Kepala Perwakilan Bank Indonesia WIlayah Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah saat di ITS, Rabu (22/11).duta.co/istimewa

SURABAYA |duta.co – Bank Indonesia (BI) menggelar roadshow ke berbagai kampus di Indonesia. Salah satu yang dikunjungi adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Rabu (22/11). Dalam kunjungan di Graha Sepuluh Nopember, BI ingin mengajak kalangan muda terutama mahasiswa dan mahasiswi untuk lebih mencintai rupiah.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah Jawa Timur, Difi Ahmad Johansyah, menjelaskan kegiatan ini bertujuan untuk mengenalkan Gerakan Cinta Rupiah yang saat ini sedang dicanangkan oleh pemerintah. Ia mengingatkan bahwa gambar yang ada di dalam uang rupiah adalah para pahlawan dan ini merepresentasikan semangat bela negara, termasuk semangat 10 November. “Jadi kalau kalian ingin fotonya dicetak pada mata uang, tirulah perjuangan pahlawan. Tapi anda juga harus meninggal dulu,” candanya memecah suasana.

Pesan yang ingin disampaikan Difi adalah penggunaan foto pahlawan pada simbol uang rupiah adalah untuk menghormati perjuangan para pahlawan yang rela gugur demi kemerdekaan bangsa. “Setelah tahu fakta ini, semoga kita semua bisa lebih mencintai rupiah dibanding mata uang lainnya,” tutur Difi.

Tak hanya itu, lanjutnya, masyarakat juga diharapkan bisa lebih memahami bahwa BI sebagai bank sentral Indonesia memiliki tugas di antaranya mengendalikan stabilitas sistem keuangan dan mengendalikan kebijakan makro ekonomi Indonesia.

Difi menceritakan, di Thailand orang yang mencoret-coret uang akan langsung diberikan sanksi tindak pidana karena dianggap melecehkan para pahlawan mereka. “Meskipun hukum negara kita belum setegas itu, mari belajar menghargai rupiah sebagaimana kita menghargai jasa para pahlawan,” imbuhnya.

Menurut Difi, mencintai rupiah adalah wujud bela negara tanpa senjata. Ia juga mengaku sangat mendukung kegiatan semacam ini. “Semoga ke depannya bisa diperluas dan dikembangkan lagi,” ujarnya.

Dikatakan Difi, acara BI Goes to Campus ini juga merupakan bentuk komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi sebagai salah satu modal penting pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia menuju masa depan bangsa.

Kegiatan ini, lanjut Difi, juga bertujuan untuk menyosialisasikan Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT). Terkait peningkatan teknologi dalam mendorong ekonomi, BI mendorong program pembayaran nontunai. “Penggunaan nontunai akan mendorong dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam ekonomi,” paparnya.

Selain itu, imbuhnya, juga akan mendorong keuangan inklusif, mengingat saat ini masih banyak masyarakat yang belum tersentuh layanan jasa keuangan. Peningkatan transaksi nontunai sebesar 10 persen akan meningkatkan transaksi ekonomi sebesar 0,5 persen. end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry