Kepala Wilayah Jawa Timur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Cita Mellisa sata media gathering di Surabaya, Selasa (21/10/2025) sore. DUTA/ist

SURABAYA | duta.co – Bursa Efek Indonesia (BEI) mengakui semakin selektif memilih perusahaan untuk go public. Itu dilakukan agar perusahaan itu berkualitas dengan kinerja yang cemerlang.

Kepala Wilayah Jawa Timur PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Cita Mellisa sata media gathering di Surabaya, Selasa (21/10/2025) sore. “Tidak lagi bebas melenggang di bursa. Karena kami tidak ingin asal-asalan saja,” kata Cita.

Karenanya BEI sangat hati-hati dan memeriksa secara detil laporan keuangan dan kinerja perusahaan. “Kalau kinerja kurang bagus ya kami tidak rekom untuk jadi perusahaan terbuka, termasuk perusahaan yang berasal dari Jawa Timur,” ungkapnya.

Hingga saat ini di Jawa Timur baru ada 56 perusahaan tercatat. Tidak mengalami kenaikan secara signifikan. “Karena kita memang mulai selektif,” tukasnya.

Salah satu yang baru saja melantai di bursa adalah PT Merdeka Copper Gold Tbk. Perusahaan tambang emas asal Banyuwangi itu resmi melepas sahamnya di BEI pada September lalu. “Ini salah satu perusahaan yang sudah terseleksi dan memang layak melantai,” katanya.

MDKA Terapkan ESG

PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) hadir sebagai salah satu perusahaan tambang nasional yang mengusung prinsip berkelanjutan.  Head of Corporate Communication  Merdeka Group Tom Malik mengatakan, melalui anak usahanya seperti PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS), Merdeka Group mengelola tambang emas, tembaga, nikel, serta fasilitas pengolahan mineral bernilai tambah.

“Pertambangan bukan sekadar menggali sumber daya, tetapi juga bagaimana kita menjaga bumi dan menciptakan nilai untuk generasi mendatang,” ujar Tom Malik.

Tom menyebut, hingga kini Merdeka Group mengelola sumber daya yang luar biasa. Yakni, 36,4 juta ons emas, 8,5 juta ton tembaga, 13,8 juta ton nikel, dan 1 juta ton kobalt. “Angka-angka itu bukan hanya mencerminkan skala bisnis, namun juga tanggung jawab besar terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar tambang,” ungkapnya.

Tom menjelaskan, era transisi energi menempatkan industri tambang dalam peran yang sangat strategis. Mineral seperti nikel, tembaga, dan kobalt adalah tulang punggung kendaraan listrik (EV) dan teknologi energi bersih.
“Sebuah mobil listrik, misalnya, membutuhkan hingga enam kali lebih banyak mineral dibanding mobil konvensional. Artinya, tanpa pertambangan yang bertanggung jawab, mimpi dunia menuju ekonomi hijau takkan terwujud,” jelasnya.

Namun, Tom mengakui harus menghadapi tantangan besar. Menurutnya, saat ini, 81 persen listrik Indonesia masih bersumber dari bahan bakar fosil. “Maka, perubahan menuju energi bersih memerlukan ekosistem lengkap. Mulai dari bahan baku, teknologi, hingga tata kelola lingkungan yang kuat,” terangnya.
Tom menegaskan, Merdeka Group menjadi pelopor penerapan prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) di industri tambang Indonesia. Sejak 2018, MDKA secara konsisten menerbitkan Laporan Keberlanjutan (Sustainability Report) yang memuat dampak dan kinerja lingkungan, sosial, dan tata kelola perusahaan.
Komitmen itu berbuah pengakuan internasional. Merdeka meraih peringkat MSCI ESG ‘A’, satu-satunya perusahaan tambang logam terdiversifikasi Indonesia yang mencapai level ini.

“Merdeka juga berada di peringkat pertama nasional dalam Risiko ESG Sustainalytics, serta termasuk dalam indeks ESG Sector Leaders IDX KEHATI dan ESG Quality 45 IDX KEHATI di Bursa Efek Indonesia,” tegasnya.

Selain itu, Merdeka juga menerima peringkat ‘B’ dari CDP (Carbon Disclosure Project) untuk pelaporan pada 2024, sebuah pencapaian yang menegaskan keseriusan perusahaan terhadap transparansi dan akuntabilitas keberlanjutan.

Bagi Merdeka Group, keberlanjutan bukan sekadar kewajiban regulasi, namun bagian dari budaya perusahaan. Nilai-nilai keselamatan, tanggung jawab, dan inklusi menjadi fondasi setiap langkah.

“Komitmen terhadap keberlanjutan membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang isu lingkungan dan sosial, kebijakan yang nyata, serta pelaporan yang transparan. Kami ingin tumbuh bersama masyarakat, tanpa meninggalkan bumi yang memberi kehidupan,” pungkasnya. ril/lis

Bagaimana reaksi anda?
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry