BPBD, BBWS, Forkopimcam dan Kepala Desa serta masyarakat adakan sosialisasi dan simulasi pelaksanaan RTD di Desa Gondang Lor Kecamatan Sugio beberapa waktu lalu. (DUTA.CO/Ardy)

LAMONGAN | duta.co – Sinergitas Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan Gelar Posko Sosialisasi dan Simulasi Pelaksanaan Rencana Tindak Darurat (RTD) bendungan Gondang status abnormal.

Kegiatan Sosialisasi dan Simulasi Pelaksanaan RTD yang diadakan di Desa Gondang Lor Kecamatan Sugio Minggu lalu, dihadiri langsung Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Daerah (Pusda) Jatim, kepala BBWS, kepala UPB, Dinas PUSDA Lamongan, BPBD, Camat dan Kepala Desa serta Masyarakat setempat.

Pelaksanaan Posko Sosialisasi dan Simulasi RTD tersebut dilakukan untuk mengantisipasi apabila ditemukan gejala yang merugikan oleh petugas pemeliharaan bendungan Gondang, maka petugas harus segera melaporkan kejadian tersebut pada sekretariat UPB.

Melakukan praktik pengukuran atau pemantauan, melaporkan hasil pantauan ke koordinator lapangan, melaporkan hasil pemantauan ke sekretariat UPB, dari status Waspada, Siaga, dan Awas.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lamongan, Suprapto melalui Sekertaris BPBD Ahmad Zaini mengatakan, apabila bendungan Gondang telah naik menjadi status Awas, pihaknya meminta agar kades setempat untuk mengevakuasi seluruh penduduk yang tersisa di zona 1 dan 2 untuk segera mengungsi.

“Untuk warga di zona 1 seperti Dusun Gondang yang masih belum mengungsi, agar secepatnya menuju tempat pengungsian yang berada di SDN Deket Agung, jangan tinggalkan anak-anak dan orang tua serta ibu hamil, setiap kepala keluarga agar bertanggung jawab atas keberadaan anggota keluarga lainnya, serta mengikuti instruksi petugas evakuasi,” kata Ahmad Zaini di ruangan kerjanya Selasa (13/11/2018).

Zaini mengungkapkan, saat bendungan Gondang benar-benar runtuh, maka semua penduduk harus telah berada di lokasi pengungsian. Sehingga diharapkan tidak ada korban jiwa, setelah beberapa hari ketika banjir sudah surut maka BBWS Bengawan Solo memberitahukan bahwa bendungan sudah tidak mengeluarkan air dalam jumlah banyak lagi, dan di hilir air juga sudah surut dan tidak membahayakan lagi, maka Bupati Lamongan mengeluarkan pernyataan status darurat berakhir.

“Simulasi ini dilakukan untuk memberikan pelatihan kepada petugas dan masyarakat dan juga rekaman dari simulasi ini dapat dipakai sebagai bahan pemahaman bagi petugas yang saat ini tidak mengikuti kegiatan simulasi ini, rekaman simulasi juga dapat dipakai sebagai media sosialisasi ke masyarakat yang terkena dampak,” jelasnya.

Ia berharap, bencana ini tidak akan terjadi, namun sebagai manusia yang memiliki keterbatasan maka perlu dilakukan tindak antisipasi, sehingga ketika bencana benar-benar terjadi, baik petugas maupun penduduk telah memahami tugas dan tanggung jawab masing-masing.

“Untuk itulah marilah kita semua baik petugas maupun penduduk bersama bahu membahu ikut melakukan kegiatan untuk melestarikan lingkungan waduk dan sekitarnya, sehingga bendungan dapat berfungsi dengan baik sesuai yang direncanakan,” tuturnya.

Zaini Menambahkan, apabila terjadi gempa atau sabotase yang mengakibatkan kerusakan berat yang dimungkinkan terjadi keruntuhan bendungan tiba-tiba, maka tata cara RTD ini diabaikan, dan status bendungan dalam kondisi awas. Maka dari itu, diharapkan dengan mandiri masyarakat harus mengungsi ke daerah lain. (ard)

Express Your Reaction
Like
Love
Haha
Wow
Sad
Angry