SURABAYA | duta.co  —   Seruan boikot kedai kopi Starbucks di Indonesia yang disuarakan oleh PP Muhammadiyah, harus menjadi moment membangkitkan petani kopi kita. Selama ini, petani kopi Indonesia digilas habis oleh kopi impor di antaranya dengan menjamurkan kedai kopi Starbucks di negara kita.

Menurut Ketua Pusat Studi KH Mas Mansur ( PuSMAS) UMSurabaya Sholihul Huda, MFil I, ini adalah langkah awal yang strategis untuk membangunkan kesadaran masyarakat Indonesia dalam hal menjaga kedaulatan pangan dan kemandirian serta mendorong kesejahteraan petani kopi lokal kita.

“Aksi boikot ini harus dibarengi dengan penguatan petani kopi kita. Sebab kualitas kopi dan kedai kopi lokal milik warga pribumi,  tidak kalah dengan kedai kopi luar negeri,” jelas Sholihul Huda kepada duta.co, Senin (3/7/2017).

Seperti diberitakan, Starbucks sudah mengemban misi menjijikkan, yakni mendukung perkawinan sejenis. Bahkan CEO Starbucks, Howard Mark Schultz, mempertegas dukunganya terhadap LGBT, pernikahan sejenis dengan kalimat yang vulgar. Dia mempersilakan pemilik saham yang tidak sejalan dengannya (mendukung LGBT) untuk hengkang dari Starbucks. Ujungnya, kini umat Islam dunia bergerak memboikotnya.

Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat Majelis Ulama Indonesia (MUI), Azrul Tanjung menganggap pernyataan CEO Starbucks, Howard Mark Schultz, offside. “Bisa dibayangkan, para investor saja dia tekan, apa lagi karyawan?” katanya melalui keterangan persnya.

Menurut Azrul Tanjung, pernyataan tersebut akan berdampak buruk pada keberadaan Starbucks di Indonesia. Sebab, Indonesia merupakan negara yang berketuhanan dan pancasilais yang mayoritas penduduknya membenci pelaku LGBT dan melarang atau melaknat pernikahan sejenis.

“Diperkuat lagi penduduk Indonesia mayoritas beragama Islam, tentu saja ini akan menjadi faktor utama bagi investor untuk berpikir ulang menanam uangnya ke Starbucks dan bisa jadi yang telah menginvestasikan uangnya akan menarik investasinya tersebut,” kata Azrul.

Azrul juga menyampaikan alasan atau faktor lain yang bisa membuat Starbucks bangkrut, terutama di Indonesia. Sebab, sasaran pasar Starbucks adalah mayoritas beragama Islam. Jika aksi boikot Starbucks tersebarluas ke seluruh Indonesia itu, berarti sasaran pasar tidak akan lagi mampir ke Starbucks. “Bisa dipastikan Starbucks akan bangkrut dan hengkang dari Indonesia,” kata Azrul.

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk selaku pemegang lisensi Starbucks di Indonesia, menegaskan bahwa pihaknya menjalankan bisnis secara independent. Pihaknya juga akan menghargai hukum dan budaya yang berlaku di Indonesia.

“Pada dasarnya kami selalu mengikuti hukum dan peraturan yang berlaku di Indonesia, serta mengargai pertimbangan budaya lokal. Sebagai informasi bahwa kami adalah perusahaan Indonesia yang mengoperasikan lisensi gerai Starbucks di Indonesia secara independent,” kata Direktur MAP Boga Adiperkasa Fetty Kwartati.

PP Muhammadiyah secara resmi sudah angkat bicara. Menurut Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas, Schultz sudah melewati batas. Dia bahkan mencurigai bahwa Schultz juga akan mengancam seluruh karyawan Starbucks untuk ikut mendukung pernikahan sejenis. “Kalau pemegang saham saja bisa dia ancam apalagi karyawan di bawah dia,” tuturnya.

Di sisi lain, ada yang curiga bahwa, semua ini hanyalah cara Starbucks untuk menuju kebangkrutan yang sempurna. Karena perusahaan ini sudah berkali-kali mengalami rugi. Misalnya, Starbucks sendiri pernah mengakui bahwa eksperimen bar teh Teavana-nya merugi. Pada 2012, jaringan warung kopi ini menanamkan lebih dari US$620 juta atau setara Rp8,5 triliun bagi lini bar tehnya itu. Howard Schultz mengatakan akuisisi tersebut memberikan “peluang pasar global sebesar US$90 miliar.”

Kini, perusahaan tersebut mengatakan kedai-kedainya belum memenuhi harapan, sehingga tiba saatnya untuk berpisah. Tiga lokasi Teavana di New York City akan menjadi Starbucks konvensional pada April kemarin. Sementara kedai di Beverly Hills sudah ditutup.

Apa pun, menurut  Sholihul Huda, ini adalah moment paling tepat untuk membangkitan petani kopi kita. Indonesia, katanya, adalah salah satu negara produsen dan eksportir kopi paling besar di dunia. Kebanyakan hasil produksinya varietas robusta yang lebih unggul. Indonesia juga terkenal karena memiliki sejumlah kopi khusus seperti ‘kopi luwak’ (dikenal sebagai kopi yang paling mahal di dunia) dan ‘kopi Mandailing’ (lihat di bawah). Berkaitan dengan komoditi-komoditi agrikultur, kopi adalah penghasil devisa terbesar keempat untuk Indonesia setelah minyak sawit, karet dan kakao.

Kopi diperkenalkan di Nusantara oleh Belanda yang pada awalnya menanam pohon-pohon kopi di sekitar wilayah kekuasaan mereka di Batavia namun kemudian dengan cepat mengekspansi produksi kopi ke wilayah Bogor dan Sukabumi di Jawa Barat di abad ke-17 dan abad ke-18. Indonesia terbukti memiliki iklim yang hampir ideal untuk produksi kopi dan karenanya perkebunan-perkebunan segera didirikan di wilayah-wilayah lain di Jawa, Sumatra dan juga di Sulawesi.

Pada saat ini, perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah kira-kira 1,24 juta hektar, 933 hektar perkebunan robusta dan 307 hektar perkebunan arabika. Lebih dari 90% dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil. Seperti yang telah disebutkan di atas dan mirip dengan raksasa kopi regional Vietnam, sebagian besar hasil produksi biji kopi Indonesia adalah varietas robusta yang berkualitas lebih rendah. Biji arabika yang berkualitas lebih tinggi kebanyakan diproduksi oleh negara-negara Amerika Selatan seperti Brazil, Kolombia, El Salvador dan Kosta Rika. Oleh karena itu, sebagian besar ekspor kopi Indonesia (kira-kira 80%) terdiri dari biji robusta. Ekspor kopi olahan hanyalah bagian kecil dari total ekspor kopi Indonesia.

“Inilah saatnya pemerintah menggenjot pendapatan petani kopi kita. Menurut saya, saat ini kedaulatan petani kopi adalah harga mati,” katanya. (sov)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry