Nomor tiga dari kanan: Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN), H Nur Hadi ST,

SURABAYA | duta.co – H Nur Hadi ST, Ketua Umum Pergerakan Penganut Khitthah Nahdliyyah (PPKN) mengaku ‘panas’ membaca kritikan Faizal Assegaf, bahwa, Nahdlatul Ulama (NU) hanya hadir untuk mencari kepentingan duniawi.

“Ini sungguh menyakitkan. Karena tidak sedikit ‘jejak langkah’ perjuangan NU untuk anak bangsa, untuk negeri ini. Secara tidak langsung juga dinikmati saudara Faizal,” demikian H Nur Hadi ST, tokoh NU Sidoarjo, kepada duta.co, Senin (1/11/21).

Seperti diberitakan fajar.co.id dengan mengutip kanal YouTube-nya, Faizal Assegaf Official, ia menyebut, di Kantor Pengurus Besarnya atau PBNU merupakan industri proposal terbesar. Proposal untuk aneka kepentingan.

“Ormas ini menjadi lapak kepentingan duniawi, di mana bisa saya simpulkan kalau mau cari Industri penerbitan proposal terbesar di Indonesia, datang ke PBNU. Aneka macam proposal duniawi di sana dengan warnah warni kepentingan,” ujar Faizal di kanal YouTube-nya, yang dikutip fajar.co.id Sabtu (30/10/2021).

Dia menilai bahwa, NU tidak prioritaskan kepentingan umat dan kebangkitan rohani. NU hanya mencari kepentingan duniawi. “Tidak ada mereka bicara soal peradaban Islam. Pembangkitan rohani yang berkualitas yang tunduk dan patuh kepada baginda Rasulullah, peningkatan pikiran yang Insani yang qurani,” ujarnya.

Faizal juga mengatakan, NU bukan kumpulan ulama. Mereka hanya organisasi yang mengatasnamakan ulama. Dia menilai di dalam NU tidak ada ulama yang patut kita teladani

“Modal kalian hanya mengkelabui rakyat dengan kata ulama. Selama kalian menggunakan kata ulama, maka isinya penipuan. Karena di dalam tidak ada ulama. Hanya satu dua orang. Dana (dan red) mereka tidak bisa jadi rujukan  sebagai ulama yang cemerlang. Ulama yang berpengetahuan. Jadi organisasi ini manipulasi sejak namanya dibentuk,” ungkapnya.

“Saya bilang, datang ke PBNU itu pusat penerbitan proposal kepentingan duniawi yang paling terbesar dalam sejarah umat manusia. Isinya proposal saja. Tidak ada gagasan gagasan dan solusi yang mutakhir kepada umat,” pungkasnya.

Mengerikan

Menurut Cak Nur, stigma Faizal ini kelewatan. Bahwa, banyak kepentingan mengepung NU, itu sangat jelas. “Tetapi, tidak semua kepentingan itu, urusan duniawi. Tidak sedikit program-program keummatan di PBNU,” jelas lelaki asli Kediri yang juga pengusaha otomotif ini.

Setidaknya, jelas Cak Nur, stigma Faizal ini, bukan masalah remeh. Artinya, ternyata, ada orang yang berpikiran seperti itu. NU dalam pikirannya, sudah rusak parah. “Meski kita sangat tidak setuju dengan stigma itu, tetapi, ini harus menjadi koreksi ke dalam. Sebab, ada juga nahdliyin yang membenarkannya. Asli, telinga ini panas. Karena, ada juga warga NU yang setuju dengan stigma itu,” urainya.

Lelaki yang aktif mengikuti halaqah Komite Khitthah Nahdlatul Ulama (KKNU) besutan almaghfurlah KH Salahuddin Wahid (Gus Solah) ini, juga mengaku prihatin, karena politik uang sudah mengerikan.

“Gus Solah sudah wanti-wanti, jangan ada politik uang di Muktamar ke-34 NU nanti. Kita sangat prihatin, bahkan, ada yang menyebut pilihan Ketua MWC NU (Kecamatan) saja, sudah pakai uang. Jelas bukan akhlaq NU,” pungkas. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry