Faizal Assegaf, Ketua Progres 98 (dua dari kanan). (FT/Facebook/Faizal Assegaf)

JAKARTA | duta.co – Hiruk pikuk terkait Pilkada DKI Jakarta sudah selesai. Tetapi, bagi mereka yang menyimpan agenda lain, ‘perang’ belum selesai. Setelah Ahok tumbang, ada kelompok yang ingin melengserkan Kiai Said Aqil Siroj dari Ketua Umum PBNU. Agenda itu terbaca jelas melalui jejaring media sosial.

“Warga NU harus ekstra hati-hati. Ada gerakan luar yang ingin mengacak-acak NU. Target mereka NU menjadi gaduh. Karenanya, jangan sampai kita ‘menari’ di atas tetabuhan orang lain,” begitu disampaikan aktivis NU DKI Jakarta kepada duta.co, Kamis (20/4/2017).

Adalah Faizal Assegaf, Ketua Progres 98, yang sudah memantik aksi menggoyang Ketua Umum PBNU. Faizal menilai bahwa sikap tidak bijak telah dilakukan Ketua Umum PBNU Said Aqil Siroj dengan mendukung terdakwa penista agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok di putaran kedua Pilkada DKI Jakarta kemarin. Untuk itu, dirinya mengimbau pada para kader dan simpatisan NU untuk mengevaluasi dengan serius keputusan Kiai Said ini.

Menurut Faizal, dukungan yang diberikan Kiai Said tersebut telah mencoreng kehormatan NU. Selain itu, perpecahan juga terjadi di tubuh umat Islam Indonesia. “Pak Said Aqil ke depan harus mempertanggungjawabkan segala manuver politik yang sangat pragmatis ini. Sebab, jutaan umat Islam telah terluka. Jika perlu, beliau mempercepat agar bisa segera turun dari jabatan Ketum PBNU,” kata Faizal di Jakarta, Kamis (20/4/2017) sebagaimana dimuat banyak situs online.

Menurut Faizal, ada pelanggaran serius yang dilakukan Kiai Said. Pelanggaran dilakukan melalui berbagai pernyataan yang acap kali melukai hati umat. Pelanggaran fatal berikutnya, tutur Faizal, adalah Kiai Said dinilai menjadi motor penggerak bagi PPP dan PKB untuk mendukung Ahok-Djarot. Padahal, Partai Islam, menurutnya, harus menjadi tumpuan umat dalam menyampaikan aspirasi politiknya.

“Sikap yang dilakukan Pak Said Aqil ini tentu tidak bisa dibiarkan. Pembelaan terhadap penista agama telah menimbulkan daya rusak yang serius bagi persatuan umat Islam, khususnya pada perhelatan Pilkada DKI Jakarta,” tandasnya.

Bagi Faizal, NU sebagai ormas Islam terbesar yang ada di Indonesia harus diselamatkan. Para kiai dan segenap elemen NU harus segera mengambil sikap dalam penyelamatan organisasi yang karyanya untuk Indonesia sudah begitu banyak. “Para kiai, ulama, dan pengurus NU segeralah mengambil tindakan tegas. NU harus diselamatkan dari kepemimpinan Pak Said Aqil. Ini juga ada isu yang beredar bahwa dukungan dan pembelaan terhadap Ahok karena adanya mahar politik, beliau harus transparan dan segera mengonfirmasi ini,” tegasnya.

Cukup? Belum. Kini beredar percakapan di group WA Media Dakwah Islam isinya memperlihatkan keinginan salah seorang bernama Farhan Al-Kaff atau Ayip Farhan Al-Kaff (Cirebon) untuk menjebloskan Ahok ke penjara sebagai bagian daripada agenda mereka. Tidak hanya itu, Kiai Said Aqil Siroj Ketua Umum PBNU turut disebut oleh Farhan Al-Kaff sebagai bagian dari agenda berikutnya, untuk dilengserkan.

Salah seorang netizen Aswaja NU mengatakan masalah Ahok bukan menjadi fokus, tetapi yang berkaitan dengan PBNU itu menjadi sebuah catatan serius. Nahdliyin tidak akan terima.

“BOCORAN DARI GROUP HTI & FPI. Mereka yang mendukung dan membela mati-matian, tidak mungkin jika mereka tidak minta bantuan dan tidak minta perlindungan. Ini yang saya Fokuskan, masalah Ahok mau dipenjara silahkan saja, itu bukan urusan saya. Jika suatu saat benar-benar terjadi Chaos lantaran mereka sudah membuka Pintu melalui Paslonnya, semoga saya dan kawan-kawan yang selama ini melawan tidak salah jalan dan menjadi Catatan Sejarah, bahwa kami tidak Mendukung dan tidak Diam,” tulis Moch Zain disebuah group facebook disertai screenshot bukti bocoran tersebut.

Dari informasi di atas, tidak menutup kemungkinan bahwa kasus Ahok hanyalah sebuah batu loncatan untuk agenda yang lebih besar lagi. Tampaknya NU menjadi target berikutnya. Serangan terhadap PBNU tidak berhenti. Sejumlah website yang antiNU sudah berupaya menyerang Ketua Umum PBNU.

Menuduh Kiai Said berpihak kepada Ahok rasanya sulit dibuktikan. Dikatakan Kiai Said mengarahkan PPP dan PKB mendukung Ahok, ini sulit dipahami, apa buktinya? PBNU selama ini tidak mendukung salah satu calon, baik pasangan nomor urut 1, 2 maupun 3. Semua yang datang ke Kantor PBNU, disambut dan dihormati.

Bahkan ketika Ahok dianggap banyak orang telah menghina Rais Am PBNU KH Ma’ruf Amin saat hadir dalam persidangan Ahok, Kiai Said memberikan komentar keras. “Warga NU tidak akan memilih orang yang menyinggung NU,” kata Kiai Said waktu itu.

Bahkan ketika PPP menyebut Kiai Said di Metro TV akan hadir dalam istighotsah bersama Ahok di rumah pimpinan PPP Djan Farid pun, saat itu juga dibantah karena memang tidak akan datang.

Kendati demikian, NU tidak terpancing. Kalau ada orang luar mau mengajak warga NU menurunkan Kiai Said Aqil dari Ketum PBNU, lalu urusannya apa? Kenapa harus mencampuri internal rumah tangga nahdliyin. Perlu dicatat, bahwa, warga NU tidak akan pernah mengikuti irama orang lain, apalagi kalau niatnya jelas-jelas membuat gaduh nahdliyin. (hud)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry