Siswa-siswi sebuah sekolah dasar di Probolinggo nampak senang diberikan literasi dan numerasi tentang pembelajaran matematika. DUTA/istimewa

PEMBELAJARAN matematika menjadi momok menakutkan bagi siswa di kelas rendah, atau sekolah dasar sederajad.

Ketika siswa kelas rendah sudah takut dengan pelajaran matematika, yang terjadi hingga di kelar tinggi mereka tetap saja takut.

Karena itu, pembelajaran di kelas rendah hendaknya lebih menyenangkan sehingga pelajaran matematika tidak lagi menakutkan.

Itu pula yang dilakukan tim Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa). Para dosen dengan komando project leader Fifi Khuirul Fitriyah membuat program yang diberinama Bengkel Numerasi.

Bengkel Numerasi yang akan digelar selama sepuluh bulan ke depan itu dilakukan di 16 sekolah dasar sederajad di Gugus 3 dan 4 Kecamatan Lekok Kabupaten Probolinggo.

Bengkel Numerasi ini, tim Unusa akan membuat metode pembelajaran matematika akan menyenangkan bagi anak didik.

Yakni dengan metode Pembelajaran Matematik Realistik Indonesia (PMRI). Untuk merealisasikan ini, Tim Unusa dibantu ahli PMRI  dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Prof Siti Magfirotun Amin.

Sistem PMRI  ini pelajaran matematika tidak lagi menakutkan, apalagi sampai membuat siswa stres.

Prof Siti Maghfirotun Amin mengatakan matematika seharusnya tidak perlu ditakuti. Apalagi pelajaran ini sangat penting dan menjadi kebutuhan manusia.

Karena di segala kegiatan manusia di dunia akan selalu berhubungan dengan matematika.

“Selama ini pelajaran matematika itu tidak disukai karena anak didik dituntut untuk menulis dan menulis. Didekte. Mereka tidak diberi kesempatan untuk berpikir sendiri. Rumus-rumus diberikan, kalau tidak sesuai rumus itu salah. Ilmu pokok e,” ujarnya.

Dengan metode PMRI, siswa didik akan diajak untuk melihat apa itu matematika dari lingkungan sekitar.

Karena dari lingkungan sekitar banyak sekali yang bisa dijadikan obyek pembelajaran matematika.

“Misalnya, di atas plafon itu ada berapa banyak lampu-lampu. Siswa bisa saja disuruh untuk menghitung berapa jumlah lampu-lampu yang ada,” ungkapnya.

“Mereka diberi kebebasan untuk menghitungnya sendiri dengan cara mereka. Bisa dihitung satu per satu, dua-dua dan seterusnya,” jelasnya.

Dengan metode ini, guru tidak lagi memberitahu siswa bagaimana mengerjakan soal. Tapi, siswa dituntut untuk memiliki cara dan model sendiri untuk menyelesaikan soal-soal yang ada.

“Bahkan soal cerita itu sangat penting untuk bisa membuat siswa berpikir,” tukasnya.

Nantinya sistem PMRI ini akan melibatkan kelompok kerja guru (KKG) khususnya guru mata pelajaran matematika yang sudah ditunjuk.

“Kami harapkan dengan sistem ini bisa meningkatkan hasil belajar siswa dalam bidang numerasi melalui pembelajaran matematika,” tandas Fifi Khoirul Fitriyah.

Program Bengkel Numerasi ini memiliki tiga wilayah garapan. Selain Bengkel Numerasi juga ada Manajemen Berbasis Sekolah (MBS), dan teknik mejadi fasilitator yang baik (program khusus untuk fasilitator daerah/fasda).

Tidak mengherankan jika progam ini menjadi salah satu program yang dipilih INOVASI, sebuah proyek peningkatan kualitas pendidikan di beberapa daerah di Indonesia atas kerjasama Indonesia dan Australia untuk dikembangkan di lokasi yang sudah ditunjuk.

Para guru diajak untuk membuat forum group discussion. DUTA/istimewa

Fifi Khoirul Fitriyah mengatakan Unusa berhasil menjadi salah satu mitra yang dipilih oleh Tim Inovasi di Jawa Timur dari beberapa perguruan tinggi negeri dan swasta.

“Prosesnya panjang. Mulai Januari 2018 hingga penandatangan pada September 2018 lalu. Tapi kami bersyukur karena ini berhasil setelah melewati serangkaian seleksi yang ketat dan melelahkan,” tukasnya.

Program ini, sebagaimana diungkapkan Rektor Unusa, Prof Achmad Jazidie, merupakan bagian dari upaya Unusa untuk ikut serta menyukseskan program pemerintah terkait dengan program literasi.

“Alhamdulillah proposal yang kami ajukan dinilai layak, sehingga memperoleh hibah ini yang pembiayaannya discover oleh Pemerintah Australia bekerjasama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,” katanya.

Program Inovasi memfokuskan pada tiga bidang yakni literasi, numerasi dan leadership. “

Bagi Unusa, pengalaman menjalankan program hibah yang didanai luarnegeri (Australia –Red) memang baru kali pertama, karena itu kesempatan ini akan dijadikan pembelajaran berharga untuk kami jalankan sebaik-baiknya. Apalagi Unusa satu-satunya PTS yang terpilih dalam program ini,” kata Jazidie.  end

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry