SURABAYA  | duta.co – Media sosial nahdliyin geger dengan penjelasan Gus Baha soal dua kitab (Diba dan Barzanji) yang disebutnya sebagai karya ulama Syi’ah. Apalagi kedua kitab ini menjadi ‘menu utama’ amaliyah warga NU.

“Jadi, kayak (seperti) santri Mustofa (NU), ini tidak tahu kalau Diba’ dan Barzanji itu karangane (karya) orang Syi’ah. Pertama Islam masuk Indonesia, memang, lewat orang Syi’ah. Cuma Syi’ah-nya Zaidiyah. Makanya, Diba’ tidak menyebutkan Abu Bakar, Umar, Utsman,” demikian Gus Baha dalam video pendek berdurasi 5 menit 10 detik yang beredar di medsos, Minggu (14/2/2021).

Lalu, Gus Baha menyitir sebuah lirik ‘Ya Rasulullah Salam Alaika’. Disebutkan teks: Mitslu Zainil ‘Âbidîna ‘Alî, wabnihil-Bâqiri khoiri walî. (Seperti Zainal Abidin yakni Ali, dan putranya Baqir itu sebaik-baiknya wali). “Mana (ada) Diba’ yang memuji Abu Bakar, Umar, tidak ada. Yang dipuji ahlul bait, keluarga Rasul,” tambah Gus Baha sambil menyontohkan sejumlah hadits yang menyertainya.

“Semua ulama mengakui kalau Diba’ itu Syiah. Cuma Syi’ah Zaidiyah. Tapi (tetap) Syi’ah,” tegas Gus Baha.

Mufti Asy-Syafi’iyyah

Penjelasan Gus Baha ini disanggah keras oleh KH Luthfi Bashori Alwi (Gus Luthfi). Menurut Gus Luthfi, adalah salah besar kalau pengarang Diba’ dan Barzanji itu disebut orang Syi’ah. Meskipun dianggap sebagai Syi’ah Zaidiyah. Orang yang menyebut seperti itu, karena kurangnya literasi.

“Ada orang mengatakan Imam ad-Diba`i dan juga imam al-Barzanji (keduanya pengarang kitab maulid Nabi Muhammad SAW.)  itu Syi’ah, hanya karena pujiannya senantiasa mengangungkan Kanjeng Nabi (Ahlul Bait), itu karena dia tidak mengerti. Dia belum membaca biografi siapa Imam ad-Diba`i dan juga imam al-Barzanji,” jelas Gus Luthfi.

Gus Luthfi kemudian menyontohkan biografi pendek kedua tokoh ini, misalnya di wikipedia. Di sini (meski pendek) sudah jelas siapa beliau itu. “Jelas sekali, pengarang Diba’ itu Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi`i. Kata Asy-Syafi`i ini, jelas, madzhab beliau Imam Syafi’i. Pasti bukan Syi’ah,” tegas Gus Luthfi.

Begitu juga pengarang al-Barzanji. Beliau adalah Al-‘Allaamah al-Muhaddits al-Musnid as-Sayyid Ja’far bin Hasan al-Barzanji. Dikenal sebagai Mufti Asy-Syafi’iyyah di Kota Madinah al-Munawwarah.

“Sekali lagi, madzhab beliau adalah Syafi’i. Mereka dikenal sebagai ulama ahlussunnah wal jamaah. Secara umum, ulama-ulama yang berada di madzhab Imam Syafi’i, secara aqidah mengikuti madzhab Imam Asy’ari dan Imam Maturidi. Ini perlu dipahami,” tambah Gus Luthfi.

Gus Baha (atas) dan Gus Luthfi (bawah)
Salah Besar

Jadi? “Salah besar kalau ada yang mengatakan kedua imam pengarang kitab kitab maulid (Diba’ dan Barzanji) itu penganut Syi’ah. Salah besar,” tegasnya.

Gus Luthfi juga mengutip postingan nu.online edisi 10 Februari 2012. Ditulis: “Diantara hasil karya yang bercerita tentang hal-ihwal Kanjeng Nabi Muhammad saw secara sastrawi adalah Maulid al-Diba’. Istilah ini diambil dari nama pengarangnya yaitu Al-Imam Wajihuddin Abdur Rahman bin Muhammad bin Umar bin Ali bin Yusuf bin Ahmad bin Umar ad-Diba`i Asy-Syaibani Al-Yamani Az-Zabidi Asy-Syafi`i. Jelas bukan?,” tegasnya.

Masih dalam kajian nu.online, disebutkan, bahwa, dalam bidang fiqih, beliau (ad-Diba`i) bermadzhab Syafi’i. oleh sebab itu, beliau termasuk golongan Ahl al-Sunnah wa al-Jama’ah, karena masih mengakui dan mengikuti salah satu madzhab empat.

Banyak hal yang bisa dijadikan bukti bahwa beliau termasuk golongan Sunni. Antara lain, di dalam shalawat yang dikarang, beliau mengatakan: Ya Robbi wardlo anisshohaabah – Ya Robbi wardlo anis-sulaalah. (Ya Allah, anugerahkanlah keridhaan kepada sahabatnya – Ya Allah, anugerahkanlah keridhaan kepada keturunannya). “Jelas sekali, di sini beliau memuji sahabat terlebih dahulu, baru memuji ahlil bait,” pungkasnya. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry