SURABAYA | duta.co – Ratusan dzurriyah (keturunan) Bani Sagipoddin yang mencetak sejumlah tokoh nasional seperti H Hasan Gipo (Ketua Umum PBNU pertama) dan KH Mas Mansur (pendiri Muhammadiyah di Jatim) serta H Fattah Yasin (mantan menteri era 1956-1963), menghadiri Halalbihalal di Asrama Haji Surabaya, Minggu (13/4/25).

“Keturunan Bani Gipo/Sagipoddin yang hadir membeludak, hingga kebutuhan yang disiapkan panitia untuk 400-an orang sangat kekurangan,” kata Sekretaris Yayasan IKSA (Insan Keturunan Sagipoddin), Ahmad Hifni, di sela-sela Halalbihalal yang diawali dengan tawassul/tahlil dan diakhiri dengan saling bersalaman itu.

Dalam sambutan laporannya, ia menyampaikan terima kasih atas atensi keturunan Bani Sagipoddin dalam menghadiri Halalbihalal yang sejak tahun 2007 dilaksanakan di Asrama Haji Surabaya, karena kapasitas yang bisa mencapai 500-1.000-an orang itu, namun atensi itu justru membuatnya bangga karena keturunan Gipo sangat guyup, rukun, dan suka dengan silaturahmi yang diajarkan Nabi Muhammad.

“Kami dari pengurus yayasan dan panitia juga mengucapkan Mohon Maaf Lahir Batin, semoga silaturahmi terus ada dari generasi ke generasi. Selain Halalbihalal, kegiatan rutin kami adalah arisan 2 bulanan, santunan internal Bani Gipo setiap bulan Muharram, megengan, dan Maulid Nabi yang dirangkai Haul Gipo di Langgar Gipo,” kata Hifni yang juga ketua panitia Halalbihalal Gipo itu.

Dalam sambutannya, Ketua Yayasan IKSA/Gipo HA Wachid Zein Lc menjelaskan Gipo merupakan kependekan dari Sagipoddin yang berasal dari Saqifuddin (saqaf/pelindung dan ad-din/agama) yang merupakan keturunan saudagar/pedagang palawija dan importir beras/tekstil yang kelahiran Kampung Sawahan Ampel Dento sekitar tahun 1700-an.

“Sepulang dari haji, namanya ditambahi dengan H Abdul Latif Sagipoddin. Beliau menikah dengan putri Bugis bernama Hj Latifah/Tafsirah. Dari kekayaan yang banyak, beliau mengembangkan pergudangan di sekitar Kalimas dan pasar/toko di Pabean serta penginapan di Peneleh. Beliau juga membangun langgar/musholla yang digunakan pekerja gudang dan menyalurkan sedekah Jumat untuk ustadz/kiai/pemuka dari berbagai daerah yang ke Surabaya,” katanya.

Dari pernikahan itu, Kakek Buyut Sagipoddin memiliki empat keturunan yakni dua laki-laki dan dua perempuan. Dari dua anak laki-laki yakni Tarmidzi dan Ahmad itulah, Kakek Buyut Gipo mencetak tokoh nasional seperti H Hasan Gipo, KH Mas Mansur, dan H Fattah Yasin, serta beberapa tokoh lokal yang mengurus Masjid Ampel dan Masjid Kemayoran di Surabaya.

“Karena itu, Hasan Gipo dan KH Mas Mansur dimakamkan di sisi timur Masjid Ampel, namun makam itu baru ditemukan Tim Bani Gipo dan Tim PWNU Jatim serta PCNU Surabaya pada tahun 2015 hingga PBNU dan PWNU Jatim merayakan Hari Santri Nasional yang pertama pada 22 Oktober 2015 dengan kunjungan ke makam Hasan Gipo itu. Selain itu, PBNU menganugerahi Tokoh Penandatangan Naskah Pendirian NU kepada H Hasan Gipo pada peringatan Satu Abad NU (31/1/2023),” katanya.(*)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry