Dari kanan ke kiri, Andri-Pimpinan PT BPF Cab. Malang, Agung Rihayanto-Dir. PT Kliring Berjangka Indonesia, Lukas Law-Kepala Devisi Riset PT JFX dan Tutik Arniati-Plh. Ketua STIE Malangkucecwara. (duta.co/dedik ahmad)

MALANG | duta.co – Kurang bergairahnya Bursa Efek tanah air melecut PT Best Profit Future (PT BPF) memasyarakat Trading ke akademisi. Dengan langsung membimbing dan mengajari dosen dan mahasiswa STIE Malangkucecwara bertransaksi. Ini juga sebagai upaya mengantisipasi penipuan mengatasnamakan investasi jangka panjang.

Demikian disampaikan Pimpinan PT BPF cabang Malang, Andri seusai acara Penandatangan dan Perjanjian  kerjasama Future Trading Learning Center (FTLC), Selasa (18/06).

“Dengan diresmikannya sarana ini agar membantu para mahasiswa dan para pengajar untuk lebih mengenal manfaat serta resiko investasi di perusahaan pialang berjangka dari perusahaan pialang yang legal diakui oleh negara,” ungkap Andri di Aula Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Malangkucecwara Malang.

Di Indonesia, perdagangan berjangka komoditi masih sangat minim. Dibanding Malaysia yang transaksi satu produk CPO bisa mencapai 50 ribu lot dalam sehari. Sedangkan di negara kita jumlah transaksi keseluruhan dalam sehari hanya mencapai 30 ribu lot. Di Amerika sendiri, capaian transaksi untuk satu produk CMI bisa mencapai 10 Jut lot. Bisa dibayangkan, betapa jauh tertinggalnya kita terhadap negara lain.

Langkah pembentukan FTLC ini juga sebagai upaya tanggung jawab moral untuk menstransfer ilmu dan tambahan benefit bagi masyarakat. Semakin banyak yang mengetahui perdagangan berjangka, maka terbuka pula keuntungan yang didapat. Di bursa perdagangan saham Indonesia sendiri nilai transaksi masih kecil dibanding perdagangan komoditi. Padahal di negara luar justru sebaliknya, justru transaksi saham yang marak.

“Kami harapkan dengan langkah kecil ini sebagai usaha untuk mengedukasi masyarakat melalui civitas kampus. Dan kami optimis, suatu saat jumlah transaksi saham di negara ini sama seperti negara maju lain,” ujar Andri.

Pihak PT BPF bersama PT Bursa Berjangka Jakarta (JFX) dan PT Kliring Berjangka Indonesia getol menggandeng berbagai kampus untuk mengedukasi dan memasyarakatkan Future Trading. Tercatat sudah 24 kampus yang telah ada FTLCnya. STIE Malangkucecwara sendiri menjadi mitra kedua setelah Universitas Tanjungpura Pontianak. “Salah satu sebab dipilihnya kampus ini karena alumnusnya banyak yang bergabung di perusahaan kami. Dan kami lihat kampus ini sangat bonafide dan prestisius,” kata Andri.

Menurut Plh. Ketua STIE Malangkucecwara, Tutik Arniati, tidak salah jika pihaknya dipilih guna membangun kerjasama FTLC, lantaran memang moncer dalam hal prestasi. Tercatat, kampus ini sudah 3 tahun terakhir masuk peringkat 100 kampus terbesar dari 3.200 kampus di seluruh Indonesia. Serta masuk rangking ke 2 terbaik kategori sekolah tinggi terbaik.

Selanjutnya Tutik Arniati menyatakan pula, tindaklanjut dari kerjasama FTLC sebagai sarana untuk informasi valid mengenai perdagangan berjangka dan pengembangan naluri entrepreuner mahasiswa STIE Malangkucecwara.

Dengan demikian civitas akademika tidak hanya memahami teori ilmunya saja, tapi paham pula akan praktek bisnis investasi. “Mahasiswa dan dosen dapat menggunakan sarana FTLC ini hingga dapat mempelajari Trading beserta potensi dan resikonya,” urainya.

Lewat keberadaan FTLC ini pula dapat sebagai saran mencetak wakil pialang berjangka atau bahkan langsung menjadi pialang. (dah)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry