MALANG I duta.co – Penugasan DPP Partai Golkar kepada Dwi Indrotito Cahyono sebagai bakal calon Bupati Malang mendapat sambutan hangat dari sejumlah kalangan. Bukan hanya dari pelaku usaha papan atas, pencalonan Tito, panggilan akrab Dwi Indro Tito, juga mendapat apresisasi dari akademisi, pelaku UMKM, tokoh desa hingga rakyat biasa.

Apresiasi yang berdatangan itu dinilai merupakan buah kerja sosial Tito jauh sebelum berencana maju sebagai Bakal Calon Bupati. Lebih lebih, sejak ditugaskan Partai Golkar, Tito bersama tim kecilnya, terus melakukan konsolidasi dengan seluruh tokoh dan warga Malang Raya.

“Nyaris tiada hari tanpa sapa warga. Dari pagi, siang, sore, bahkan sampai tengah malam” kata Dwi Indrotito Cahyono kepada wartawan, Minggu (21/7 2024).

Padatnya aktifitas tersebut berlangsung sudah sejak menerima penugasan dari DPP Partai Golkar beberapa bulan lalu. Hanya saja, belakangan terakhir ini, intensitas dan kualitas kegiatan sapa warga tersebut lebih ditingkatkan.

Karena terlalu banyaknya permintaan warga, akhirnya Tito membagi tugas dengan tim yang sudah dipercaya untuk ikut membantu dirinya menemui sapa warga tersebut. “Kalau melihat sisa waktunya, dan untuk hasil komunikasi yang maksimal, memang harus dibagi. Semakin banyak kami menemui warga, semakin banyak pula aspirasi yang perlu diperjuangkan,” kata Dwi Indro Tito.

Menurutnya, selain untuk membangun komunikasi, sapa warga dengan para tokoh tersebut juga dimaksudkan untuk menjaring persoalan masyarakat dan menampung aspirasinya.

“Ini penting dilakukan, karena sejak awal diberi tugas, tidak ada niat lain dalam diri saya kecuali ingin mengabdi dengan setulus hati,” tegas Alumnus Fakultas Hukum Unibraw Malang ini.

Meski terdengar idealis, tapi Tito akan membuktikan komitmennya tersebut tanpa menunggu sampai dia terpilih menjadi Bupati.
Sambil sosialisasi program dan menjaring aspirasi warga, masyarakat diminta melihat rekam jejaknya, jauh sebelum dirinya menjadi seperti saat ini.

“Dunia ini memang luas, tapi menjadi terlihat sempit ketika transformasi digital tak lagi terhindarkan. Semua orang, lebih-lebih anak muda, para milenial, bisa melacak rekamm jejak sesorang kapan saja,” tegas Ketua DPC Gerakan Nasional Anti Narkotika Malang Raya ini.

Bukan bermaksud takabur, tapi Tito mempersilahkan siapa saja untuk tracking aktifitas sosial dan prestasi dirinya selama masih menjadi aktifis mahasiswa hingga hari ini.

Ketika masih mahasiswa, pasca lengsernya mantan Presiden Soeharto, ribuan masyarakat di pesisir Malang Selatan sudah menjadi saksi kepedulian Tito.

Saat itu, Bacabup yang kini menjadi salah satu pendekar hukum di Malang ini menjadi Sekjen Forum Mahasiswa Hukum Peduli Keadilan ( FORMA-PK ).

“Situasi saat itu, jarang orang berani menyuarakan keadilan. Tapi, alhamdulillah, saya dan kawan kawan diberi keberanian Alloh dan dilindungi sampai hari ini,” katanya.

“Saya yakin pesan orang tua, kalau kita sungguh sungguh punya niat baik, tulus, untuk membantu orang lain, Alloh pasti akan memberi jalan,” imbuh Tito sembari meletakkan telapak tangan kanan ke dadanya.

Ari Firmanti, warga Desa Permanu Kecamatan Pakisaji menjadi saksi betapa kepedulian Tito kepada masyarakat kecil sangat tinggi.

Pada saat tertimpa masalah dan harus menjalani hukuman penjara, Titolah yang membantu kebutuhan hidup beserta kedua anaknya.

Tiap menjenguk di tahanan, Tito, lanjut Ari juga selalu memberikan uang untuk kebutuhannya.

“Saya menjadi saksi lahir dan batin. Bahwa Pak Tito itu benar benar orang baik. Belasan tahun saya dibantu. Membiayai dua anak saya dari SD sampai lulus SMA,” kata Ari sembari menarik nafas panjang mengingat masalah yang pernah menimpanya belsan tahun lalu itu.

Bukan hanya kepada Ari dan kedua anaknya, Tito juga memberikan bantuan setiap bulan kepada Sulistianah, Ibunda Ari Firmanti yang kini sudah genap berusia 71 tahun.

“Tiap bulan saya juga dibantu Pak Tito nak. Kalau telat sedikit gitu sudah saya wa. “Pak sudah lewat tanggalnya ” kata Sulistianah menirukan pesan Whatsup nya kepada Tito.

“Inggih Bu. Ditunggu ya. Ini masih belum ada uangnya, sabar,” balas Tito melalui pesan Whatsup seprti ditirukan Sulistianah.

Tidak berselang lama, Tito, kata Sulistianah biasanya langsung mengirimkan bukti transfer. Dan bantuan itu, diberikan setiap bulan selama belasan tahun. Sampai hari iini, bantuan itu tetap masih berlangsung.

“Sampai kapanpun saya tidak bisa melupakan budi baik Pak Tito. Membantu saya, anak saya, membiayai dan mencukupi kebutuhan cucu-cucu saya sejak masih SD sampai lulus SMA. Masih dibantu,” kata Sulistianah dengan suara tinggi.

Salah satu tokoh yang juga pelaku UMKM, Minin, warga Dusun Curah Ampel Desa Ampeldento Kecamatan Pakis juga menjadi saksi ketulusan Tito kepada warga di desanya.

Selama 15 tahun mengenal Tito, belum pernah sekalipun suami Herdia Kumalawati tersebut membuat kecewa dia dan warganya.

“Lillahi ta’ala saya ngmong ya. Dan Ga slamet kalau omongan ini ngga bener. Pak Tito itu bener bener orang baik, ga tegoan, suka tersenyuh dengan penderitaan oramg lain. Bukan hanya kepad saya, lepada semua saudara dan keluarga saya juga sangat baik ,” beber Minin.

Pemilik usaha aluminum kaca ini menambahkan, hampir semua warga di Desanya mengenal baik siapa Tito. Tiap kali ada hajatan untuk uri uri budaya, Tito tanpa diminta selalu memberikan bantuan.

“Saya kenal pertama Pak Tito dulu pas usaha kecil.kecilan. Pas mau pulang, tiba tiba ninggali uang. Saya kembalikan nggak mau. Malah pulang dan mendoakan semoga usaha saya bisa besar. Dan alhamdulillah, sampai sekarang lancar, seperti doa Pak Tito,” cerita Minin.

“Kami semua tidak bisa membalas budi. Sampai kami mendengar Pak Tito katanya jadi calon bupati. Akhirnya baru saya telp beliaunya. Setelah saya telp itu, beberapa hari kemudian dia datang naik motor,” ujarnya.

Bagi, Minin, sikap Tito yang tidak mau memberi kabar sebagai Bacabup itu cukup menggambarkan karakter nya sebagai orang yang bijak.

“Mungkin kalau orang lain, sudah minta minta dibantu pencalonannya. Tapi, Pak Tito tidak melakukan itu. Malah saya mendengar dari orang lain,” kata Minin menegaskan.

Sejak saat itulah, akhirnya tanpa diperintah, warga secara suka rela tergerak untuk membantu Tito.

“Tadi malam, saya bersama warga juga ikut memsang baliho Pak Tito,” pungkasnya. (zi)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry