PEMUSNAHAN : Deputy Kepala Perwakilan BI Surabaya, Yudy Harimukti (dua dari kiri) memasukkan uang palsu ke dalam mesin penghancur didampingi Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Jatim Kombespol Agus Santoso (tiga dari kiri) di lantai lima gedung KPw BI Surabaya, Jumat (29/12). DUTA/endang

SURABAYA | duta.co  – Uang palsu yang ditemukan beredar di wilayah Jawa Timur, Jumat (29/12) dimusnahkan dengan cara dihancurkan. Kantor Perwakilan wilayah (KPw) Bank Indonesia Surabaya dengan Direktorat Reserse dan Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Jawa Timur tercatat melakukan penghancuran sebanyak 82.897 lembar yang merupakan temuan sejak 2011 hingga 2016.

Pelaksanaan Pemusnahan Barang Temuan Bukan barang Bukti (Uang Rupiah Palsu) yang dilakukan di gedung KPw BI Surabaya itu. Jumlah yang dimusnahkan itu terdiri dari 74.939 lembar yang merupakan temuan dari perbankan, 995 lembar adalah temuan masyarakat dan 6.963 lembar temuan di pengolahan uang yang ada di empat KPw BI di Jawa Timur yakni Surabaya, Kediri, Malang dan Jember.

Deputy Kepala Perwakilan BI Surabaya, Yudy Harimukti mengatakan dari uang palsu yang dimusnahkan itu, 80 persen merupakan palsuan dari pecahan Rp 100 ribu dan Rp 50 ribu. Sisanya adalah pecahan kecil-kecil.

“Bagi kami kalau temuan uang palsu itu tidak ada nilainya. Jadi kami tidak bisa menyebut berapa nilai uangnya. Karena ini bukan uang yang ada nilainya. Kami menyebutnya lembar,” ujarnya didampingi Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Jatim Kombespol Agus Santoso.

Dari hasil temuan itu yang menarik adalah kebanyakan justru ditemukan di bank. Perbankan justru banyak yang kebobolan menerima uang palsu. Karena saat penerimaan uang di nasabah, pihak bank hanya menghitung jumlahnya tanpa mengecek keasliannya. “Sehingga ketika ada mengecekan secara mendetail baru terlihat ada yang palsu,” tambah Yudy.

Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Jatim Kombespol Agus Santoso mengungkapkan dari temuan ini jelas membuktikan Jawa Timur masih menjadi tempat yang sangat strategis untuk peredaran uang palsu. Karena Jatim adalah pintu gerbang perekonomian menuju Indonesia Timur. Selain itu Jawa Timur khususnya Surabaya adalah kota besar kedua setelah Jakarta.

“Dan masyarakat Jawa Timur memang sering mengabaikan untuk mengecek keaslian uang. Mereka mengganggap kalau sudah feeling asli ya asli, tapi kenyataannya sekarang teknologi semakin canggih dan uang palsu sudah mirip dengan aslinya,” jelasnya.

Direktur Reserse dan Kriminal Khusus Polda Jatim Kombespol Agus Santoso (kiri) melihat barang bukti uang palsu yang dihancurkan, Jumat (29/12). duta/endang

Diharapkan masyarakat memang lebih waspada. Agus mengungkapkan edukasi dan sosialisasi itu penting. BI dan kepolisian sudah bahu membahu untuk mengajak masyarakat agar mengecek keaslian uang dengan cara-cara yang ditentukan.

Karena sampai kini, potensi peredaran uang palsu di Jawa Timur masih sangat besar terjadi. Walau pada 2017 ini jauh mengalami penurunan. Penurunan ini, kata Agus Santoso bisa jadi ada dua sebab, bisa karena pelaku yang berkurang atau karena penyidiknya yang malas mengungkap. “Jadi harus benar-benar dilihat mengapa berkurang. Kalau karena penyidiknya, wah ini yang bahaya,” tuturnya.

Dari data yang ada di KPw BI Surabaya, pada 2016 lalu uang palsu yang ditemukan sebanyak 31.382 lembar. Sedangkan hingga akhir November 2017 ini sebanyak 27.663 lembar.  Dari jumlah ini, 12.645 adalah hasil temuan KPw BI Surabaya, 4.754 lembar temuan KPw BI Malang, 5.180 lembar temuan KPw BI Kediri dan 5.073lembar adalah temuan KPw BI Jember.

“Kalau sampai akhir tahun ya sekitar 28 ribu lembar lah. Tidak banyak rata-rata per bulan ditemukan 2 ribu lembar uang palsu,” ujar Yudy Harimurti. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry