MANFAAT JKN : Dengan menjadi peserta BPJS Kesehatan, Atik merasakan langsung manfaat dan pelayanan (duta.co/BPJS Kesehatan)

KEDIRI | duta.co -Pengakuaan Atik (44) warga Kecamatan Pesantren yang usai melahirkan anak ketiganya di RSUD Gambiran II Kota Kediri dengan operasi cesar, membuktikan atas manfaat sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan.

Suaminya bekerja sebagai supir truk lepas di Surabaya, dengan penghasilan tidak pasti, namun merasakan langsung layanan medis membuatnya terkesan karena tidak dipungut biaya sepeser pun.

Awalnya, dia bersama keluarganya mendapatkan Kartu Indonesia Sehat seiring beroperasinya Program BPJS Kesehatan pada Tahun 2014. Atik merupakan salah satu bukti nyata, dari jutaan peserta Jamkesmas yang beralih ke peserta PBI.

Perlu diketahui, bentuk perhatian pemerintah kepada warga tidak mampu, kemudian digulirkan Program Penerima Bantuan Iuran (PBI). Merupakan program jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu, sebagaimana diamanatkan UU. Nomor 40 Tahun 2004 Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN).

Dimana besarnya iuran menjadi tanggungan pemerintah sebagai peserta Program Jaminan Kesehatan. Peserta PBI, dijelaskan Gatot Subroto, Kepala Kantor BPJS Kesehatan Kediri, diperuntukkan untuk golongan fakir miskin yang ditetapkan dan mengacu peraturan pemerintah.

“Seperti Ibu Atik, dimana sang suami bekerja supir truk lepas, tentunya penghasilannya tidak tetap. Beliau menggunakan layanan BPJS Kesehatan dimulai sejak hamil kembali diusia ke – 44. Karena kehamilannya tidak terencana, sehingga membuat dirinya panik karena merasa tidak siap,” jelas Gatot Subroto.

Akhirnya, dengan berbekal kartu JKN-KIS yang didapatkannya dari pengurus desa, Atik berangkat ke Puskesmas Pesantren I untuk memeriksakan kandungannya.  Dari hasil pemeriksaan, bidan menyatakan bahwa perkembangan janinnya cukup baik, namun kehamilannya ini dinilai beresiko tinggi karena usianya yang sudah kepala empat.

“Terlebih, dari hasil pemeriksaan medis, diketahui jika Bu Atik menderita Diabetes Melitus sejak delapan tahun lalu,” imbuh Kepala Kantor BPJS Kesehatan Kediri.

Dari Puskesmas kemudian dirujuk ke RSUD Gambiran Kediri untuk mendapatkan penanganan diabetes sekaligus persiapan kelahiran anak ketiganya. Singkat cerita, Atik telah menjalani operasi caesar.

“Saya menggunakan BPJS mulai dari dulu setelah terkena diabetes hingga saat ini. Semuanya dijamin, saya tidak keluar biaya sama sekali. Bila tidak menggunakan Kartu KIS, paling tidak 10 juta rupiah, biaya dikeluarkan. Belum lagi perawatan diabetes selain operasi caesar,” tuturnya dengan wajah terlihat lega.

Atik pun mengucapkan terima kasih dengan Program KIS dari bantuan pemerintah ini.

“Kalau harus membayar sendiri uang dari mana. Saya makan saja kadang harus hutang sana-sini seandainya suami tidak dapat pekerjaan nyupir,” imbuhnya. Bahkan bukan hanya operasi, saat ditawari pencegahan kehamilan secara permanen berupa sterilisasi, yang tanpa dipungut biaya, sontak saja dia langsung mengiyakan.

“Saya ditawari sterilisasinya oleh perawat. Ya saya tanya dulu, apakah ada biayanya. Ternyata tidak ada biayanya, semuanya dijamin. Saya bersyukur sekali. Terimakasih BPJS, terimakasih pemerintah,” ungkap Atik tersenyum lebar. (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry