OLAHAN NUGGET:  Rahayu suwartini  (50) menyelesaikan pembuatan nugget ikan lele di industri rumahan di kawasan Panjang Jiwo, Surabaya. Rabu (3/1/2018). (duta.co/Wiwiek Wulandari)

SURABAYA | duta.co -Penyetan lele, lele goreng dan sejenisnya sudah umum. Tapi kalau nudget lele masih asing. Nudget biasanya berbahasan dasar daging ayam diolah sehingga mempunya rasa yang gurih dan crispy.
Kali ini olahan nugget kreatif menggunakan bahan dasar daging ikan lele. Untuk pengembangan, produksi nugget lele ini rencananya melakukan strategi penjualan dengan perluas pasar  ke swalayan.
Yudha Andayana, pencetus sekaligus owner inovasi olahan nugget lele mengawali bisnis ini dari ketidansengajaan.
“Saya kan punya usaha olahan daging lele lainya, pada saat itu, karena sisa lumayan banyak mulailah iseng-iseng buat eksplore. Sehingga sampai muncul pikiran, gimana kalau dibhat nugget aja,” ujarnya kepada, Rabu(03/01/2018).
Selain itu, lanjutnya, nugget ikan lele juga bisa menjadi alternatif pilihan bagi para orang tua untuk memberikan asupan nutrisi, ketika sang buah hati tidak terlalu doyan makan ikan.
“Menurut hasil studi saya dan bersama rekan, lele itu ternyata memikik kadar gizi yang cukup tinggi. Mulai kandungan seperti omega 3 yang baik untuk perkembangan otak, terdapat juga protein untuk pembaharuan sel, serta kalori untk memasok energi tubuh kita,” lanjutnya.
Masih kata Yudha, nugget ini nantinya tetap menggunakan nama dari ‘Kumis Lele’ sebagai brand produk. Karena olahan produk satu ini merupakan turunan olahan dari fillet daging lele.
“Dengan menggunakan kemasan yang menarik, seperti dibungkus dengan kondisi vakum nol udara yang membuatnya awet hingga beberapa hari, membuat kami siap dalam waktu dekat untuk melakukan strategi penjualan dengan mengekspansi passr swalayan dan berjejer dengan merk-merk nugget yang sudah mapan lainya,” ungkapnya.
Dirintis sejak tahun 2017, Alumnus Universitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Surabaya ini mengaku bahwa, dari segi segmentasi pasar mayoritas adalah ibu-ibu. Karena menurutnya, para konsumen tidak lagi direpotkan dengan proses memasak makanan bekal sekolah untuk sang buah hati.
“Konsumen kami, mayoritas mengatakan sangat terbantu untuk menyediakan menu bekal makanan untuk anak-anak ke sekolah. Nugget ini kan sebenarnya snack food, jadi keunggulannya adalah bisa dibuat lauk bersanding nasi putih, atau cukup disajikan sebagai cemilan,” ceritanya.
Pria akrab disapa Yudha menjelaskan, semenjak diperkenalkan pertama kali tahun lalu, kini nugget ‘Kumis Lele’ miliknya bisa terjual hingga 400 pack sebulan. Terdiri dari varian isi nugget 10 dan 20 potong, produk miliknya ini dibanderol dengan harga Rp 14 ribu hingga Rp 35 ribu.
“Kemarin juga barusan ekspor ke luar provinsi, tepatnya di Jogja. Kami juga tengah fokus untuk melebarkan pasar di sana, karena hal ini masih merupakan tester, jadi kami hanya mengirimkan sebanyak 60 pack dulu untuk mengetahui respon pasar,” jelasnya.
Olahan kuliner berstandar home industri  jelas Yudha sekalipun seharusnya tak kalah dengan olahan yang di produksi berskala pabrik.
“Ke depan, dengan bertambahnya pelanggan, bisa menambah karyawan membantu warga sekitar agar mendapatkan pekerjaan. Selain itu juga, saya beserta empat karyawan nugget lele ini, memiliki misi yang sama dengan Menteri Perikanan dan Kelautan Indonesia untuk menggencarkan sosialasi kepada masyarakat tentang pentingnya mengkonsumsi ikan, terlebih bagi sang buah hati,” jelasnya. (imm)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry