TANGGUH : Suasana pembukaan Rakernas BNPB di Bali Nusa Dua Convention Center (duta.co/dok. BPBD Kota Kediri) 

KEDIRI | duta.co -Demi mewujudkan penanggulangan bencana agar lebih berkualitas, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) dibuka hari ini, Rabu (21/2) di Bali.
Acara dibuka Kepala BNPB, Willem Rampangilei, sesuai jadwal akan dihadiri Presiden Republik Indonesia dan sejumlah menteri kabinet akan memberi paparan.
Dijelaskan Kepala Pelaksana (Kalaks) BPBD Kota Kediri, Drs. Syamsul Bahri, MM, pada Rakernas tahun ini mengambil tema BNPB- BPBD Bekerja Untuk Rakyat. Sangat diharapkan agar konsolidasi dan koordinasi yang sudah berjalan baik selama ini untuk ditingkatkan lagi serta kita semua bekerja untuk rakyat.
“Bahwa rakyatlah yg harus pertama dan utama dilayani,” jelas Syamsul Bahri mengutip sambutan Kepala BNPB.
Adapun peserta, terdiri dari BPBD Daerah, relawan nasional, PMI, perwakilan relawan PBB serta organisasi kemasyarakatan lainnya.
Diterangkan Kalaks BPBD Kota Kediri, sesuai arahan Kepala BNPB, bahwa keberadaan badan penanggulangan bencana perlu dikekankan pada beberapa aspek manfaat sebesar – besarnya untuk rakyat. Dengan pandangan tersebut, diharapkan masyarakat khususnya warga Kota Kediri tahu, negara dalam hal ini pemerintah daerah selalu hadir di tengah rakyat dalam penanggulangan bencana.
“Rakyat menjadi titik fokus dalam perencanaan kegiatan penanggulangan bencana dan selalu berupaya memberikan yang terbaik untuk rakyat,” jelas Syamsul Bahri.
Mengutip pandangan kedua Willem Rampangilei, bahwa badan penanggulangan bencana jangan terpaku pada proses, namun kemudian lalai pada hasil akhir.
“Sesuai pandangan kedua Kepala BNPB, bahwa kedua institusi tersebut perlu memfokuskan pada kegiatan prioritas dapat memberikan dampak besar dan dikerjakan secara totalitas dan tuntas,” jelasnya.
Semua ini, jelas Syamsul Bahri karena keterbatasan anggaran bencana. Adapun pandangan ketiga, bahwa BNPB dan BPBD berpegang pada emergency mindset dan pantang terhadap business as usual. Hal tersebut dilatarbelakangi bahwa BNPB dan BPBD merupakan institusi yang dinamis dan harus siap setiap saat, siap dari sisi organisasi dan siap dari sisi individu.
Pandangan keempat dijelaskan organisasi yang berbasis sistem dan teknologi, Kepala BNPB, menyampaikan bahwa teknologi dan inovasi dibutuhkan untuk mengubah cara bekerja dan menjadikan hal tersebut sebagai kekuatan dalam penanggulangan bencana. Sistem dan teknologi yang dibangun harus mampu untuk menembus ego sektoral dan mendorong kinerja organisasi.
Menutup arahan kepada para peserta Rakernas, Willem juga menekankan pada aspek sumber daya manusia yang terpilih, terdidik dan terlatih. Menurutnya, penguatan sumber daya manusia merupakan pilar utama BNPB dan BPBD dan harus menjadi prioritas.
“Sehubungan dengan sumber daya manusia tersebut, BNPB sedang merencanakan untuk membentuk suatu akedemi yang bertujuan untuk memberikan solusi strategis dan jangka Panjang untuk membangun sumber daya manusia yang tangguh dan profesional,” jelas Syamsul Bahri mengutip pernyataan Kepala BNPB, Willem Rampangile . (nng)

 

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry