Robikin Emhas, Ketua PBNU (kanan). (ft nukita.id)

SURABAYA | duta.co – Wartawan belum memperoleh jawaban dari Katib Aam PBNU, KH Yahya Cholil Staquf terkait undangan ke Israel. Tetapi, di media sosial beredar jawaban yang mengatasnamakan Gus Yahya panggilan akrabnya. Hanya saja, jawaban itu ditujukan kepada Bu Menteri, mungkin yang dimaksud Menteri Luar Negeri, Retno LP Marsudi.

Kesan dari jawaban itu, Gus Yahya mohon ijin untuk memberi penjelasan tentang ini. Berikut lima penjelasan tersebut:

1. Sebagaimana panjenengan tahu, saya menerima undangan ini sudah lama, dan ini menyangkut kredibilitas semua upaya yang telah saya lakukan bertahun-tahun;

2. Saya punya pesan untuk saya sampaikan seluas-luasnya secara global, dan ini platform yang akan memberi saya kesempatan untuk itu;

3. Saya punya pemikiran tentang Yahudi yang ingin saya sampaikan sejujur-jujurnya tanpa eufimisme ataupun polesan diplomasi, dan ini satu-satunya kesempatan untuk melakukannya tanpa di-frame atau distigma sebagai “anti-semitis”;

4. Rencana pidato saya di AJC forum sudah dibatalkan, tapi saya tetap dijadwalkan bertemu sejumlah tokoh dengan liputan media, antara lain: Dr. Ali Al Awar, pimpinan Badan Waqaf Masjid Al Aqsha; Mohammed Dajani Daoudi, ulama; para patriarch Katolik, Kristen Ortodoks Yunani dan Lutheran; H. E. Hazem Khairat, Duta Besar Mesir; kalangan intelektual di Universitas Hebrew; dan lain-lain;

5. Saya akan disiplin menjaga posisi “deniable”; kalau tindakan saya merugikan kepentingan Negara atau sekedar tidak ada manfaatnya, dapat dilakukan tindakan apa pun yang diperlukan untuk mengingkari atau menegaskan terlepasnya tindakan saya ini dari Negara; kalau ada benefit, mari di-follow up agar menjadi keuntungan nyata.
Demikian, Bu Menteri. Mohon maaf bahwa saya telah membuat kesulitan.

Sementara beredar juga penjelasan Robikin Emhas, Ketua PBNU. Sama, ada lima point penting. Pertama, menurut Robikin, tidak ada kerja sama NU dengan Israel. Sekali lagi ditegaskan, tidak ada jalinan kerja sama program maupun kelembagaan antara NU dengan Israel.

Kedua, kehadiran Gus Yahya Staquf adalah selaku pribadi, bukan dalam kapasitas sebagai Katib Aam PBNU, apalagi mewakili PBNU.  Ketiga, Yakin kehadiran Gus Yahya tersebut untuk memberi dukungan dan menegaskan kepada dunia, khususnya Israel bahwa Palestina adalah negara merdeka. Bukan sebaliknya.

Keempat, setiap insan yang mencintai perdamaian mendambakan penyesesaian menyeluruh dan tuntas atas konflik Israel-Palestina. Dan kelima, Konflik Israel-Palestina tidak disebabkan oleh faktor tunggal. Diperlukan semacam gagasan out of the book yang memberi harapan perdamaian bagi seluruh pihak secara adil. Boleh jadi Gus Yahya Staquf memenuhi undangan dimaksud untuk menawarkan gagasan yang memberi harapan bagi terwujudkan perdamaian di Palestina dan dunia pada umumnya. (net)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry