SURABAYA | duta.co – Mesin relawan Khofifah-Emil terus bergerak. Meski partai besar masih tampak bingung, konsolidasi jalan terus. BaGuS (Barisan Gus dan Santri) Jatim, misalnya, mulai pekan ini akan menyisir seluruh pondok pesantren di Jatim, demi kemenangan yang signifikan.
“Sambil menyaksikan partai bingung, kami terus konsolidasi. Pekan ini kami safari ke seluruh pondok pesantren di Jatim. Tujuannya satu, kemenangan Khofifah-Emil. Target kami, menang di atas 70%,” demikian Yusuf Hidayat, Sekretaris BaGuS Jatim kepada duta.co, Selasa (23/7/24).
Menurut Gus Yusuf, panggilan akrabnya, Pilgub 2024 Jatim bukan sarana perang opini, bukan untuk jor-joran pernyataan. Juga bukan ajang psywar (psychological warfare) atau perang psikologis. Tetapi Pilgub 2024 harus menjadi konsolidasi rakyat. Penetrasi pembangunan di Jatim untuk periode kedua. Ini harus lebih hebat. “Saya yakin relawan Khofifah-Emil tidak tertarik mendengar perang opini,” tegasnya.
Seperti diberitakan, Wakil Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Jazilul Fawaid mengatakan, pihaknya masih mencari sosok yang lebih kuat dari Khofifah Indar Parawansa untuk diusung di Pilkada Jatim 2024. Cuma sampai sekarang belum ketemu.
Sementara Khofifah-Emil telah mendapatkan dukungan dari berbagai partai untuk maju di Jatim, mulai dari Demokrat, Golkar, Gerindra, PSI, PPP, dan PAN. Walhasil, hingga saat ini PKB masih belum mengusung siapa pun di Jatim.
“Karena memang kita harus mencari figur yang lebih kuat dari yang ada (Khofifah),” ujar Jazilul di kantor DPP PKB, Jakarta, Senin (22/7/2024) malam.
Namun, saat ditanya apakah itu artinya PKB mengakui Khofifah sebagai lawan yang tangguh alias sangat kuat, Jazilul enggan mengakuinya. “Enggak, enggak. Belum menemukan saja yang kira-kira akan diterima oleh PKB dan masyarakat Jawa Timur,” ucapnya.
Jazilul mengatakan, bahwa, PKB belum mengukur kekuatan mantan Ketua PWNU Jatim Marzuki Mustamar di Pilkada Jatim. Adapun PKB sebenarnya sempat terbuka mengusung Marzuki Mustamar dan Tri Rismaharini (Risma).
“Belum diukur sih, belum mengukur melalui survei. Tapi setidaknya kalau kita membangun koalisi tentu dengan figur yang diterima oleh parpol koalisi dan diyakini bisa menang,” ucap Jazilul sebagaimana dikutip kompas.com.
Menanggapi pernyataan Jazilul, Gus Yusuf menyebutnya sah-sah saja. Tetapi, sebagai warga nahdliyin, itu menunjukkan keringnya pemahaman politik keummatan. “Kalau mau fair, mau jujur, tidak demi gengsi, maka, PKB lebih wajib mendukung Bu Khofifah. Bukankah Bu Khofifah ini sosok yang pernah membesarkan PKB?” tegasnya.
Tetapi, lanjutnya, semua itu kembali kepada politisi PKB. Apakah mereka memilih kebingunan mencarikan lawan (Khofifah), atau sibuk justru mendukung Bu Khofifah demi pembanguan Jawa Timur.
“Bu Khofifah itu sudah menjadi bagian penting dalam perjuangan politik nahdliyin. Hasil survey menunjukkan warga Jatim lebih suka dipimpin beliau. Masak yang begini ini tidak paham,” tanyanya.
Masih menurut Gus Yusuf, sejumlah pondok pesantren di Jawa Timur yang, telah ia sowani, juga sudah mewanti-wanti segera melakukan konsolidasi. “Tidak perlu memperhatikan manuver-manuver politik partai. Apalagi, faktanya lebih dari cukup dukungan Parpol untuk pasangan Khofifa-Emil. Mulai pekan ini, BaGuS turba ke seluruh pesantren di Jatim,” pungkasnya. (mky)