Tampak sejumlah kiai bertemu di PP Sidogiri, Sabtu (25/03/2017). (FT/MUH)

PASURUAN | duta.co – Sejumlah kiai sepuh merasa prihatin dengan kondisi berbangsa dan bernegara akhir-akhir ini, terutama setelah menyaksikan ancaman terhadap eksistensi Negara Kesantuan Republik Indonesia (NKRI). Ada kekuatan besar yang sengaja ingin menghadapkan negara dengan Islam. Padahal, jelas, komitmen ulama, kiai pesantren, NKRI adalah harga mati.

“Penegasan ulang ini sangat diperlukan. Karena itu saya usul agar ada semacam Sekretariat Bersama (Sekber) Ulama Bela NKRI,” demikian disampaikan KH Shalahuddin Wahid (Gus Solah), pengasuh PP Tebuireng, Jombang dalam pertemuan kiai pesantren di PP Sidogiri, Pasuruan, Sabtu (25/03/2017).

Di samping itu, masih menurut Gus Solah, penguatan ekonomi pesantren tidak boleh ditunda-tunda lagi.  Karena kuatnya ekonomi itu, turut menentukan kualitas perjuangan kita. Itulah sebabnya, gerakan penguatan ekonomi pesantren harus berjalan terus.

Hal yang sama juga disampaikan Pengasuh Ponpes Riyadlul Janah Kabupaten Mojokerto, KH Mahfudz Saubari. Menurutnya, fenomena (memprihatinkan) sekarang  ini karena tidak adanya kemandirian. “Sejarah membuktikan, bahwa, NU dulu bisa menjadi hebat, kuat karena mandiri, termasuk dalam hal ekonomi. Karena itu, kami berharap pesantren bisa menjadi soko guru ekonomi umat,” tegas Kiai Mahfudz yang sebentar lagi akan meluncurkan produk elektronik ala pesantren ini.

Dalam akhir pertemuan, para kiai pesantren sepakat, bahwa, dua hal itu diusulkan untuk menjadi bagian strategi NU. Paling tidak, materi ini harus tersampaikan dalam acara Istighotsah Kubro yang akan berlangsung Minggu 9 April 2017.

“Kita akan sampaikan kepada PWNU Jatim yang akan menggelar istighotsah kubro di Sidoarjo, agar sinergitas dalam penguatan dua materi itu terbangun dengan kokoh,” begitu saran KH Aziz Masyhuri, pengasuh PP Al Aziziyyah, Denanyar, Jombang. (muh)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry