JOMBANG | duta.co – Suasana malam di Pesantren Bahrul Ulum Tambakberas Jombang pada Jumat, (3/1/25) malam berbeda dari sebelum. Terpancar wajah ceria dan gembira para pengasuh pondok dan santri kembali menerima kunjungan Ulama Timur Tengah.
Kunjungan Syekh Dr Abdurrozzaq An Najm dari Damaskus Suriah dalam silaturahim dan shilatul-ilmi, disambut para pengasuh pondok Kiai dan Masyayyikh Pesantren antara lain, KH Roqib Wahab, KH Abdurrozzaq Sholeh, KH Salman Alfarisi, KH Abdul Latif Malik, KH Abdul Wahab Yahya, Prof Dr. KH Kholid Mas’ud dan beberapa gawagus lainnya.
Agenda yang bertempat di Masjid Induk Pesantren ini berjalan khidmat diikuti oleh ribuan santri diisi dengan penyampaian sanad dan taushiyah.
“Alhamdulillah kami bersyukur kedatangan salah seorang seorang penjaga zawiyah Imam Ghozali di masjid Umawi Damaskus dan beliau adalah Guru dari para alumni Bahrul Ulum yang meneruskan mengaji di Suriah,” kata Gus Salman Al Farisi dalam sambutan acara mewakili Pengasuh Pesantren.
“Para pencari ilmu (santri) harus selalu menjaga mata rantai dalam keilmuan. Pasalnya, hanya yang bersanad yang selalu dijaga oleh Allah.” Hal tersebut disampaikan oleh Syyeh Abdul Rozak Najm dari Suriah, diterjemahkan oleh KH. Latif Hamid saat mengisi majelis taklim.
Dalam mencari ilmu, lanjut Syech Abdul Rozak Najm. Dalam mencari ilmu ada tiga dasar, yang harus jadi pegangan. Yakni, harus menemui atau mendatangi gurunya langsung, Kedua melalui proses tahapan dilalui tidak bisa memotong kompas dan yang ketiga terakhir mengulang pelajaran yang telah didapat untuk dipelajari dan dipahami.
“Kita mencari ilmu agama tidak boleh karena hal lain seperti jabatan, materi atau lainnya, tetapi harus didasari karena keikhlasan kepada Allah, apa yang kita cari hanya karena Allah swt,” kata KH. Latif Malik dalam mentranslit ucapan Syekh Abdul Rozak Najm dari bahasa Arab ke Indonesia.
Dalam acara majelis taklim yang dihadiri pengasuh pondok dan santri ini, selain menjelaskan dasar dalam mencari ilmu, Syekh Abdul Rozak Najm juga memberikan ijazah hadis keilmuan dari Imam Bukhori yang didapatkan dari para gurunya nyambung langsung kepada Imam Bukhori. Juga beberapa sanad kitab lainnya, seperti matan waroqot, fathul muin, dll.
“Saya akan memberikan ijazah 22 hadits yang paling top dari Imam Bukhori,” bebernya.
Syekh Abdul Rozak Najm yang merasa bersyukur bisa kembali silaturahim ke para kiai dan santri di bumi Bahrul Ulum Tambakberas ini menyatakan bahwa mengijazahkan hadis harus dilafalkan huruf perhuruf, namun saat ini akan diberikan secara special khusus yaitu ijazah ammah.
Sementara itu, KH. Salman mengatakan, gurunya Syyeh Abdul Rozak Najm sudah hampir satu bulan di Indonesia dan sudah keliling kebeberapa pondok pesantren. “Habis dari Gresik langsung ke Tambakberas dan besok pagi balik ke Suria,” pungkasnya. (Din)