Mulai sekarang siapkan kartu pembayaran, karena gerbang tol sudah tidak lagi menerima uang tunai. (FT/ENDANGLISMARI)

SURABAYA | duta.co – Konsentrasi pemerintah di sektor infrastuktur, khususnya jalan tol patut diapresiasi. Setidaknya dengan fasilitas jalan tol, bisa mengurai kemacetan sekaligus memangkas waktu tempuh di jalan.

Ibaratnya melipat jarak. Jarak tempuh Surabaya – Nganjuk misalnya, lebih kurang 77 km dengan jalan tol terasa hanya 25 km saja. Biasanya butuh waktu 4,5 jam, sekarang cukup 1,5 jam.

“Bagi juragan (baca pengusaha red.), ini sangat menguntungkan. Kalau biasanya sehari hanya sekali kirim, sekarang bisa dua kali,” demikian disampaikan Solikan (33 th) sopir truk gandengan asal Desa Sawiji, Kecamatan Jogoroto, Jombang kepada duta.co, Minggu (31/12/2017).

Meski dirinya bukan mekanik, kata Cak Likan panggilan akrabnya, yakin jalan tol membuat mesin mobil terasa nyaman, bahan bakar menjadi lebih irit.

“Di samping itu tidak stress menghadapi macet. Apalagi kalau kedatangan barang sudah ditentukan jamnya, orang seperti saya (sopir) menjadi ketar-ketir, jangan-jangan telat,” jelasnya.

Akses tol Surabaya – Jombang dengan pintu masuk di Gerbang Waru Utama menuju Bandar Kedungmulyo, Jombang ini sudah mulai terasa dampaknya. Jarak tempuh yang jauh menjadi lebih singkat, sehingga pengendara tidak harus menguras emosi dalam menempuh perjalanan apalagi di musim liburan yang biasanya sering terjadi kemacetan.

Mulusnya jalan tol membuat pengendara ‘dimanja’. Apalagi bagi orang yang suka tantangan, bisa menginjak pedal gas lebih dalam, dengan kecepatan lebih tinggi lagi. Kendati demikian pengendara harus hati-hati, terutama memperhatikan kondisi mobil serta pemegang setir harus benar-benar oke.

“Di sisi lain, tidak capek dengan jalan tol ini. Kalau lewat bawah kita bawaannya emosi karena macet dan semrawut lalu lintasnya. Jadi lebih cepat ketemu orang tua, lebih lama di kampung halaman,” ujar salah satu pengguna tol Surabaya – Jombang (Bandar) M Khoiri kepada duta.co.

Namun tentunya singkatnya jarak dan waktu tempuh juga harus dibayar dengan biaya yang (mungkin) bagi sebagian orang cukup mahal. Karena bagi mobil golongan satu biaya harus merogoh kocek sampai Rp82 ribu untuk Surabaya – Jombang (Bandar). Tarif ini berlaku mulai 1 Januari 2018 pukul 00.00 WIB. Sebelumnya  tarif sebesar Rp 61.500. Namun jika dihitung biaya yang dikeluarkan untuk tol ini, masih sebanding dengan pengeluaran ketika melewati jalan bawah.

“Kalau lewat bawah Surabaya ke Nganjuk saya istirahat dua kali. Selama istirahat itu, biasanya makan, jajan. Biaya ini yang bisa kita pangkas. Lewat jalan tol ndak jajan karena tidak istirahat. Tapi yang pasti tenaga tidak terkuras, itu yang penting,” tambah M Khoiri mantap.

Tol Surabaya – Jombang (Bandar) dikelola dua operator yakni Jasa Marga dan PT PT Marga Harjaya Infrastruktur (ASTRA Infra Toll Road Jombang-Mojokerto). Jasa Marga mengelola tol Surabaya – Mojokerto sepanjang 36,27 kilometer dan PT MHI mengelola tol Mojokerto – Jombang (Bandar) sepanjang 39,7 kilometer.

Pengoperasian kedua ruas tol ini dilakukan Presiden RI Joko Widodo baik saat Mojokerto – Jombang (Bandar) maupun Surabaya – Mojokerto.

Direktur Teknik dan Operasional ASTRA Infra Toll Road Jombang-Mojokerto, Anggoro Legowo pernah mengatakan bahwa keberadaan jalan tol apalagi yang dikelola lebih dari satu operator, memang dibutuhkan kerjasama yang bagus.

“Jalan tol itu sebuah konektivitas.Walau satu ruas sudah selesai sedangkan ruas yang lain belum selesai, maka dampaknya tidak akan begitu terasa. Tapi kalau saling menyambung, pasti akan terasa dampaknya tidak hanya bagi pengelola juga bagi masyarakat  luas,” ujarnya.

Keberadaan tol ini, seutuhnya dikembalilan ke masyarakat luas. Apa mau memanfaatkan atau tidak. Sesusaikan dengan kebutuhan dan keperluan. Dan kalau ingin memanfaatkannya, jangan lupa isi kartu e-money-nya, karena di ruas tol itu tidak lagi menggunakan pembayaran secara tunai. (endang lismari)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry