Keterangan foto kemenag.go.id

BANYUWANGI | duta.co — Balai Penelitian dan Pengembangan Agama Semarang (BLA Semarang) sedang menggelar Pengukuran Efektifitas Program KUA Revitalisasi.

“Ada tiga daerah yang menjadi lokus pengukuran, yaitu Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Barat. di Jawa Timur sendiri ada 11 KUA yang akan kita lihat. Di Banyuwangi ini ada 3 KUA yang jadi lokus,” ungkap petugas pengukuran BLA Semarang Fahturozi saat mengunjungi KUA Kecamatan Srono, Banyuwangi, Selasa (7/3/2023).

Kegiatan pengukuran KUA Revitalisasi di Kabupaten Banyuwangi dilaksanakan selama lima hari, mulai  6 sampai 10 Maret 2023. Selain KUA Kecamatan Srono,  di Kabupaten Banyuwangi, Tim BLA Semarang juga mengunjungi KUA Kecamatan Muncar dan KUA Kecamatan Gambiran. Melalui pengukuran ini, menurut Fathurozi, ingin diketahui bagaimana perkembangan layanan masing-masing KUA sebelum dan sesudah revitalisasi.

“Dalam pengukuran kita adakan survei kepada masyarakat terkait layanan nikah rujukan dan Layanan selain Nikah Rujuk,” ungkapnya.

Kepala KUA Kecamatan Srono H. Amin Maki menyampaikan bahwa layanan di KUA Kecamatan Srono bukan hanya pada titik berat masalah pernikahan saja, tetapi juga peningkatan kualitas keluarga.

“Setiap Jumat, bersama Forpimka kita mengadakan “Jumat Curhat” kepada masyarakat. Salah satu tujuannya adalah pencegahan pernikahan dini,”ujar Amin Maki.

Lebih lanjut Amin Maki juga menyampaikan bahwa rintisan Kampung Moderasi Beragama telah dilakukan dengan silaturahim dengan elemen masyarakat dari berbagai unsur Agama.

Di tempat terpisah Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi Moh Amak Burhanudin menyampakan terima kasih atas kepercayaan Balitbang yang menjadikan Banyuwangi sebagai salah satu tujuan pengukuran.

“Ada 11 KUA Kecamatan Revitalisasi di Kabupaten Banyuwangi. Ini merupakan jumlah terbanyak KUA Revitalisasi di Indonesia,” kata Amak.

Kasie Bimas Islam Kabupaten Banyuwangi Mastur yang turut mendampingi BLA Semarang menyampaikan, inovasi dilakukan Kementerian Agama Kabupaten Banyuwangi untuk KUA Kecamatan. Ada berbagai program yang telah digagas, seperti KUA Goes to School Dalam program BRUS (Bimbingan Remaja Usia Sekolah) Pojok Cinta (Cerita Indah Tentang Kita) dan lain-lain.

Tidak hanya itu, penguatan literasi juga dilakukan bagi warga KUA, termasuk penghulu dan penyuluh agama. Humas Kemenag Banyuwangi Syafaat mengatakan pelatihan penguatan literasi telah diberikan, agar para penghulu dan penyuluh agama dapat terlibat dalam penyebarluasan informasi KUA.

Pelatihan yang telah dilakukan sudah membuahkan hasil, beberapa Penghulu, Penyuluh dan Pejabat Pelaksana pada KUA Kecamatan ada yang telah menerbitkan buku yang ber ISBN. Selanjutnya, para penghulu dan penyuluh juga akan didorong untuk dapat menulis karya ilmiah.

“Sebuah tantangan bagi Penghulu, Penyuluh dan Guru untuk mengirimkan Karya Tulis Ilmiah dalam Jurnal Smart yang dikelola Balitbang Kementerian Agama di Semarang,” kata Syafaat yang juga Ketua Komunitas  Lentera Sastra (Terminal Literasi Pegawai Kementerian Agama). (Syaf/kmg)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry