KUNJUNGAN: Kepala Dinas PUPR Drs. H. Karna Suswandi bersama Fahrur Razi Kepala Bidang Sarpras Perkebunan dan pertanian pemprov Aceh (duta.co/haryono)

BONDOWOSO| duta.co -Setelah HIPPA Sido Makmur meraih Juara 1 Nasional lomba OP Irigasi Partisipasif P3A Tahun  2017 bukan hanya mengharumkan Bondowoso. Juga memantik kabupaten lain dari berbagai daerah menjadikan BRK (Bondowoso Republik Kopi) kiblat sekaligus tempat menimba begitu banyak ilmu untuk memberikan layanan irigasi yang baik.

Kepala Dinas PUPR Kabupaten Bondowoso Karna Suswandi mengatakan, kedatangan kabupaten / kota lain ke Bondowoso ini bukan hanya melihat secara faktual sistem irigasi. Bahkan mereka juga melakukan pelatihan irigasi di Bondowoso.

“Kedatangan mereka Ini adalah sesuatu yang sangat membahagiakan bagi kita. Karena kita dijadikan rujukan sistem irigasi nasional dengan bukti bahwa kita selalu didatangi baik dari luar jawa maupaun dari Provinsi Jawa Timur sendiri,” ujarnya.

Terbukti dalam beberapa bulan saja sudah ada dua kabupaten / kota dari luar Pulau Jawa dan empat kabupaten di sekitar Jawa Timur yang datang ke kota penghasil kopi ini untuk belajar langsung  irigasi yang kemudian akan diaplikasikan di kabupaten masing-masing. Diantaranya, Kabupaten Maros (Sulawesi Selatan), Jembrana (Bali), Kabupaten Bojonegoro, Probolinggo, Pasuruan, serta Lumajang.

Dan yang terbaru ini ada Kabupaten Biren dan Pidijaya dari Provinsi Nangroe Aceh Darusalam yang datang berkunjung untuk mengadopsi teknologi P3A dan GP3A Hippa Sido Makmur. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Kepala Dinas PUPR Bondowoso, Karna Suswandi, di Pendopo Desa Cindogo, Kecamatan Tapen, Selasa (12/12) kemarin.

Sementara Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian dan Perkebunan Provinsi Aceh, Fahrur Razi mengatakan, kedatangannya untuk mengadopsi teknologi di Bondowoso agar nantinya bisa direalisasikan di kabupaten Biren dan Pidijaya. Terlebih, OP irigasi di Kabupaten Bondowoso ini menjadi pemenang lomba P3A tingkat nasional.

“Maka kami ingin melihat bagaimana faktualnya di lapangannya karena kami butuh banyak belajar ke Kabupaten Bondowoso untuk di ketuk tularkan ke pemprov aceh,” ujarnya.

Ia pun mengaku sangat senang dengan sambutan hangat dari Hippa Sido Makmur dibawah naungan PUPR. Menurutnya, mereka cukup partisipatif dalam saling silang informasi sistem irigasi.

Selain itu, Karna Suswandi juga memaparkan tentang berbagai inovasi yang telah dilakukan pengurus Hippa Sido Makmur sehingga bisa menjadi Juara 1 dalam lomba OP Irigasi Partisipasif P3A tahun  2017. Diantaranya yakni, Inovasi Gema Pildasi (Gerakan Masyarakat Peduli Lingkungan dan Irigasi).

Menurutnya Gema Pildasi ini dicanangkan di Hippa Sido Makmur sebagai upaya dari Pemkab untuk melibatkan masyarakat di dalam pengolahan irigasi. Sehingga masyarakat bukan hanya sebagai pengguna air, tapi juga terlibat langsung  untuk terus menjaga ketersediaan air.

“Caranya dengan melakukan penanaman di daerah saluran irigasi. Sekaligus juga memelihara kebersihan di jaringan irigasi itu, kalau alirannya bersih maka jalur airnya juga akan deras maka cakupannya aliran irigasi juga akan bertambah,” Imbuhnya

Disamping itu juga , penanaman pepohonan di sekitar saluran irigasi dimaksudkan agar  ketersediaan air itu tetap sesuai dengan volume yang diinginkan atau tidak berkurang. Karena kata Karna, semakin lama debit air akan terus berkurang.

“Karena kalau ini tak diantisipasi tentu kita akan kekurangan debit air dan persoalannya nanti ketahanan pangan kita akan berkurang, sehingga kedepan tidak lagi surplus akan tapi menjadi impor. Alhamdulillah Bondowoso sampai sekarang masih surplus beras,” jelasnya.

Maka dengan begitu lanjut Karna, inovasi inilah yang menjadi pembeda dari berbagai kabupaten yang ada, sehingga kita disini bisa menjadi peringkat 1 dalam lomba P3A tingkat Nasional. (yon)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry