TANGGUH : Pelatihan SPAB bersama BPBD Kota Kediri (istimewa/duta.co)

KEDIRI|duta.co – Dalam dua minggu terakhir isu bencana bergulir baik lokal di sekitar Kota Kediri maupun lingkup nasional. Bencana longsor kemudian musibah puting beliung, menjadikan catatan khusus kemudian BPBD Kota Kediri kini menggelar program Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB). Dengan kegiatan ini diharapkan mampu memberikan edukasi dan ketrampilan saat menghadapi bencana.

Disampaikan Adi Sutrisno, Kasi Pencegahan dan Siap Siaga Bencana, BPBD Kota Kediri, dengan SPAB ini diharapkan minimal tenaga pendidik dan peserta didik memiliki pengetahuan agar tanggap terhadap kemungkinan terjadi bencana. Menurutnya, program sudah dimulai sejak tahun 2015. “Kami kemudian lakukan di SMA Negeri 7 kemudian kini sudah membentuk program ekstra kurikuler dengan nama SIGAPTA, Sigap dan Tanggap Bencana,” jelasnya, saat dikonfirmasi usai rapat di Dinas Kesehatan kemarin.

Program digagas BPBD ini kemudian berkembang dijenjang SMP dan SD, masing – masing diselenggarakan di SMP Negeri 1 Kota Kediri dan SD Negeri Banjaran 1 Kota Kediri. Adi berharap, satuan pendidikan ini bisa masuk ke dalam kurikulum, muatan lokal atau dalam bentuk esktra kurikuler. Untuk itu pada tahun ini, BPBD akan mengundang pembina OSIS jenjang SMP dan SMA seluruh Kota Kediri untuk mulai membentuk ekstra kurikuler siaga bencana.

“Jika kemudian terdapat kesulitan untuk membentuk ekstra kurikuler baru, bisa bergabung dengan Pramuka atau organisasi lainnya seperti PMR atau pecinta alam, untuk mensosialisasikan tanggap bencana di lingkungan sekolah,” terangnya. Bila kemudian program ini berjalan dengan baik, semua lembaga pendidikan bisa berpartisipasi dalam SPAB.

“Untuk sekolah formal dari tingkat PAUD sampai perguruan tinggi termasuk SLB. Kemudian sekolah non formal seperti kursus komputer atau perhotelan, termasuk penyelenggara kejar paket dan semua pendidikan luar sekolah yamg ada di Kota Kediri. Kita tidak tahu jika suatu saat terjadi bencana, semisal gempa bumi yang berkelanjutan, terjadi di Kediri. Maka satuan pendidikan aman bencana diperlukan di situasi kemungkinan terjadi bencana.” Jelas Adi Sutrisno. (fan/nng)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry