Siswa sedang mengerjakan ujian ujian sekolah Senin (20/3). DUTA/arif

MOJOKERTO — Ujian sekolah Berbasis Kertas (UNBK) yang diterpakan pemerintah Provinsi Jawa Timur ternyata lebih malah daripada ujian berbasis komputer. Tak hanya mahal, sistem UNBK juga tingkat kebocoran soal lebih tinggi. Seperti di SMA Negeri 1 Sooko Kabupaten Mojoketo, yang sebelumnya menggunakan ujian sistem komputer, tahun ini menggunakan sistem kertas.

Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum SMA Negeri 1 Sooko, Kabupaten Mojokerto mengatakan, ini kebijakan Pemerintah Provinsi Jawa Timur, semua sekolah diwajibkan melaksanakan ujian sekolah berbasi kertas. Meskipun sebelumnya sudah menggunakan sistem komputer. “Meski sistem harus berganti mau apa lagi, kita melaksanakan sesuai intruksi Cabang Dinas Pendidikan Pemprov Jatim,” kata Budi, Senin (19/3).

Menurutnya, sistem ujian berbasis kertas memiliki tingkat kebocoran sangat tinggi jika dibandingkan sistem komputer. Sebab soal soal ujian didistribusikan ke sekolah dalam bentuk file. Proses cetak dan penggandaan, diserahkan ke sekolah masing masing. “Soal dalam bentuk file, diterima hari selasa (14/3) kemarin, kemudian dicetak dan digandakan sekolah tanpa pengawalan aparat keamanan. Ujianya dilaksanakan hari ini,” ujarnya.

Selain tingkat kebocoran lebih tinggi, biaya untuk cetak dan penggandaan lebih mahal. Sedangkan jika menggunakan ujian berbasis komputer, relatif tidak butuh biaya. “Penggandaan soal untuk 6 mata pelajaran dengan jumlah siswa sebanyak 441 siswa, butuh biaya sampai Rp. 8 juta rupiah. Tahun lalu menggunakan siatem komputer, tidak mengeluarkan biaya sama sekali,” tambahnya.

Sementara Endang Binarti, Kepala SMA Satu Sooko, Mojokerto, mengaku sudah meminta ke Dinas Pendidikan Profinsi Jawa Timur, supaya tetap diperbolehkan melaksanakan ujian sekolah dengan siatem komputer. Tapi dilarang karena ini sudah menjadi kebijakan dan diterapkan di swmua sekolah di Timur.

“Kita sudah pernah meminta ke Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jatim, tapi kita tetap diminta melaksanakan ujian sekolah sesuai kebijakan Pemprof Jatim,” katanya.

Masih kata Endang, di SMA 1 Sooko, ujian berbasis komputer sudah dilaksanakan sejak 4 tahun lalu. Bahkan tahun kemarin Ujian Nasional sudah menggunakan siatem komputer. “Kita sudah menerapkan ujian berbasis komputer sejak 4 tahun lalu untuk ujian ulangan sekolah. Untuk Ujian Nasional tahun kemarin, juga berbasis komputer,” tambahnya.

Endang menambahkan, di SMA 1 Sooko laboratorium komputer ada 4 ruangan. Dan jumlah komputer yang ada, cukup untuk pelaksanaan  ujian sekolah. Sedangkan jumlah siswa yang melaksanakan ujian sekolah tahun ini sebanyak 441 siawa.

“Fasilitas yang ada cukup untuk pelaksanaan ujian sekolah yang tahun ini jumlahnya 441 siswa. Kita berharap Pemerintah Profinsi Jatim menerapkan ujian berbasis komputer untuk sekolah yang sudah siap fasilitas pendukungnya,” pungkasnya.

Seperti diketahui, Ujian Sekolah berbasis kertas yang diterapkan Profinsi Jawa Timur tahun 2017 ini, dilaksanakan selama 4 hari mulai Senin sampai hari Kamis (23/3). Ada 6 mata pelajaran yang diujikan bagi siswa SMA. ari

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry