FOTO KIRI (Dari kiri ke kanan): Ketua Panitia Pelaksana Kongres VI JQHNU KH Jazim Hamidi, Ketua Umum JQHNU KH Saifullah Ma'shum, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf, dan Sekretaris Umum JQHNU Muhammad Ulinnuha. (Foto: dok. JQHNU). dan Surat penundaan PBNU.

JOMBANG | duta.co – Kabar Presiden RI Jokowi hadir dalam acara Multaqo Nasional Ulama Al-Qur’an (MNUQ) di Madrasah Qur’an (MQ) Jombang, Jawa Timur, menjadi maju mundur. Awalnya memang dijadwalkan membuka Kongres VI Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) NU di Pondok Pesantren Sains Tebuireng, Jombang pada 26-28 Juni 2024 mendatang.

“Tetapi acaranya sekarang berubah, bukan lagi Kongres VI, melainkan Multaqo Nasional. Nah,  apakah beliau rawuh atau tidak, ini yang kami tidak mafhum. Semoga beliau berkenan hadir,” demikian sumber duta.co di JQH NU Pusat, Senin (24/6/24).

Menurutnya, seluruh cabang JQH NU (terutama yang jauh-jauh) sudah hadir di Jombang. Mereka butuh persiapan lama. Tetapi, tanggal 20 Juni kemarin, turun surat PBNU yang minta agar Kongres VI JQH NU ditunda. “Alasannya masa khidmat kepengurusan sudah habis tanggal 7 November 2023. Kita, sami’na waatho’na,” jelasnya.

Surat PBNU tertanggal 20 Juni 2024 M, bernomor 1905/PB.03/A.I.03.34/99/06/2024 itu memang tidak menjelaskan kapan Kongres VI bisa digelar. “Bahwa berdasarkan pertimbangan di atas, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama dengan ini meminta agar pelaksanaan Kongres VI Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh Nahdlatul Ulama ditunda sampai dengan adanya keputusan lebih lanjut,” tulisnya.

Sebelumnya, diwartakan on.or.id, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf memberikan apresiasi beserta dukungannya pada penyelenggaraan Kongres VI Jam’iyyatul Qurra wal Huffazh (JQH) NU di Pondok Pesantren Sains Tebuireng, Jombang pada 26-28 Juni 2024.

Hal tersebut disampaikan Gus Yahya saat menerima kunjungan Panitia Penyelenggara Kongres VI JQHNU di Gedung PBNU, Jl Kramat Raya 164, Jakarta Pusat pada Rabu (5/6/2024).

Terlebih, Kongres VI JQHNU mengusung tema Transformasi Digital Pendidikan dan Dakwah Al Quran. Hal ini sejalan dengan agenda yang juga menjadi salah satu fokus utama program PBNU terkait transformasi digital. Dalam pertemuan tersebut, Ketua Umum JQHNU KH Saifullah Ma’shum juga menyampaikan progres persiapan pelaksanaan kongres pada akhir Juni mendatang kepada Gus Yahya. “Secara subtantif, kami telah menyusun semua draf materi kongres, seperti PD/PRT, program, rekomendasi, dan BMQ (Bahtsul Masail Qur’aniyyah),” tutur Kiai Saifullah.

Ketua Panitia Pelaksana Kongres VI JQHNU KH Jazim Hamidi menyebutkan bahwa BMQ merupakan agenda yang baru pertama kali dilaksanakan dalam Kongres JQHNU.

“Dalam sowan (kepada Gus Yahya) tadi kami juga sudah menyampaikan hal teknis terkait waktu, tempat, dan hal baru yang akan diusung dalam kongres yakni BMQ,” ungkapnya.

Sebenarnya, pada pelaksanaan kongres mendatang, akan hadir sejumlah tokoh yang memiliki dedikasi tinggi di bidang ilmu Al-Qur’an. Di antaranya Pendiri Pusat Studi Al-Qur’an (PSQ) Prof Quraish Shihab, Qari KH Muammar ZA, dan Qariah Hj Maria Ulfah. JQHNU juga akan memberikan penghargaan kepada tokoh dan lembaga yang berjasa besar dalam perkembangan ilmu Al-Qur’an di Indonesia.

“Setidaknya sudah ada empat belas kandidat penerima penghargaan, baik itu tokoh maupun lembaga yang berdedikasi tinggi terhadap ilmu Al Quran,” ungkap Kiai Jazim. (mky,nu.or.id)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry