JAKARTA | duta.co – Pengamat politik Islam, khususnya Timur Tengah, Yon Machmudi, PhD, Rabu (9/10/24) dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI (Universitas Indonesia) di Balai Sidang Kampus UI, Depok.

Lelaki asal Jombang ini, dalam paparan pengukuhannya membedah masalah perang Gaza. Pidatonya bertajuk ‘Satu Tahun Perang di Gaza: Refleksi Sejarah Pendudukan Israel di Paslestina’. Ia dikukuhkan bersamaan dengan Profesor Mahjus Ekananda yang akan mengupas masalah perekonomian global.

Dzuriyah (Bani) Aryo ini sering mengingatkan pentingnya mengelola dengan baik sebuah politik identitas agar tidak menghambat laju pertumbuhan demokrasi di Indonesia.

Sehingga politik identitas tidak menambah ruwetnya masalah. Menurutnya tidak selamanya politik identitas itu bersifat negatif atau destruktif. Tinggal sejauh mana kita mampu mengaturnya dengan baik.

Soal politik identitas, menurut putra ragil almaghfurlah KH Yasien Manshur, itu merupakan salah satu realitas yang ada di Indonesia, yang keberadaannya tidak dapat ditolak oleh siapa pun.

“Oleh karena itu, politik identitas harus dikelola dengan baik, sehingga tidak menghambat laju pertumbuhan demokrasi di Indonesia,” tegas Kepala Program Studi Pascasarjana Kajian Timur Tengah Universitas Indonesia (UI) tersebut.

Meski diakui, politik identitas yang terjadi di Indonesia selama ini cenderung melampaui batas dan digunakan sebagai alat kepentingan politik praktis sehingga terlepas nilai-nilai demokratis. Sejak lahir manusia telah memiliki identitas. Identitas itu kemudian terus berkembang dan berkumpul menjadi satu, kemudian membentuk identitas baru yang lebih kuat dan besar.

“Identitas adalah penanda keragaman, sehingga identitas yang beragam tersebut harus dikelola, bukan sebaliknya dimonopoli oleh pihak tertentu,” kata Prof Yon dalam diskusi yang dihadiri para mahasiswa Indonesia di Kanada kala itu.

Begitu juga soal ribut-ribut (polemik) nasab belakangan ini. Suami Ning Soraya Dimyathi dari Pesantren Darul Ulum, Rejoso Jombang itu mengingatkan agar umat Islam tidak menghabiskan energinya untuk hal-hal yang tidak penting.

“Hari ini kita saksikan betapa kebencian sudah mewarnai pro-kontra nasab Ba’alawi, apakah sambung sampai Kanjeng Nabi Muhammad saw atau tidak? Apa urgensinya? Jangan ikutan mencaci-maki orang lain,” demikian pesannya ketika Haul Bani Aryo di Kediri, Jawa Timur. (mky)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry