Mahasiswa Fakultas Peternakan Unisma dan warga Desa Sumberejo Poncokusumo saat mengikuti pameran. (FT/IST)

MALANG | duta.co – Daerah binaan Fakultas Peternakan (Fapet) Universitas Islam Malang (Unisma) sukses menjadi desa unggulan. Lewat produksi kopi Bromo Tengger Semeru (BTS) desa ini melejit, dikenal dan kerap mengikuti berbagai pameran kopi.

Dekan Fakultas Peternakan Unisma Dr Ir Inggit Kentjonowaty MP mengatakan bahwa kebijakan Kampus Merdeka sudah lama ia implementasikan. Seperti program karya sosial desa dalam bentuk Pengabdian Masyarakat telah dilakukan bersama mahasiswanya di Desa Sumberejo Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang. Bahkan program tersebut menghantarkan Desa Sumberejo menjadi desa unggulan pada tahun 2020.

Dijelaskannya, program Karya Sosial ini dimulai ketika Himpunan Mahasiswa Program Studi (Himaprodi) Peternakan mendapat Hibah Kompetisi Program Hibah Bina Desa (PHBD) dari Kemristek Dikti 2018 lalu. Program ini berupa karya sosial dalam bentuk pengabdian yang bertujuan memberdayakan masayarakat desa.

“Pengabdian Masyarakat kami mengambil tempat Desa Sumberejo yang berada di Lereng Gunung Semeru. Daerah ini mempunyai potensi pertanian dan peternakan. Masyarakat desa banyak menanam kopi robusta dan beternak kambing,” ungkap Inggit.

Tim dari Fakultas Peternakan Unisma ini pun membuat program pengolahan kopi berkualitas. “Serta pembuatan pakan ternak dari hasil samping kulit kopi menjadi program utama dalam Karya Sosial Desa ini,” imbuhnya.

Misalnya, kata Inggit, kelompok Tani Santoso II, kelompok petani kopi yang menjadi sasaran dalam program pengabdian ini. Selama ini hasil kopi dijual dalam bentuk gelondongan dengan harga murah. Pasalnya belum ada pembinaan pengolahan kopi agar berkualitas dan berdaya saing.

Diakui Ketua Kelompok Tani Santoso II, Deni Nasareh, bahwa program pengabdian mahasiswa Peternakan Unisma sangat membantu kelompoknya. Hingga menghantarkan mereka sekarang memiliki produk Unggulan Kopi BTS (Bromo Tengger Semeru) yang populer di masyarakat.

Fakultas Peternakan Unisma dalam program ini melakukan pendampingan yang cukup lama. Dengan melibatkan langsung mahasiswa selama 2 tahun. Pendampingan mulai dari pengolahan kopi yang benar dan higines, packaging dan pemasaran.

“Kami sudah dapat melakukan pengolahan sendiri karena selain pelatihan-pelatihan yang kami peroleh kami juga mendapat bantuan alat roasting kopi dari Unisma,” demikian Deni melanjutkan.

Kelompok Tani Santoso II dengan produknya Kopi BTS sekarang sudah menjadi produk unggulan desa. Kelompok ini juga sering diikutkan mewakili Desa bahkan Kecamatan pada berbagai pameran yang diadakan oleh pemerintah, asosiasi kopi maupun penggiat kopi.

Kepala Desa Sumberejo, Fatah Saifudin SPd, merasa sangat bangga dengan adanya Kopi BTS ini karena jelas akan mengangkat potensi desa sekaligus ekonomi warga desanya.

Fakultas Peternakan Unisma memang sudah mempunyai beberapa desa binaan. Salah satunya adalah Desa Sumberejo, yang oleh fakultas ini diberi sarana penguatan soft skill  melalui Program Karya Desa.

Inggit berharap program ini dapat membangun ekonomi rakyat, selain itu juga adanya interaksi kegiatan proyek sosial di desa membuat kecerdasan sosial mahasiswa akan terasah. “Kecerdasan sosial sangat berperan ketika mahasiswa lulus dan terjun di masyarakat,” tutupnya. (dah)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry