Proses pembuatan tahu Nigarin di Lapas Kelas I Surabaya, Senin (20/10/25). (FT/LOETFI)

SIDOARJO | duta.co – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Surabaya (Latubaya), Jl. Pemasyarakatan Nomor 1, Macan Mati, Kebonagung, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, terus berinovasi dalam pengembangan program pembinaan kemandirian warga binaan.

Melalui kegiatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Bimbingan Kerja, warga binaan dilatih menghasilkan berbagai produk bernilai ekonomi seperti Tahu Nigarin, Es Batu Kristal, Asbak Kayu, dan Kursi Taman/Cafe.

Kalapas Kelas I Surabaya, Sohibur Rachman, kepada duta.co, Senin (20/10/25), mengatakan bahwa produk UMKM dari Latubaya berupa Tahu Nigarin adalah jenis tahu organik yang dibuat tanpa cuka dan bahan kimia, melainkan menggunakan nigarin sari air laut dengan kandungan mineral tinggi seperti magnesium dan kalium sebagai penggumpal alami.

“Tahu ini diklaim lebih sehat karena kandungan mineralnya yang lebih tinggi dan diproses secara lebih ramah lingkungan dengan limbah yang bisa diolah lebih lanjut,” ungkap Kalapas.

“Produksi dalam satu hari mencapai 100 bungkus. Untuk bahan baku dari kedelai organik impor, dan seluruhnya tanpa menggunakan tambahan bahan kimia,” tuturnya.

“Hasil produksi tahu nigarin diambil oleh pihak ketiga yang menjadi langganan tetap dan dipasarkan di salah satu rumah sakit di Surabaya,” pungkas Sohibur Rachman.

Salah satu warga binaan pembuat tahu, Hakim, mengaku senang mendapat kesempatan belajar keterampilan tersebut. “Di sini kami diajari pembuatan tahu, dan Alhamdulillah sudah bisa produksi,” ujarnya.

Senada dengan itu, Kasie Bimbingan Kerja, Aman Nurdin Nawawi,kepada duta.co menambahkan bahwa pekerja tahu nigarin berasal dari empat orang warga binaan.

“Harga jual ecer Rp10.000 per bungkus, dan untuk pengambilan partai besar Rp8.000 per bungkus,” terangnya singkat.

Selain tahu nigarin, Latubaya juga menggandeng pihak ketiga, CV. Cipta Anugerah, dalam pelatihan dan produksi Es Batu Kristal di dalam lapas. Kegiatan ini melibatkan empat warga binaan yang telah mendapatkan pelatihan sebagai bekal keterampilan pasca-bebas.

Produksi harian mencapai sekitar 100 bungkus berisi 5 kilogram. Sebanyak 90 bungkus digunakan untuk kebutuhan kantin dalam lapas, sementara sisanya dipasarkan ke luar melalui mitra kerja dengan harga jual Rp10.000 per bungkus.

Bidang kegiatan kerja Latubaya juga memproduksi asbak kayu dan kursi taman/cafe berbahan kayu serta besi. Kegiatan ini melibatkan delapan warga binaan yang telah melewati asesmen keahlian.

“Asbak dijual seharga Rp25.000 per buah, sedangkan kursi taman dijual sesuai pesanan dengan harga satu set Rp.350.000 sampai Rp.500.000 per set” tambah Aman.

Melalui berbagai kegiatan produktif ini, Lapas Kelas I Surabaya berupaya membekali warga binaan dengan keterampilan wirausaha sebagai bekal setelah bebas nanti. (loe)

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry