Dr Eko Pamuji (kiri) dan Haris Rusli Moty

SURABAYA | duta.co – Tiga minggu lalu, redaksi duta.co menerima informasi ‘miring’ terkait penguasa dan politisi yang suka bermain judi online di luar negeri. Lebih serem lagi, konon (menurut sohibul kisah) duit judi yang berjumlah triliunan rupiah itu, ikut mewarnai Pilpres di Indonesia.

“Cuma, informasi warung kopi tersebut tidak bisa jadi standar pemberitaan, meski kabar itu mengutip omongan seorang intelijen. Sudah tiga minggu lalu, kami mendengar informasi seputar judi online pengusaha dan politisi Indonesia di Kambojo,” demikian disampaikan Dr Eko Pamuji, GM Harian Koran Duta Masyarakat kepada duta.co, Rabu (9/4/25).

Kini, Majalah Tempo mengemasnya dalam cover story, kisah utama pada edisi 7-13 April 2025 dengan headline “Tentakel Judi Kamboja”. Tidak tanggung-tanggung Tempo menurunkan tim investigasi ke markasnya di  Kamboja.

“Menarik, memang, dan jelas tidak kecil biayanya. Media ini berusaha ‘teguh’ di jalur investigasi. Cuma, sayang, sebagai pembaca, cover both side yang dilakukan Tempo tidak seimbang, karena tidak mendapat jawaban dari yang ditulis, misalnya Sufmi Dasco,” tegas Eko yang juga doktor komunikasi Unair Surabaya ini.

Menurut Eko, pers memang memiliki kebebasan dan menyibak fakta. Tetapi, kebebasan yang termaktub dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers, itu rentan sekali dipermainkan untuk menghakimin seseorang.

“Bisa saja Pak Sufmi Dasco menjadi korban permainan itu. Karenanya, dia memiliki hak jawab yang tak kalah pentingnya untuk pembaca. Insan pers, harus paham, bahwa, yang namanya berita itu seperti peluru, kalau sudah lepas dari larasnya, sulit dikejar,” tegas Eko.

Haris Rusly Moti, Aktivis Gerakan Mahasiswa 1998 menulis panjang lebar tentang berita Tempo. Ia menyuguhkan 13 poin untuk menanggapi masalah berita tersebut. “Ini pandangan saya menanggapi pemberitaan Majalah TEMPO edisi 7-13 April 2025 dengan headline “Tentakel Judi Kamboja”,” tulisnya diunggah fnn.co.id, Selasa (8/4/25).

Menurutnya, berita Tempo yang mengaitkan nama tokoh-tokoh tertentu di Indonesia dengan judi di Kamboja itu, serampangan. “TEMPO telah melakukan penghakiman sepihak kepada Sufmi Dasco Ahmad. Pemberitaan yang nyata-nyata merusak kredibilitas pers sebagai salah satu pilar demokrasi, sehingga perlu ditanggapi,” tegasnya.

Haris menyoroti kebebasan pers menjadi sisi kelam yang mengerikan. “Pertama, sisi kelam dari kebebasan pers seringkali melahirkan “penghakiman sepihak”. Kita menghormati kemerdekaan pers yang dijamin konstitusi. Namun, pemberitaan yang tanpa disertai data dan fakta yang kredibel adalah sebuah “penghakiman sepihak”. Biasa dikenal dengan sebutan trial by the press. Bila terjadi trial by the press”, maka itu adalah malapetaka jurnalisme,” tulisnya.

Keduajelasnya, trial by the press  yang mengaitkan Sufmi Dasco Ahmad tersebut sebagai sebuah bentuk nyata dari prilaku “penghakiman sepihak”. “Ketigacover both side yang diterapkan TEMPO dalam peliputan tersebut hanya sekedar formalitas semata. Sebagai pembenaran atas rumor dan desas-desus yang direkayasa sebagai fakta dan data. Jadi, sangat wajar jika Sufmi Dasco Ahmad tidak meladeni konfirmasi rumor dan desas-desus yang ditulis Majalah TEMPO,” lanjutnya.

Sufmi Dasco Ahmad memang memiliki kesempatan hak jawab melalui mekanisme Dewan Pers. “Namun “penghakiman sepihak” tidak akan memulihkan kredibilitas dan nama baik yang terlanjur dicemarkan dan dirusak melalui berbagai platform media social,” katanya.

Keempat, Haris melihat pemberitaan Tempo bertendensi politik yang bertujuan merusak nama baik dan kredibilitas Sufmi sebagai pejabat pemerintah dan “orang dekat” Presiden Prabowo Subianto.

Kelima, setelah membaca dengan teliti setiap huruf, setiap kata dan setiap kalimat, tidak ada satupun data dan fakta yang diungkap Majalah TEMPO untuk memperkuat “penghakiman sepihak” terhadap Sufmi Dasco Ahmad yang dikaitkan dengan judi kasino di Kamboja,” tegasnya.

Yang tak kalah menarik, poin keenam. Menurut Haris, dapat dipastikan pemberitaan TEMPO yang mengaitkan nama Sufmi Dasco dengan judi kasino di Kamboja berbasis pada rumor dan desas-desus. Tanpa fakta dan data. Hakkul yakin TEMPO pasti dapat pasokan rekayasa rumor dan desas-desus dari mereka yang masuk kelompok kepentingan. Kelompok yang marasa terganggu dengan peran strategis yang dimainkan Sufmi Dasco Ahmad di era Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Ketujuh, aktivis ini melihat fakta, bahwa, berangkat dari pengalaman pribadi yang sering mendengar informasi dari berbagai pihak dan kepentingan, nama Sufmi Dasco Ahmad sering kali dipakai-pakai oleh berbagai pihak yang mau cari aman. Dipakai untuk  mencari untung, mencari project dan mencari jabatan. Tentu tanpa sepengetahuan dari Sufmi Dasco Ahmad.

“KedelapanSufmi Dasco Ahmad terakhir mengundurkan diri dari posisi Komisaris Utama MNC Digital Entertainment, Tbk pada Mei 2023. Menurut Curriculum Vitae (CV) di MNC Digital Entertainment Tbk. Sufmi Dasco Ahmad pernah berhubungan bisnis dengan berbagai perusahaan di luar negeri, termasuk Golden Oasis Entertainment Co Ltd.,” tulisnya.

Kesembilan, jelasnya, sebetulnya pemberitaan Majalah TEMPO edisi Agustus 2024, mengaku telah mendapatkan nama-nama pengelola bisnis judi tersebut dari sumber resmi Kementerian Perdagangan Kamboja. Dimana sebagian merupakan Warga Negara Kamboja. Tidak ada nama Sufmi Dasco Ahmad di daftar tersebut.

Sehingga, Kesepuluh, Haris menilai aneh berita edisi 7-13 April 2025 Majalah TEMPO. Ini  seiring dengan meningkatnya situasi politik. Apalagi sampai menyangkutpautkan Sufmi Dasco Ahmad dengan bisnis kasino di Kamboja.

Kesebelas, saya kuatir media sekelas Majalah TEMPO telah terjebak menjadi media rumor dan gossip. Media yang diperalat oleh kelompok kepentingan. Baik kepentingan bisnis maupun kepentingan geopolitik, sebagai alat untuk melancarkan intrik politik,” urainya.

Keduabelas, Haris juga berharap pers tegak lurus sebagai satu pilar demokrasi. Terakhir, “Ketigabelas, semoga pers tidak bertindak menjadi bagian dari operasi pembusukan terhadap kebenaran (truth decay) ketika opini, rumor dan desas-desus diolah dan direkayasa sebagai fakta dan informasi. Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin,” tutupnya.

Fransisca CR, jurnalis Tempo, menegaskan bahwa media ini, berusaha keras untuk konsisten berada di liputan investigasi, mendatangi suatu tempat, menyuguhkan laporan yang sejelas-jelasnya kepada masyarakat (pembaca) apa yang terjadi dalam peristiwa itu.

Majalah Tempo memang harus siap menerima risiko, seperti berita seputar pembelian Kapal (perang) RI dari Jerman yang membuat media harus dibredel oleh pemerintah Orde Baru. Menurut Fransisca, jurnalis Tempo memang harus ke lapangan untuk memverifikasi informasi itu.

“Yang kita jaga adalah proses atau liputan-liputan investigasi, yang tentu saja berdampak untuk publik,” demikian disampaikan oleh Fransisca CR, jurnalis Tempo melalui media sosialnya instagram.com/tempodotco/reel/DILWg05yCQx. (mky)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry