
SURABAYA | duta.co – Human Metapneumovirus (HMPV) merupakan virus pernapasan yang dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan atas dan bawah. Virus ini kerap menyerang kelompok rentan, seperti anak-anak, lansia, serta individu dengan sistem imun yang lemah. Gejalanya beragam, mulai dari pilek dan batuk hingga komplikasi serius seperti bronkitis atau pneumonia. Meski belum sepopuler RSV (Respiratory Syncytial Virus) atau influenza, HMPV tetap memiliki dampak signifikan terhadap kesehatan masyarakat.
Dalam beberapa minggu terakhir, lonjakan kasus HMPV menjadi perhatian di China, terutama pada pasien anak-anak dan lansia yang membutuhkan perawatan intensif. Hal ini memicu kekhawatiran akan kemungkinan penyebaran yang lebih luas, termasuk di Indonesia.
Balai Besar Kekarantinaan Kesehatan (BBKK) Surabaya, yang sebelumnya dikenal sebagai Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas I Surabaya, telah memperketat pengawasan di pintu masuk negara, seperti bandara, pelabuhan, dan pos lintas batas. Kepala BBKK Surabaya, Prof. Dr. Rosidi Roslan, S.IP., SKM., S.H., MPH., MH., memastikan bahwa langkah antisipasi sudah dilakukan dengan menempatkan tenaga profesional untuk screening kesehatan di Bandara Juanda.
“Sampai saat ini, belum ditemukan kasus HMPV di pintu masuk seperti Bandara Juanda. Kami melakukan screening suhu tubuh menggunakan scanner, memantau gejala seperti batuk dan demam, serta bekerja sama dengan rumah sakit jika ditemukan kasus yang membutuhkan penanganan lebih lanjut,” jelas Prof. Rosidi, Selasa (7/1/2025).
Menurutnya, setiap pelaku perjalanan dengan suhu tubuh di atas 38°C akan diperiksa lebih lanjut. Jika ditemukan gejala mencurigakan, sampel akan diambil dan dilakukan notifikasi ke dinas kesehatan setempat untuk tindak lanjut.

Prof. Rosidi menambahkan, pihaknya telah melakukan berbagai upaya untuk mencegah penyebaran HMPV. Di antaranya adalah:
• Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD): Petugas di bandara diwajibkan memakai masker dan sarung tangan selama memantau pelaku perjalanan luar negeri.
• Sosialisasi: Memberikan edukasi kepada petugas bandara dan masyarakat tentang pentingnya menggunakan masker, menjaga jarak, dan menghindari kontak langsung dengan penderita.
• Kolaborasi: Menjalin koordinasi dengan instansi terkait, termasuk Dinas Kesehatan, untuk memastikan kesiapsiagaan jika ada kasus yang terdeteksi.
“Virus ini menular melalui kontak langsung, udara, atau permukaan yang terkontaminasi. Kelompok rentan, seperti anak di bawah 5 tahun dan lansia di atas 65 tahun, harus lebih berhati-hati agar tidak tertular,” ujar Prof. Rosidi.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kebersihan diri, menghindari kerumunan, dan segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala flu yang berkepanjangan.
Dengan langkah-langkah antisipasi tersebut, BBKK Surabaya berharap dapat mencegah penyebaran HMPV dan menjaga kesehatan masyarakat di wilayah Jawa Timur. (gal)