Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono, M.I.Pol. (BHS), berfoto bersama staf dan pengelola museum yang bertanggung jawab atas pengelolaan sejumlah museum di Surabaya. Momen ini diambil usai kunjungan Reses V Tahun 2025, di mana BHS menegaskan komitmennya untuk mendorong pengembangan museum sebagai pusat edukasi dan wisata budaya.

SURABAYA | duta.co – Dalam rangka kegiatan Reses V Tahun 2025, Anggota DPR RI dari Komisi VII Fraksi Partai Gerindra, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono, M.I.Pol. (BHS), melakukan kunjungan ke sejumlah museum di Kota Surabaya. Salah satunya ke Museum Pendidikan Surabaya, yang menjadi wadah penting dalam pelestarian sejarah dan kebudayaan bangsa.

Kegiatan ini juga menjadi momentum bagi Bambang Haryo untuk menyerap aspirasi masyarakat, terutama dari para kurator, pelaku budaya, dan pengelola museum di Surabaya.

Menurut BHS, museum memiliki peran strategis sebagai media edukasi lintas generasi agar masyarakat, khususnya generasi muda, memahami perjalanan panjang pendidikan dan kebudayaan Indonesia.

“Museum Pendidikan ini sangat penting, terutama untuk generasi muda agar tahu bagaimana pendidikan di zaman kerajaan, mulai dari masa Majapahit yang merupakan masa keemasan, sampai masa kolonial Belanda, Jepang, hingga sekarang,” ujar Bambang Haryo saat ditemui di lokasi, Kamis (9/10/2025).

Politikus Gerindra ini menegaskan, keberadaan museum tidak hanya menjadi sarana edukasi, tetapi juga potensi besar dalam sektor pariwisata budaya. Ia menilai museum bisa menjadi daya tarik wisata yang bernilai tinggi, bahkan lebih diminati wisatawan mancanegara dibandingkan wisata alam.

“Museum-museum seperti ini adalah ujung tombak aset kepariwisataan kita. Di Surabaya saja ada delapan museum yang bisa menjadi magnet wisata budaya. Di luar negeri, seperti di Prancis atau Ceko, mereka tidak punya wisata alam yang besar, tapi punya museum yang dikelola profesional hingga menarik jutaan turis,” jelasnya.

Anggota Komisi VII DPR RI Fraksi Partai Gerindra, Ir. H. Bambang Haryo Soekartono, M.I.Pol. (BHS), memperhatikan replika patung seorang guru yang tengah mengajarkan muridnya mengaji di Museum Pendidikan Surabaya. Dalam kunjungan Reses V Tahun 2025 ini, BHS menekankan pentingnya museum sebagai sarana edukasi dan pelestarian nilai budaya bangsa.

Karena itu, BHS mendorong agar pengelolaan museum di Surabaya dilakukan secara profesional dan modern, baik dari sisi kurasi, fasilitas, maupun teknologi informasi. Tujuannya agar museum bisa dinikmati bukan hanya masyarakat lokal, tetapi juga wisatawan internasional.

“Saya berharap pengelolaan museum di Surabaya dilakukan secara profesional, sehingga benar-benar bisa dinikmati masyarakat domestik maupun internasional. Ini seperti yang sudah dilakukan di Malaysia dan Arab Saudi, di mana museum menjadi daya tarik utama,” tambahnya.

Kunjungan BHS ke Museum Pendidikan Surabaya disambut antusias oleh para pengelola museum. Salah satunya oleh Agus, kurator museum yang bertanggung jawab dalam penyusunan konten dan tema pameran.

“Alhamdulillah, Bapak Bambang sudah rawuh ke museum. Sekarang perhatian terhadap museum luar biasa. Beliau datang langsung dan mendengar kebutuhan kami. Ini bentuk dukungan nyata bagi pengembangan museum-museum di Surabaya,” kata Agus.

Agus menambahkan, salah satu hal penting yang didiskusikan adalah soal repatriasi koleksi bersejarah dari luar negeri, khususnya dari Belanda, agar dapat dikembalikan atau direplikasi untuk memperkaya koleksi museum di Jawa Timur.

“Kami dulu pernah mengusulkan kepada asosiasi museum daerah Jawa Timur agar koleksi yang relevan dengan sejarah lokal bisa direpatriasi. Tadi Pak Bambang sudah menyatakan siap membantu, bahkan untuk kebutuhan replikasi koleksi museum Surabaya,” imbuhnya.

Selain Museum Pendidikan, Bambang Haryo juga berencana meninjau beberapa museum lain di Surabaya dalam rangkaian Reses V ini. Ia berkomitmen memperjuangkan kebijakan yang dapat memperkuat ekosistem museum sebagai pusat edukasi, budaya, dan pariwisata nasional.

“Museum bukan sekadar tempat menyimpan benda bersejarah, tetapi jembatan antara masa lalu dan masa depan bangsa. Karena itu, harus kita dukung bersama,” pungkas BHS.(gal)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry