnya pada Jumayah. “Iya Pak, bukunya di rumah, nanti dicek anak saya,” kata Jumayah.
Jumayah mengaku, diberi buku tabungan BRI oleh petugas yang datang ke lapaknya. Tidak hanya dia, pedagang yang lain juga diberi. Tujuannya agar meminimalisir transaksi tunai. Apalagi di masa pandemi Covid-19. “Katanya Covid tidak boleh banyak pegang uang, bisa menular,” kata Jumayah.
BRI memang menjadikan Pasar Pekauman atau Jetis sebagai pasar SIAP (Sehat, Inovatif dan Aman Pakai) QRIS. Bersama Bank Indonesia Kantor Wilayah Jawa Timur dan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, Pasar Pekauman ditata agar bisa menjadi pasar yang lebih bersih dan disukai konsumen untuk berbelanja. Selain itu, Pasar Pekauman juga diminimalisir penggunaan uang cash (cashless).
Regional CEO BRI Surabaya, Triswahju Herlina asa 70 petak pedagang yang ditata sehingga menjadi lapak bersih. “Cukup ramai pasar ini. Ratusan pembeli datang setiap harinya. Ini bisa membangkitkan UMKM,” kata Herlina.
Dari para pedagang yang ada di pasar itu semuanya tergabung dalam aplikasi pasar.id yang dibuat BRI untuk menampung pedagang pasar agar bisa berjualan online. “Tidak ketemu langsung antara pembeli dan penjualnya. Nanti di bawah koordinator pasar. Pesanan langsung dikirim ke rumah masing-masing,” kata Herlina.
Dengan cara ini bisa mengurangi mobilitas, mengurangi keramaian dan pasar bisa jadi bersih. bupati Sidoarjo, Ahmad Muhdlor Ali menyambut baik apa yang dilakukan BRI. Diharapkan nantinya banyak pasar yang menjadi pasar SIAP QRIS di Sidoarjo. “Semoga ada banyak pasar lagi yang bisa mengikuti perkembangan teknologi. Digitalisasi tidak bisa dihindari namun kita harus beradaptasi agar tidak ketinggalan,” ujarnya.
Kepala Perwakilan BI Jatim, Budi Hanoto mengaku untuk masuk ke pasar tradisional butuh edukasi yang terus menerus. Karena tidak semua masyarakat pasar paham akan teknologi. “KIta tidak akan berhenti untuk terus mengedukasi warga, tidak hanya di pasar tapi di berbagai pusat ekonomi untuk memperluas QRIS,” tukas Budi. end