Operator SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya sibuk mengatur jalannya program Field  Trip Study Activities (FISA) yang digelar virtual, Senin, 5 April 2021. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Bagi siswa yang duduk di bangku SMA sederajad, mengenal kehidupan kampus penting dilakukan sejak awal. Sehingga siswa bisa menentukan arah sesuai bakat dan minat untuk menempuh pendidikan di perguruan tinggi.

Hal itu yang dilakukan SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Surabaya. Sekolah unggulan itu menggelar program Field  Trip Study Activities (FISA) bagi para siswa kelas X secara virtual Senin (5/4/2021).

Kegiatan tahunan ini, kedua kalinya digelar secara virtual karena pandemi Covid-19. Sebelumnya siswa Smamda selalu melakukan kunjungan ke lembaga pendidikan tinggi yang dituju.

Kunjungan virtual ini ke empat lembaga, tiga ke pendidikan tinggi dan satu ke pasar modal atau bursa efek. Kampus yang dikunjungi itu adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya (ITS), Universitas Diponegoro (Undip) Semarang dan Institut Pertanian Bogor (IPB).

Secara bergilir masing-masing lembaga memaparkan tentang keunggulan kampusnya. Serta berbagai program studi yang ada di kampus itu. Juga syarat yang harus dipenuhi agar bisa menjadi bagian dari kampus negeri yang banyak diburu lulusan SMA sederajad itu.

Bahkan, alumni Smamda Surabaya yang kebetulan menempuh pendidikan di kampus yang dikunjungi juga dihadirkan untuk memberikan motivasi kepada para adik kelasnya.

Kepala Smamda Surabaya, Astajab mengatakan FISA ini sebagai sebuah langkah untuk mengakomodir bakat dan minat siswa Smamda saat memasuki perguruan tinggi negeri dengan mengenal terlebih dulu kampus-kampus negeri unggulan.

“Sehingga nantinya mereka bisa berpikir, kira-kira ke kampus mana dan jurusan apa cocoknya. Dari sana mereka akan memacu diri untuk terus meningkatkan prestasinya,” ujar Astajab.

FISA kali ini diikuti 388 siswa kelas X ditambah 14 wali kelas dan 25 orang panitia. “Tapi untuk siswa kami bagi. Ketika waktunya kunjungan ke Undip hanya diikuti siswa IPS dan bahasa. Sedangkan saat kunjungan ke IPB hanya diikuti siswa IPA. Sementara kunjungan ke ITS dan bursa efek diikuti semua siswa,” jelas Astajab.

Untuk sementara FISA ini diikuti kampus-kampus negeri yang ada di Pulau Jawa. Walau sebenarnya, Smamda sendiri sudah menjalin komunikasi dengan berbagai kampus negeri di seluruh Indonesia. “Kita lakukan bertahap, bergantian,” ujarnya.

Hendra Jovianto dari Bursa Efek Indonesia menjelaskan kepada para siswa tentang investasi di pasar modal. Serta juga memberikan pencerahan tentang pasar saham baik yang konvensional maupun syariah.

“Investasi berbeda dengan menabung. Kalai investasi itu untuk keuntungan, sementara untuk menabung hanya untuk menyimpan uang kita,” kata Hendra. end/ril